★ 07.

1.9K 230 25
                                    

Rindou menatap dalam istrinya yang masih diperiksa oleh dokter kebanggaan keluarganya dengan penuh khawatir apa terjadi nanti.

"nadinya hampir tersayat, karna sudah banyak darah terkuras makanya nona langsung tak sadarkan diri." Ucap dr. Mitsuya pada Rindou yang menatap istrinya terus menerus.

Sambil menatap sang istri, namun ia mendengar apa yang dokter jelaskan padanya. jantungnya hampir berhenti berdetak namun lega.

"lalu bagaimana supaya istriku baik baik saja?" Tanya Rindou pada dr. Mitsuya lemas.

"biarkan ia istirahat sejenak beberapa minggu kedepan, dan kau sebagai suaminya harus menjaga istrimu supaya tetap bersih badan seluruhnya." Jelas dr. Mitsuya pada Rindou, tampak Rindou mengernyit.

"saya harus?"

Dr. Mitsuya menganggukkan kepalanya kemudian memberikan beberapa obat resep pada Rindou untuk [Name] yang masih berbaring di ranjang.

"pill ini campurkan pada air hangat, kemudian usapkan pada lengan yang tersayat. harus dengan hati hati karena itu sakit dan perih."

"kemudian pill yang ini campurkan pada makanannya jika ia sudah sadar, terkandung obat pereda sakit bagian tubuh dalam. jadi jika sudah sadar tolong berikan bubur, karna nona belum bisa memakan nasi" Jelas Dr. Mitsuya panjang lebar menjelaskan beberapa resep pill yang ia kasih pada Rindou.

"y-ya terimakasih.." Ujar Rindou kemudian menyimpan obat itu pada meja disamping ranjang.

"kalau terjadi apa apa pada nona tolong langsung kabarin saya ya, biar saya yang menanganinya." Ucap dr. Mitsuya sebelum pergi dari rumah.

Rindou menatap dr. Mitsuya yang sudah menjauh sana, kemudian tatapan Rindou beralih pada [Name] yang masih merapatkan matanya dan tubuhnya yang lemas.

"kau membuatku pusing, kenapa?" Ucap Rindou pada [Name] yang berbaring diranjang, tanpa sadar air matanya keluar dari kelopak mata dengan perlahan.

"ah sialan!" Geram Rindou pada istrinya yang memasang wajah polos yang berbaring disana, Rindou mendekatkan wajahnya pada wajah [Name].

Rindou terus menatap wajah [Name] sampai pada bibirnya, kemudian perlahan bibir Rindou mendekat pada bibir istrinya yang pucat.

Bibir keduanya saling bersentuhan, Rindou melumatnya dan mengisap bibir pucat itu dengan lembut. sensasi hangat mulai menyelimuti Rindou.

"who would have thought i love you so much?" Ucap Rindou usai melepaskan tautan bibirnya pada bibir [Name].

Rindou tersenyum, kemudian ia mengusap wajah istrinya dengan lembut dan mengecup pipi dan tangan milik [Name].

‡ ‡ ‡

Rindou yang baru saja sampai dikantor langsung disambut oleh Grace yang sudah berada diruangannya dengan senyuman manisnya.

"morning sayang, kamu kenapa ga temenin aku dirumah sakit?" Ucap Grace manja sambil mengusap tangan kekar milik Rindou.

"bagaimana? sudah baik baik saja?" Alih Rindou malah menanyakan kondisi Grace.

"ish, kamu ga liat apa? aku udah baik baik aja." Kesal Grace pada Rindou yang mengalihkan pertanyaannya.

Rindou mulai duduk ditempat duduknya dan melepas rangkulan Grace yang melilit tangan Rindou membuatnya risih.

"syukur kalau baik baik saja."

"emang ya istri kamu yang ga tau diri itu, masa berani mukul aku didepan kamu? kurang ajar banget." Celetuk Grace kesal pada [Name] dan menjelekkannya membuat Rindou menahan amarahnya.

"sekarang mending kamu keluar, aku sibuk bakal ada proyek baru. jangan buat makin pusing" Usir Rindou pada Grace membuat Grace semakin kesal.

"ish sayang, kamu kapan ceraiin dia?!" Antusias Grace menanyakan kapan Rindou menceraikan [Name] membuat pria itu mengeraskan rahangnya.

"keluar."

"sa-"

"KELUAR!" Bentak Rindou pada Grace sangat besar membuat Grace tersentak kaget dengan apa yang didengar olehnya.

"k-kamu be-bentak aku?" Lirih Grace sambil mengeluarkan air matanya, kemudian ia berlari keluar ruangan Rindou karena takut dengan tatapan Rindou.

"huh sialan." Celetuk Rindou sambil memijat pelipisnya yang terasa pusing dan emosi tertahan disana.







Pada pukul 18.20 Rindou memutuskan untuk pulang cepat karna harus memandikan [Name] yang masih koma dirumahnya.

Sehabis Rindou mandi, ia langsung bergegas kekamar [Name] dan melihat istrinya yang masih berbaring diranjang dengan wajah pucatnya.

"waktunya mandi, sayang." Ucap Rindou yang gemas sendiri dengan apa yang ia lakukan sekarang.

Rindou membukakan baju [Name] dan dalamannya, kemudian memeras kain dengan air hangat dan mulai mengusap kain tersebut pada bagian tubuh istrinya.

Sehabis memandikan [Name] ia langsung memakaikan baju yang sudah diambil dilemari, dan memungut baju kotor pada tempatnya dikamar.

"cah, sudah."

Rindou mencampurkan pill pada air hangat dan mulai membalut tangan [Name] yang tersayat dengan perlahan, karna super hati hatinya akhirnya selesai.

Tampak sayatan ditangannya mulai menutup kembali, Rindou tersenyum lega melihatnya karna ia bisa melakukannya sesuai instruksi dokter.

Sehabis membereskan semuanya yang telah dipakai, Rindou merasakan badannya tampak lelah dan memutuskan untuk berbaring sebentar disamping [Name].

Sebelum memejamkan matanya, Rindou mengecup pipi dan bibir istrinya dengan lembut kemudian memejamkan matanya perlahan.

BRAKKKK!

Rindou tersentak kaget dan langsung menutupi telinga [Name] walaupun sudah terdengar olehnya mungkin.

"OH GINI KENAPA KAMU CUEKIN AKU SEHARIAN?!" Teriak Grace sekerasnya dengan air mata yang sudah terluncur deras.

Rindou langsung turun dari ranjang dan membawa Grace jauh dari kamar istrinya supaya tidak menganggu [Name].

"apa yang kau lakukan disini?"

"pergokin kamu yang berduaan sama jalang itu!" Pekik Grace pada Rindou.

Rindou langsung menampar pipi mulus milik Grace karena mendengar kata jalang untuk menjelekkan istrinya sendiri.

"yang jalang itu kamu, berani sekali mengatakan itu pada istri sahku?" Tekan Rindou setiap katanya sambil mencekam dagu Grace erat.

"selama ini aku sabar mendengar ocehan busukmu mengenai istriku, tapi kali ini dan saat istriku koma kau tak berhak mengatakan itu padanya." Ucap Rindou menekan dengan nada bergemetar dan mengeratkan cekamannya pada dagu Grace.

Rindou menghempaskan tubuh Grace dan langsung mendorongnya keluar dari rumahnya, kemudian menutup pintu rumah dengan keras.

Grace makin menangis menjadi menjadi didepan rumah Rindou, ia terus mengetuk pintu itu dengan tangisan membuat Rindou makin emosi memuncak.

"PERGI!" Usir Rindou pada Grace sambil menendang pintu dengan kuat.

Rindou menatap Grace yang mulai pergi dari rumahnya dari jendela, dan berjalan menuju kamar istrinya dengan wajah memerah.

Melihat [Name] yang masih berbaring diranjang membuat Rindou makin sesak, ia menundukkan kepalanya dan menggenggam tangan milik istrinya.

"tolong sadar.." Lirih Rindou sangat pelan sambil mengusap tangan milik [Name] dengan lembut.


★ ★ ★
Finish!

𝐄𝐍𝐃 𝐖𝐄𝐋𝐋? ♪ RINDOU HAITANI X READERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang