didalam mansion yang telah lama tidak digunakan dalam organisasi, akhirnya hari ini bungsu haitani memakainya demi menyelamatkan pernikahannya.
"tuan, semua telah dibersihkan dan telah diisi oleh alat alat yang akan dipakai." ucap asisten yang menjaga mansion tersebut sambil menyerahkan semua kunci kamar kamar yang terlarang.
"terimakasih, gaji bulan dan tahunanmu akan kukirim lewat rekening." balas rindou santai dan mengambil semua kunci itu satu persatu.
"anda sangat menyayangi istri anda, saya sudah memang tebak jika grace ada niatan untuk membuat itu semua hancur." ujar asisten mansion itu dengan pelan.
"tentu saja, aku memang bodoh selama ini. dia ingin denganku karna harta dan fasilitas yang aku berikan padanya" jawab rindou yang menyahuti asistennya.
"jikalau boleh tau, kenapa sampai sekarang anda terusan berhubungan dengannya? bahkan anda sudah mengetahui semuanya kan?" sahut asisten itu dengan tanya tanya.
rindou tampak menghembuskan nafasnya secara pelan dan kemudian membuat wajahnya kembali datar.
"aku cuma ingin badannya, aku bahkan tidak sadar jika aku menghamili wanita itu. dan aku juga sudah dapat kabar jika grace tidak benar benar hamil."
"bukannya itu baik baik saja? aku bisa memakainya dengan lebih hati hati lagi." lanjut rindou dengan seringai.
asisten tersebut yang mendengar itu terdiam ditempat, kemudian ia mengangguk paham atas apa yang ia dengar dari atasannya.
"anda benar, tuan." jawabnya.
rindou tampak mengangguk singkat, kemudian menyuruh asistennya untuk membereskan pekerjaan yang belum selesai di dalam mansion.
asisten itu mengikuti apa perintah dari atasannya dengan bersungguh-sungguh, ia kagum dengan rindou yang masih brengsek seperti dulu.
‡ ‡ ‡
rindou keluar dari mobilnya, kemudian berjalan menuju rumahnya usai memarkirkan mobilnya dibagasi.
"aku pulang." sahut rindou sambil menutup pintu rumah perlahan.
tidak ada jawaban.
rindou berpikir jika istrinya tertidur karena kecapekan, jadi ia langsung membuka sepatu kerjanya dan langsung menuju kamar yang berada diatas.
rindou yang melihat semuanya rapih dan bersih hanya tersenyum tipis lalu melanjutkan kakinya berjalan menuju kamar.
Deg!
rindou yang masih melihat dari pintu kamar yang terbuka sedikit, ia melihat jika istrinya sedang memakai pakaian didepan cermin.
rindou meneguk ludahnya susah payah dan menahan diri untuk tidak melakukan itu lagi pada istrinya, dihati yang paling dalam ia hanya merindukan tubuh grace.
Ceklek...
[name] melihat rindou yang masuk kedalam kamar dengan wajah kusut seperti stress dengan pekerjaannya.
"ah kamu udah pulang." umpat [name] kemudian menghampiri rindou dan membantunya membukakan dasi.
rindou menatap wajah milik [name] yang sangat dekat itu, jantungnya dan hatinya berdebar dengan tempo yang sama.
"kamu baik baik aja? nah, sekarang mandi dulu. aku udah siapin air hangat." ucap [name] sambil tersenyum, kemudian membawa jas rindou menuju tempat pakaian kotor yang ada.
rindou mengangguk, ia mengambil handuk kecil untuk pinggangnya kemudian memasuki kamar mandi.
[name] yang mengangkat pakaian kotor menuju tempat cuci yang berada dibawah, ia meletakkan tempat itu.
[name] memeriksa semua pakaian kotor itu supaya tidak ada yang kecuci mesin cuci, ia merasakan ada sesuatu didalam jas milik rindou.
tanpa ragu dan bimbang ia langsung mengambil sesuatu itu didalam jas milik suaminya itu.
"lho? kunci ini buat apa?" ucap [name] bingung dengan apa yang ia pegang ditangannya.
matanya yang tajam itu melihat kearah tulisan yang berada disamping kunci, ada tertulis nama nama yang berjenis ruangan.
01 ruangan merah.
02 ruangan hitam.
03 ruangan kematian.melihat tulisan yang berada dikunci nomor 3 membuat [name] melotot, ia menelan salivanya dengan pelan.
"apa ini.." umpat [name] bergedik ngeri.
‡ ‡ ‡
rindou yang sedang memainkan ponselnya merasa risih dengan istrinya yang menatapnya dengan tatapan lekat.
"kenapa? ada yang salah?" ucap rindou tampak ngeri dengan wanita disampingnya.
[name] menggeleng.
"jangan ngeliatin aku segitunya." ujar rindou kemudian mengambil bantal untuk menutupi wajahnya.
[name] terus terusan berpikir dengan apa yang dimaksud oleh kunci kunci itu, dan yang paling parahnya yaitu nama nama yang ada dikunci tersebut.
"mm.. aku-"
rindou langsung menoleh.
"apa sayang?" tanya rindou dengan lembut, sialnya [name] malah luluh dan berniat untuk mengurungkan niatnya.
"ah gapapa"
rindou menaikkan alisnya bingung, kemudian mengecup langsung bibir ranum milik [name] lalu tersenyum.
keesokan harinya, seperti biasa rindou berangkat kerja dan berpamitan dengan istrinya yang telah menyiapkan seluruh kebutuhannya.
"aku berangkat, kalo ada apa apa jangan lupa kabarin aku. paham?" ujar rindou.
[name] mengangguk.
"iya paham, kamu hati hati dijalan." jawab [name] kemudian tersenyum tipis.
rindou melambaikan tangannya dan membawa mobil itu keluar dari bagasi.
45 menit diperjalanan menuju mansion, rindou membuka jasnya dan menganti baju yang bebas.
sesampainya pada mansion, terdapat ran juga disana dengan beberapa penjaga lainnya yang telah ditugaskan masing masing.
"kau juga kesini, kak?" tanya rindou sambil membawa jasnya.
"tentu saja, bajumu telah kusiapkan dikamar." jawab ran kemudian meninggalkan rindou disana, ia masih mengecek seluruh mansion.
rindou mengangguk kemudian berjalan menuju kamar yang ada didalam mansion tersebut, ternyata memang ada.
tanpa berkata apa-apa rindou langsung memakai baju yang telah disiapkan oleh ran kakaknya.
setelah itu rindou kembali menghampiri kakaknya yang berada dibawah.
"kau membutuhkan grace, bukan?" tanya ran langsung saat melihat rindou turun dari anak tangga.
rindou mengangguk.
ran tertawa sekilas kemudian mengasih sebuah kunci pada rindou, dan rindou menerimanya dengan baik.
"pakailah dia sebanyak banyaknya, kalo udah puas buang aja." ucap ran santai kemudian memasukkan tangannya pada saku celananya.
rindou tersenyum senang kemudian mengangguk paham dengan apa ran bilang.
"terimakasih, kak." ucap rindou.
ran menganggukkan kepalanya.
tanpa aba aba lagi rindou langsung menuju kamar sesuai angka dikunci tersebut, saat membuka pintu kamar tersebut terlihat grace yang tanpa busana apapun itu.
"ah so sexy!" senang rindou melihat itu, ia menutup pintu kamarnya kemudian menghampiri grace yang menangis itu.
"m-maafin aku udah ber-berbohong sa-sama kamu.." lirih grace seperti kekurangan air minum, suara serak dan rambut berantakan.
"kau tau kan, manusia yang paling kubenci? ya orang berbohong seperti dirimu." tekanan rindou kemudian menampar pipi milik grace.
plak!
"m-maaf.." lirih mohon grace sangat lirih.
★ ★ ★
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄𝐍𝐃 𝐖𝐄𝐋𝐋? ♪ RINDOU HAITANI X READERS!
FanfictionMenikah, namun memiliki hidup masing masing. Begitu banyak peraturan saat menikah, tidak mengusik kepribadian masing masing. Entah sampai kapan rumah tangga ini berakhir? - N. Sampai pacarku memutuskan semuanya. - Rindou. @ihacoxy © pinterest.