★ 09.

1.7K 234 55
                                    

Knock.. Knock..

"iya masuk." Sahut [Name] dari kamarnya yang sedang menyusun pakaian pada kopernya.

Rindou langsung masuk sambil membawa makanan yang sudah datang saat dipesan online tadi, kemudian meletakkannya dinakas samping ranjang milik istrinya.

"lagi ngapain?" Tanya Rindou sambil melihat istrinya sedang membereskan baju bajunya, ia belum sadar jika [Name] memasukkan baju baju tersebut pada koper.

"punya mata kan? lihat dong lagi ngapain." Celetuk [Name] sedikit kesal dengan Rindou dan terus sibuk pada baju bajunya.

Rindou mendiamkan dirinya sejenak melihat istrinya, kemudian melihat lebih teliti lagi dan baru sadar jika istrinya memasukkan pakaian pada kopernya.

"apa ini? kok masukin baju kesini?!" Ucap Rindou dengan nada tinggi akibat kesalnya saat melihat itu.

"sementara waktu aku mau keluar dari rumah, aku sama sekali tidak mau melihat pemandangan yang menjijikkan disini. paham apa yang aku maksud?"

"apa apaan? kenapa membuat keputusan tanpa sepengetahuan aku?!" Tegas Rindou yang mulai panik mendengar apa yang [Name] bilang.

"sudah, urus dirimu sendiri. aku bisa mengurus diriku sendiri, aku tidak akan merepotkan dirimu lagi" Ucap [Name] lalu tersenyum lebar pada Rindou.

Deg!

Rindou melihat senyuman seperti ada sesuatu didalamnya, membuatnya terdiam ditempat saat melihat senyuman manis itu yang terpaksa.

Perlahan [Name] menarik kopernya keluar dari kamar dan menuju keluar dari rumah tersebut, Tampak Rindou masih mendiamkan dirinya dikamar istrinya.

Saat [Name] sudah keluar, Rindou mulai menyadari jika istrinya akan pergi untuk sementara akibat ulahnya. ia langsung bergegas menyusul [Name].

"hentikan!" Teriak Rindou keras dan menahan tangan istrinya dengan erat, [Name] merasakan perih ditangannya.

"ap-"

PLAKKK!

Rindou mendaratkan tangan besarnya pada pipi mulus milik [Name] sehingga ia terduduk dilantai dengan bekas cap tangan milik Rindou.

[Name] membelalakkan matanya terkejut dengan apa yang barusan Rindou lakukan padanya, ini pertama kalinya ia main fisik terhadap dirinya.

"m-maaf, aku sudah tak tahan dengan semua apa yang kau pikirkan. kau selalu egois dan mementingkan dirimu sendiri, aku muak!" Ujar Rindou dengan nada bergetar sambil menjelaskan, dan sesekali ia menatap tangannya sendiri yang baru saja menampar istrinya.

[Name] berusaha bangkit dari duduknya dan menatap kedua mata milik Rindou dengan tatapan dingin, kemudian memegang pipinya sendiri yang baru saja ditampar oleh Rindou.

"iya aku egois, kau melakukan yang benar kok. keputusanku sudah tepat bahwa aku harus bercerai denganmu, Rindou." Ucap [Name] pada Rindou dan menarik kopernya lagi kemudian menjauh dari kediaman Rindou.

Rindou menatap istrinya yang sudah pergi dari sana, masih terdengar dengan apa yang istrinya bilang bahwa ia akan menceraikan dirinya.

"a-apa.." Gumam Rindou merasa bersalah sambil menatap tangan besarnya dengan tatapan ketir.




‡ ‡ ‡



Dengan [Name] yang masih duduk ditaman didepan komplek rumah milik Rindou, ia masih mencoba menerima kenyataan bahwa Rindou sudah menamparnya.

"ini sakit.." Gumam [Name] lirih sambil memegang pipinya yang terasa perih didalamnya.

"siapa yang membuatmu seperti ini?" Sahut seseorang dari samping membuat [Name] langsung menoleh untuk melihat siapa yang disampingnya.

Deg!

"k-kau?!"

"kita ketemu lagi, dengan saya Ran Haitani."







Pada akhirnya [Name] menceritakan semuanya pada Ran apa yang terjadi dengannya dan rumah tangganya, karena Ran ini juga sudah menjadi kakak ipar.

"ahh, anak itu selalu saja membuat masalah." Celetuk Ran lemah karna memang Rindou sumber masalah.

"aku akan mengurus semuanya sendiri kak, dengan semua Rindou lakukan padaku aku sudah ikhlas. dan tinggal waktunya aku pergi kan?" Ucap [Name] pelan karna tak enak dengan kakak iparnya yang sebagai kakak dari suaminya.

"cerai dengan Rindou, lalu menikahlah denganku." Sahut Ran dengan cepat kemudian tersenyum.

"m-maksudnya?" Gugup [Name] karna terkejut dengan apa yang dimaksud oleh Ran.

"walau kau milik adikku, tapi kau akan mendapatkan lebih dari adikku." Ucap Ran lembut.

"berarti.. kau lebih brengsek darinya?" Jawab [Name] hati hati pada Ran dan sang empu tertawa.

Ran melihat wajah polos milik adik iparnya membuatnya gemas, ia langsung mencubit gemas pipi milik [Name] dengan geram.

"aku akan memberikan yang lebih dari Rindou, aku tidak akan brengsek sepertinya. bagaimana bisa aku menyia-nyiakan wanita secantik dirimu?" Ujar Ran terdengar seperti gombalan maut.

"aku tak bisa.. apa kau gila?" Celetuk [Name] pelan pada Ran, kemudian Ran menghela nafasnya.

"kau yakin tidak ingin mencoba dengan sulung haitani yang satu ini? aku berjanji membuatmu bahagia.." Ucap Ran lembut dan sekilas mengelus rambut milik [Name] dari belakang.

★ ★ ★
Finish!
Woa, Ran dateng dateng sesat ya 🏃🏻‍♀️
Segini dulu sayang, see u next week mybe? 🤔

𝐄𝐍𝐃 𝐖𝐄𝐋𝐋? ♪ RINDOU HAITANI X READERS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang