Junkyu sampai di depan sebuah rumah yang lumayan besar. Ingatkan dia ini masih jam 8 pagi, tapi dia sudah bertamu. Untungnya dia tidak ada jadwal kuliah hari ini, dan bisa membuat dirinya dan Haruto mengunjungi pengadilan untuk mencari putusan yang Inkracht.
Junkyu bisa melihat Haruto berjalan menuju dirinya saat Junkyu mengabarkan dia sudah di depan rumah laki - laki tersebut.
"gua berasa gak sopan jemput lo di depan gini" ucap Junkyu.
"gpp, kita harus buru - buru sebelum terjebak macet, kalau lo isi berkunjung ke dalam, dijamin bakalan lama, bunda gua bakalan lama ngobrol" ucap Haruto yang mengambil alih kemudi.
Bukan tanpa alasan Junkyu menjemput Haruto, Junkyu tidak ingin belajar kelompok dirumahnya yang sepi, ditambah dia tidak akur dengan adiknya. Cukup sampai Haruto tau sisi dia yang lain, jangan sampai tau isi keluarganya yang bisa dikatakan sangat tidak harmonis.
Kenapa mereka tidak memilih untuk belajar diluar? Alasannya cukup simple, karna mereka males ribet bawa banyak buku dan lebih enak kalau dirumah salah satu dari mereka.
Haruto memberikan Junkyu sandwich dan susu kotak. Junkyu mengernyit bingung.
"gua gak tau lo udah sarapan apa belum, tapi bunda gua nitipin ini, soalnya kita berangkat pagi - pagi, dia takut temen gua belum sarapan" jelas Haruto menjawab kerutan Junkyu.
Junkyu diam - diam hatinya menghangat, bukan karna Haruto, tapi ternyata masih ada sosok seorang ibu yang sangat perhatian seperti ini.
"thanks" ucap Junkyu sambil membuka plastik sandwich.
Haruto melirik sebentar Junkyu yang memulai sarapannya. Junkyu mode pagi sepertinya tidak banyak bicara. Cukup hening perjalanan mereka.
"Kira - kira selesai dalam sehari gak sih?" tanya Junkyu sambil mengunyah yang membuat Haruto menoleh sekilas.
"telen dulu baru ngomong" ucap Haruto sambil membersihkan sisa saos yang berada di sudut bibir Junkyu.
Junkyu terdiam melihat Haruto seperhatian ini. Junkyu buru - buru menelan makanannya.
"udah gua telan, jadi menurut lo, kita bisa nyelesaiinya dalam sehari gak?" tanya Junkyu.
"kalau enggak bisa, dilanjut masing - masing nanti, paling lagi dikit, pelan - pelan aja Kyu, otak lo perlu istirahat gua rasa" jawab Haruto.
Junkyu mendengus.
Haruto gemas sendiri melihat Junkyu yang sedang meminum susunya, kalau seperti ini, dia tidak terlihat seperti Junkyu yang ketus dan sesuka hatinya.
"jangan liatin gua kayak gitu, nanti lo jatuh cinta, lo yang repot" ucap Junkyu.
Haruto terbahak, dia kembali mengendarai mobilnya saat lampu lalu lintas berubah menjadi hijau.
"jangan kepedean" ucap Haruto.
Tidak buruk juga perbincangan mereka dipagi ini. Cukup membuat mood mereka terjaga.
.
.
.Junkyu dan Haruto akhirnya bisa pulang dari pengadilan setelah cukup lama mereka disana untuk meminjam putusan. Tidak sembarangan kasus yang bisa diberikan oleh pengadilan untuk dijadikan tugas anak mahasiswa.
Sekarang Junkyu sudah masuk ke dalam pekarangan rumah Haruto. Sepanjang dia memandang, tanaman - tanaman dipekarangan rumah ini membuat Junkyu merasa sejuk. Belum lagi bunga - bunga yang indah bermekaran menambah kesan cantik dipekarangan rumah Haruto.
"ayo turun, nanti lo masih bisa nikmatin tanaman - tanaman dan bunga bunda kok" ucap Haruto.
Junkyu hanya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T (END)
FanfictionDisaat semua tuntutan dan ekspektasi ada dibahu kita..