Haruto duduk bersama Winter diruang tunggu. Junkyu baru saja selesai ditangani dan dokter bilang bahwa Junkyu kelelahan, kekurangan cairan dan gizi. Jadi untuk sementara Junkyu harus dirawat dulu di rumah sakit sampai keadaannya jauh membaik.
Haruto bertemu dengan Winter, disaat gadis tersebut masuk ke dalam rumah sehabis latihan basket dan melihat Haruto yang menggendong Junkyu dengan panik.
Winter sudah menghubungi mama papanya, tapi jawaban mengecewakan datang dari mereka berdua.
Papanya sedang sibuk menangani kasus yang akan dibawa ke persidangan besok. Sedangkan mamanya sedang sibuk bertemu dengan clien penting.
Haruto tidak habis pikir, apakah pekerjaan mereka itu lebih penting dibandingkan putra mereka? Ayahnya saja tidak sampai hati meninggalkan anak - anaknya bahkan bundanya sesibuk apapun dia.
Pantas saja Junkyu jadi keras kepada dirinya sendiri, kedua orangtuanya sama batunya seperti Junkyu.
"Kak.. Lo pacarnya kak Junkyu kan?" tanya Winter.
Haruto terdiam sebentar. Dia lupa kalau dirinya pacar pura - pura Junkyu.
Haruto berdeham sebentar.
"iya, kenapa?" tanya Haruto.
"kakak gua emang keras kepala, sifatnya batu banget, egois, tapi tolong jaga dia" ucap Winter.
"gua pikir hubungan lo sama Junkyu gak baik" ucap Haruto.
"emang, kakak gua berubah sejak dia menginjakkan kakinya di sekolah menengah pertama, dia jadi Ambis, dan selalu jadikan gua kambing hitam" cerita Winter.
"maksud lo?" bingung Haruto.
"dia telat sekolah, dia nyalahin gua lama bangun, padahal dia yang bangun siang, dia jatuh dari sepeda, dia nyalahin gua yang dorong dia, nilai ulangan dia jelek, dia nyalahin gua gegara ganggu dia belajar, lo pikir sendiri deh kak posisi gua, gua gak ngapa - ngapain, tapi gua kena amukan papa terus" cerita Winter.
"serius Junkyu kayak gitu?" kaget Haruto.
Winter mengangguk.
"sejak dulu dia patuh sama semua kata - kata mama dan papa, dia gak berani melawan, bahkan dia tidak berani dimarahin, jadi dia selalu lari dari kesalahan yang dia buat dengan mengorbankan orang lain, dan gua udah cukup muak dengan hal itu"
Winter menghela nafasnya pelan.
"tapi mau gimana juga dia tetap kakak gua kak, gua gak bisa membenci dia sepenuhnya, apalagi setelah melihat dia memberontak beberapa bulan terakhir, gua sadar, dia sudah terlanjur tertekan.. Puncaknya saat dia ingin dijodohkan kak, dia benar - benar tidak terima, gua pikir kenapa dia kayak gitu, ternyata dia segitu cintanya sama kakak sampai berani mengambil tindakan melawan papa, tapi gua gak habis pikir, kenapa dia harus menantang papa dengan hal gilanya ini" lanjut Winter.
Haruto terdiam, tidak tau harus merespon bagaimana. Andaikan Winter tau kalau Junkyu memang benar - benar tidak ingin dijodohkan bukan karna dia mencintai Haruto, tapi karna dia memang sudah ingin lepas dari kekangan papanya.
"Win.. Gua sama Junkyu itu cuma--" ucapan Haruto terhenti disaat dia bisa melihat mama dan papa Junkyu berjalan mendekati mereka berdua.
Plaak
Haruto terkejut melihat papa Junkyu menampar Winter.
"kamu kemana aja sampai gak bisa jagain kakak kamu?!" marah Sean.
"kak Junkyu udah gede, ngapain harus dijagain 24 jam" ucap Winter.
"kakak kamu bakalan ikut lomba, kalau dia sakit sekarang, gimana lombanya hah?!" marah Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T (END)
FanfictionDisaat semua tuntutan dan ekspektasi ada dibahu kita..