Malam ini sedikit berbeda dari malam - malam sebelumnya. Dimana Junkyu menginap di rumah Haruto. Bukan apa - apa, hanya saja Bunda Irene memaksa Junkyu untuk menginap, dengan alasan agar bunda Irene tidak kesepian malam ini. Memiliki suami dengan jabatan Hakim Agung, membuat Irene terkadang harus tidur sendiri karna suaminya lembur untuk urusan pekerjaannya.
Haruto yang menyadari Junkyu belum tidur, hanya bisa menatap punggung pujaan hatinya.
"aku tau kau sedang memandangiku"
Ucapan Junkyu membuat Haruto terkejut. Bagaimana Junkyu tau?
"aku tentu saja merasa seseorang terus melihat kearahku, itu sedikit mengganggu"
Seperti bisa membaca pikiran Haruto, Junkyu mengucapkan kata - kata itu sambil membalikkan badannya menghadap Haruto.
"kenapa belum tidur? Apa kehadiranku mengganggumu?" tanya Junkyu lembut sambil memeluk salah satu guling milik Haruto.
Haruto menggeleng pelan.
"tentu saja kau tidak mengganggu Kyu, hanya saja aku takut kau tidak nyaman tidur denganku, berbagi ranjang yang sama" jawab Haruto.
Junkyu terkekeh pelan.
"aku nyaman - nyaman saja, hanya saja.."
Ucapan Junkyu menggantung dan membuat Haruto menaikkan sebelah alisnya. Penasaran.
"hanya saja kenapa Kyu?" tanya Haruto.
"hanya saja, aku tidak enak hati dengan bunda, bunda menaruh harapan besar kepadaku atau lebih tepatnya kepada hubungan kita Haru.. Apa kita tidak keterlaluan berbohong di depan bunda? Aku hanya tidak ingin bunda kecewa dengan kenyataan kita hanya sekedar pura - pura menjadi sepasang kekasih"
Haruto bisa melihat sorot mata Junkyu menunjukkan ketakutan. Haruto mengelus pelan rambut Junkyu dan menatap tepat dimanik mata Junkyu.
"mungkin memang kita keterlaluan berbohong di depan bunda dan yang lainnya, tapi Kyu.. Aku tidak pernah melihat bunda sebahagia tadi saat dia bersamamu.. Mungkin perasaan kita masih abu - abu, tapi tidak ada salahnya kan kita mencoba untuk menjadi pasangan sungguhan?"
Junkyu terkejut dengan pernyataan Haruto. Dia mengedip - ngedipkan matanya karna masih mencerna ucapan Haruto.
"kau tadi ingin apa?" tanya Junkyu memastikan.
"aku ingin kita mencoba menjadi pasangan sungguhan, benar - benar sepasang kekasih Kyu.. Jangan dipotong dulu.." ucap Haruto disaat Junkyu hendak mengeluarkan pendapatnya.
"aku tau kau pasti akan bilang, bahwa kita tidak saling memiliki perasaan apapun, tapi kalau kita tidak pernah mencoba, bukankah kita tidak akan pernah tau hasilnya? Untuk sekarang, jujur saja, aku merasa nyaman di dekatmu, merasa apapun pembahasan kita, kita tidak pernah ada kata kehabisan topik.. Aku percaya cinta dan kasih sayang akan tumbuh seiring berjalannya waktu.. Jadi maukah kau untuk mencoba berpacaran sungguhan denganku Kyu?"
Junkyu menatap mata Haruto, dan mencari kebohongan atau kejahilan yang dibuat Haruto. Nihil. Junkyu hanya bisa melihat kesungguhan dikedua manik mata Haruto.
"apa kau yakin Haru? Kau tau bukan aku seperti apa? Aku sangat keras kepala, dan sifat perfeksionisku yang bisa membuatmu pusing, apa kau yakin ingin aku menjadi kekasihmu?"
"aku yakin Kyu, aku mengenalmu bukan kemarin, tapi sejak kita semester 1, dan aku yakin kau itu pilihan terbaik yang Tuhan kirimkan padaku"
Hati Junkyu menghangat dibuatnya, Junkyu terharu mendengar ketulusan Haruto. Benar kata Haruto, kalau belum dicoba, apakah kita akan tau hasilnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T (END)
FanfictionDisaat semua tuntutan dan ekspektasi ada dibahu kita..