Junkyu duduk bersebelahan dengan Haruto ditaman belakang rumahnya. Mereka berdiam cukup lama sambil melihat langit yang dihiasi bintang.
"papa lo gak seburuk yang gua kira Kyu" ucap Haruto.
Junkyu berdecih.
"mana mungkin dia menunjukkan dirinya sendiri di depan anak dari relasi pentingnya" ucap Junkyu.
Haruto mengusap pelan rambut Junkyu.
"lo gak akur sama Winter ya?" tanya Haruto.
Junkyu mengangguk.
"dulu gua sama Winter tuh beneran dekat banget, dia beneran bergantung sama gua, karna gua kakaknya, tapi sekarang gua sama dia tiap ketemu pasti berantem terus" cerita Junkyu.
"gua dulu sama Kak Yuta gitu juga kok" ucap Haruto.
Junkyu menoleh kearah Haruto.
"tapi yang gua liat gak gitu" ucap Junkyu sambil cemberut.
"sekarang yaa enggak, kan udah pada gede, kalau dulu tuh gua selalu iri, karna kakak gua dibiarin ngelakuin hal yang dia suka, sedangkan gua enggak, tapi setelah gua dikasi tau sama kak Yuta, gua tuh cuma perlu waktu untuk itu.. Gua masih dijaga karna gua masih kecil, sedangkan kakak gua udah besar, jadi pelan - pelan gua ngerti sendiri maksud dia" cerita Haruto.
"tapi disini posisinya Winter yang selalu dibebasin sama pilihan dia, sedangkan gua gak" ucap Junkyu.
"sebenarnya Winterpun pasti sering debat sama papa dan mama lo, dia hanya ingin mengikuti apa passion dia, dan lo.. Karna sejak kecil lo udah di doktrin anak sulung laki - laki, harus menjadi kuat, jadi lo enggan buat menolak keinginan mama dan papa lo sejak kecil.. Gua bukan sok tau yaa, tapi gua pernah denger cerita ini dari Kak Yuta, karna dia ngerasain hal itu.. Untungnya ayah sama bunda gak pernah maksa dia"
"lo beruntung lahir dikeluarga seperti itu To" lirih Junkyu.
Haruto menggenggam tangan Junkyu. Junkyu menoleh kearah Haruto.
"maksud kedua orangtua lo pasti baik, mungkin cara mereka yang salah, coba lo ngobrol dari hati ke hati sama mereka, siapa tau mereka bisa ngerti posisi lo" ucap Haruto.
Junkyu hanya mengangguk saja. Walaupun dalam hatinya dia sudah bisa menebak kalau kedua orangtuanya tidak akan semudah itu diajak bicara dari hati ke hati.
.
.
.Sarapan pagi ini dengan formasi lengkap, tapi suasana masih terasa dingin.
"walaupun papa menerima Haruto menjadi kekasih kamu, kamu jangan kira papa gak akan lanjutin hukumanmu" ucap Sean.
"iya pa, Kyu ngerti" ucap Junkyu pelan.
"papa tetap akan perhatiin kamu yaa, kalau Haruto memberi pengaruh buruk sama kamu, papa bakalan tetap jodohin kamu sama temen papa" ucap Sean.
Junkyu meletakkan sumpitnya.
"pa.. Buruk versi papa kayak gimana sih? Aku harus jadi sesempurna apa?" tanya Junkyu dingin.
"kamu mulai melawan papa?!"
"bukan Kyu mau melawan, tapi Kyu hanya bertanya, Kyu anak papa kan? Papa sayang Kyu gak sih? Kenapa semakin dewasa, papa semakin jauh rasanya.. Keluarga ini semakin dingin dan hambar rasanya" ucap Junkyu dengan menahan tangisnya.
"kamu diajarin siapa ngomong kayak gini sama papa?" tanya mama.
"Ma.. Junkyu hanya ingin melakukan hal yang Kyu suka kayak Winter, tapi kenapa rasanya semua pergerakan Kyu terbatas? Bahkan Kyu menentukan pasangan sendiripun harus mengikuti kualifikasi kalian? Yang nanti nikah tuh mama papa apa Kyu?" kesal Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T (END)
FanfictionDisaat semua tuntutan dan ekspektasi ada dibahu kita..