Junkyu pulang dengan dijemput oleh papanya. Junkyu ingin melancarkan pemberontakannya.
Junkyu masuk ke dalam rumahnya dan langsung duduk di sofa.
"Papa, ada yang mau aku bahas sama papa" ucap Junkyu.
Sean yang tadinya ingin pergi ke ruang kerjanya menjadi urung.
"mau bahas apa?" tanya Sean.
"papa.. Aku merasa udah cukup lelah dengan semua ini, papa bisa gak kasi aku ruang untuk kebebasanku sendiri?" tanya Junkyu.
"kebebasan yang seperti apa yang kamu mau? Liar kayak anak - anak seumuran kamu? Minum? Ngerokok? Club? Tawuran? Itu yang kamu mau?!" emosi Sean.
"kenapa papa cuma liat dari sisi negatifnya? Kenapa gak papa liat dari sisi positif, aku cuma ingin menjalani masa - masa dewasaku dengan pilihanku sendiri, aku ingin jadi apa kedepannya, itu karna pilihanku sendiri, bukannya mengikuti keinginan papa, jujur aja pa, aku tidak tertarik ingin menjadi Jaksa atau pengacara kayak mama dan papa, aku lelah pa.. Lelahhh" ucap Junkyu.
"papa itu lagi mempersiapkan masa depan yang baik untuk kamu, kapan kamu ngerti sih?!" marah Sean.
"gini aja pa, gimana kalau kita buat kesepakatan? Kalau semester ini aku bisa dapat ipk 4 dan menang 2 lomba debat internasional, papa harus bebasin aku, tapi kalau aku gagal, aku akan nurutin keinginan papa" tantang Junkyu.
Sean mendengus.
"kamu yakin mau nantangin papa itu?" tanya Sean dengan nada meremehkan.
"iya pa" jawab Junkyu yakin.
"oke, papa akan liat hasil kamu semester ini" ucap Sean.
Sean hanya terkekeh kecil sambil berjalan menuju ruang kerjanya.
Junkyu mengepalkan tangannya. Dia akan buktikan pada papanya kalau dia bisa, dan dia harus mendapatkan kebebasannya itu.
.
.
.Hari demi hari Junkyu lewati dengan kegiatan dia yang super gila itu. Jihoon dan Yoshi sampai heran, semakin hari Junkyu semakin tidak waras saja.
Haruto yang memang tidak ingin ikut campur, cukup dibuat khawatir dengan perubahan tingkah Junkyu yang menurutnya melebihi Junkyu biasanya.
Terlalu ambisius, hingga tingkat egois dan emosional Junkyu ada dititik tertinggi.
Junkyu sering marah - marah, sering kesal sendiri, hingga dia sering melupakan makan siangnya.
Junkyu benar - benar mengikuti 2 lomba debat sekaligus, dan itu jaraknya cukup berdekatan. Tugas, latihan, sudah menjadi makanan Junkyu beberapa hari ini.
***
Sebulan berlalu dan Junkyu baru saja menyelesaikan satu lomba debatnya dan tentu saja kemenangan ada dipihaknya.
Mahasiswa - mahasiswa lain sudah tidak heran dengan prestasi Junkyu, mereka selalu memuji - muji Junkyu setiap kali pemuda itu lewat di depan mereka.
Ucapan Junkyu itu sosok laki - laki sempurna dan idaman semua mertua, sudah menjadi makanan sehari - hari Junkyu.
Bagaimana tidak, memiliki tampang yang diatas rata - rata, dengan prestasi segudang, dan kedua orangtua dengan pekerjaan bergengsi, tidak menutup kemungkinan Junkyu akan mengikuti jejak kedua orang tuanya.
Tapi Junkyu tidak peduli, dia mengejar kebebasannya. Mau sakit pun akan dia tempuh.
Haruto muak sudah melihat Junkyu membunuh dirinya secara perlahan.
Haruto duduk disebelah Junkyu yang sedang mengetik tugasnya diperpustakaan pusat.
"makan siang dulu Kyu" ucap Haruto sambil menaruh roti dan susu di depan Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T (END)
FanfictionDisaat semua tuntutan dan ekspektasi ada dibahu kita..