Chapter 19

339 55 45
                                    

Sudah setahun berlalu dari pemberontakan Junkyu kepada kedua orangtuanya. Walaupun mereka masih canggung dan ada hal yang mengganjal, tapi ditepis oleh diri mereka masing - masing.

Junkyu mulai belajar di fakultas pendidikan. Dia ingin mengejar cita-citanya menjadi guru. Junkyu akhirnya bisa merasakan kedamaian setiap harinya. Tidak ada paksaan untuk kursus debat, tidak ada lagi paksaan untuk mengikuti lomba - lomba, tidak ada lagi ratusan undang - undangan yang perlu dipahami oleh Junkyu.

Walaupun demikian, dirinya masih menjalin persahabatan yang baik dengan kedua temannya, Yoshi dan Jihoon. Bahkan sekarang Yoshi dan Jihoon ikut dengan Haruto dan Junkyu mengajar dikampung Nelayan.

Haruto dan Junkyu yang semakin kompak membuat siapapun merasa iri dan tidak sedikit menjuluki Haruto Junkyu adalah pasangan idaman.

Seperti janji yang pernah diucapkan Haruto setahun lalu, dia benar - benar mengajak Junkyu melakukan kencan ditempat yang menjadi wishlist Junkyu. Walaupun terkadang Junkyu memaksa untuk kencan mengikuti wishlist Haruto.

Mereka memiliki segudang cara agar kencan mereka tidak membosankan, tetap terasa santai, dan membuat mereka semakin dekat, dan tidak lupa menambah ilmu baru untuk mereka berdua.

Seperti hari ini, mereka berdua sejak pagi sudah sibuk belajar membuat perhiasan. Junkyu yang ingin membuat kalung dan Haruto yang ingin membuat cincin.

"yahh yahh kok patahhh"

Haruto melihat pekerjaan Junkyu. Dirinya tertawa kecil.

"yak, jangan tertawa" kesal Junkyu.

"yaa pelan - pelan dong sayang, kamu pakai kekuatan penuh sih pas bentuk, kan patah jadinya" ucap Haruto lembut.

Junkyu semakin mencebikkan bibirnya.

"ini aku harus ulang lagi buatnya?" tanya Junkyu dengan nada sedih.

"gapapa, aku bantuin buat" ucap Haruto.

Junkyu dan Haruto akhirnya sama - sama membuat kalung yang akan dipakai oleh Junkyu.

Setelah mereka dari pagi membuat perhiasan, kencan mereka dilanjutkan dengan agenda makan siang.

Mereka memilih kedai ramen yang katanya memiliki cita rasa bagaikan memakan ramen di Negara Jepang. Saking banyaknya pengunjung, Haruto dan Junkyu berkali - kali tidak kebagian untuk mencicipi ramen tersebut.

Tapi sepertinya dewi fortuna berpihak kepada mereka hari ini, terbukti mereka bisa merasakan ramen yang memang benar adanya terasa sangat ontentik seperti yang pernah mereka berdua rasakan saat berkunjung ke negara Jepang untuk lomba 2 tahun lalu.

Namun bedanya pada saat itu mereka masih menjadi rival dan tidak selengket sekarang.

"aku mau coba punya kamu dong Kyu" ucap Haruto.

"ayo sini buka mulutnya sayang"

Junkyu menyuapkan ramen miliknya ke mulut Haruto. Haruto mengangguk bahwa ramen ini sangat enak.

"yaa kan, pantas saja tempat ini ramai sekali, ternyata memang seenak ini"

Haruto yang masih mengunyah hanya bisa mengangguk.

"habis ini kita jalan - jalan sambil beli kue yukk" ajak Junkyu.

"ayoo, aku ada tempat kue yang enak, bunda langganan disana"

Tidak berlangsung lama mereka makan disana, karna memang tidak diijinkan oleh pelayan disana kalau sudah selesai makan tapi masih nongkrong disana. Dengan banyaknya waiting list yang ada, Haruto dan Junkyu langsung bergegas untuk membayar dan memilih ngobrolnya sambil jalan - jalan sekitar sini saja.

P E R F E C T (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang