Haruto tidak pernah merasa sebahagia hari ini. Bagaimana dia bisa melihat tawa dan senyum Junkyu yang benar - benar tulus. Melihat dengan kedua matanya sendiri, bagaimana bahagianya Junkyu bermain dengan anak - anak panti, membuat hati Haruto menghangat.
Dia pikir, Junkyu akan merasa tidak nyaman di kelilingi anak - anak disana, tapi nyatanya suara tawa Junkyu mampu menjadikan backsound paling merdu siang ini.
"kenapa senyum - senyum sendiri?" tanya Junkyu yang duduk di sebelah Haruto.
"seneng aja liat kamu tertawa kayak tadi sama anak - anak" jawab Haruto.
Junkyu terkekeh kecil.
"mereka itu lucu - lucu tau gak sih Haru" ucap Junkyu dengan ekspresi bahagianya.
Haruto tersenyum lembut mendengar ucapan Junkyu.
"iya lucu - lucu dan bebas berekspresi, mereka tidak di tuntut untuk menjadi ini itu, mereka masih memiliki impian - impian yang ingin mereka wujudkan" ucap Haruto.
Junkyu menatap kearah Haruto.
"kamu benar.. Mungkin mereka tidak sempurna karna mereka tidak memiliki orangtua seperti kita, tapi setidaknya hidup mereka saling melengkapi satu sama lain, dan menjadikan mereka jauh memiliki kehidupan yang sempurna" ucap Junkyu.
"aku bersyukur memiliki orangtua seperti ayah dan bunda, walaupun ayahku bisa dibilang berkecukupan, tapi dia tidak lupa untuk membangun panti ini dan selalu menerima anak - anak yang kehilangan orangtuanya.. Ayah membuatku belajar bagaimana kita selalu memanusiakan manusia Kyu" cerita Haruto.
Junkyu terdiam. Mungkin Tuhan selalu memiliki alasan mengapa umatnya dipertemukan. Junkyu jadi belajar banyak dengan Haruto dan juga keluarga Haruto. Dimana disaat dirinya kehilangan kasih sayang mama papanya, bahkan didikan moral seperti ini saja dia lupa kapan terakhir kali diberikan oleh kedua orangtuanya. Tapi Tuhan menghadirkan Haruto dan keluarganya yang memberikan kasih sayang dan pelajaran berharga seperti ini. Mungkin orang diluar sana akan menganggap bahwa Haruto anak yang sombong karna berasal dari latar belakang dimana ayahnya seorang Hakim Agung. Tapi nyatanya, Haruto jauh dari kata sombong.
Apa Junkyu bangga?
Tentu saja. Apalagi kalau dia juga dilibatkan dalam rutinitas Haruto yang ini. Dia sangat beruntung dipertemukan oleh Haruto.
"mau aku ajak ke tempat dimana kamu akan mengerti bahwa kita itu sangat amat beruntung memiliki keluarga yang berkecukupan?" tanya Haruto.
"tentu saja" jawab Junkyu antusias.
Haruto tersenyum.
"kalau gitu, kita pamit dulu yaa" ucap Haruto.
Junkyu mengangguk dan mengikuti langkah kaki Haruto untuk pamit.
.
.
.Setelah berkendara sekitar 2 jam, itu juga sudah termasuk membeli makan siang dan beberapa makanan siang lainnya.
Junkyu mengernyit heran, apakah mereka akan ke panti asuhan yang lainnya? Karna Haruto membeli makan siang dalam jumlah banyak.
Junkyu semakin heran, kenapa mereka berhenti di pinggir jalan.
"kenapa berhenti disini Haru?" tanya Junkyu.
"mobilku gak bisa masuk ke dalam gang sana, jadi kita jalan kaki kesana, kamu gapapa kan jalan kaki kesana Kyu?"
Junkyu menggeleng.
"gapapa kok Haru, sini aku bantu bawain makan siangnya"
Mereka berdua berjalan memasuki gang yang sempit. Junkyu bisa melihat rumah - rumah disana menempel satu sama lain. Jadi kalau kalian bicara, tetangga kalian juga bisa mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
P E R F E C T (END)
FanfictionDisaat semua tuntutan dan ekspektasi ada dibahu kita..