Chapter 14

396 55 27
                                    

Hari ini Junkyu dan Haruto datang berdua ke kampus. Tentu saja pemandangan ini menjadi tontonan banyak mahasiswa. Mereka tidak pernah mengira bahwa berita tentang kedua mahasiswa hukum yang selalu berdebat menjadi sepasang kekasih.

Haruto menggenggam tangan Junkyu, dan Junkyu yang sibuk berceloteh bagaimana paginya diawali dengan melihat Winter yang membuat sarapan roti panggang tapi hasilnya gosong.

"habis itu, tetap dimakan aja sama Winter, padahal aku udah buatin yang baru, kata dia kasian buang - buang makanan" cerita Junkyu.

"apa gak sakit perut nanti Winter makan roti gosong?"

"entahlah, anak satu itu memang sedikit bebal"

Mereka berdua memasuki kelas bersama - sama, membuat Jihoon, Yoshi, Dobby dan Jeongwoo bengong.

"kalian beneran pacaran yaa?" kaget Jeongwoo.

"kok lo nanya lagi? Lo kan yang ngasi info ke nyokap gua" dengus Haruto.

"gua kira cuma gosip doang, gara - gara Jihoon panik banget pas Junkyu masuk rumah sakit, terus bilang hubungin Haruto" cerita Jeongwoo.

"lo tau darimana gua masuk rumah sakit Hoon?" bingung Junkyu.

"ya adik lo lah yang hubungin gua, gua udah panik banget, tapi adik lo bilang kalau lo udah di temenin sama Haruto, jadi gua bisa tenang sih" ucap Jihoon.

Sekarang baik Haruto dan Junkyu paham, darimana asal gosip mereka pacaran berasal.

"kan apa gua bilang, lo berdua berantem - berantem, ujung - ujungnya pacaran" ejek Dobby.

"diem deh diem" ucap Haruto sambil mendengus.

Baik Junkyu dan Haruto sebenarnya bingung, hubungan mereka hanya sebatas pacaran pura - pura, tapi terasa nyata.

Apalagi perlakuan Haruto ke Junkyu, apakah Haruto menyimpan rasa lebih terhadap Junkyu?

.
.
.

Hari ini Haruto mengajak Junkyu untuk berkunjung kerumahnya. Haruto sudah sangat lelah direcoki bundanya perihal Junkyu kapan berkunjung kerumahnya lagi.

Junkyu masuk ke dalam rumah Haruto, dan langsung disambut dengan pelukan hangat oleh Irene. Junkyu yang mendapatkan perlakuan sehangat itu menjadi tersenyum lembut.

"halo bunda, apa kabar?"

Irene melepas pelukannya dan tersenyum hangat kearah Junkyu.

"kabar bunda baik, kamu apa kabar sayang? Kondisimu udah baik - baik aja untuk ke kampus? Maaf bunda belum sempat menjengukmu" tanya Irene sambil mengelus kepala Junkyu dengan lembut.

Hati siapa yang tidak menghangat mendapatkan perlakuan selembut ini?

"kabar Kyu baik bundaaa, bunda gak usah khawatir" jawab Junkyu.

"Haruto nih gak mau ngajak bunda buat jengukin kamu" cemberut bunda.

Junkyu terkekeh kecil.

"aku beneran gak kenapa bunda, cuma kelelahan aja" jawab Junkyu sambil memeluk Irene dengan pelan.

Irene menepuk dengan pelan lengan Junkyu.

"lain kali jangan terlalu di forsir tenaganya untuk belajar Kyu, kamu harus pikirin kesehatanmu sendiri, untuk apa juara dimana - mana tapi kamu malah sakit? Kesehatan itu mahal sayang" nasihat Irene.

Junkyu yang mendengar nasihat ini keluar bukan dari mulut mamanya menjadi terharu. Bagaimana bisa orang lain jauh lebih peduli, dibandingkan kedua orangtua kandungnya?

P E R F E C T (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang