vote dulu yuk sebelum membaca!!
Happy reading, para readers CAM kesayanganku🤗💟💗
***
Dua minggu masa liburan telah usai, semester dua sudah di depan mata. Kelas 9 kini sudah tidak ada waktu buat main-main lagi karena waktu sudah tinggal menghitung bulan lagi untuk menghadapi berbagai latihan ujian, ujian praktek, ataupun ujian sekolah.
Seza tak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Zaiden Arrafi Erlangga, anak kelas sebelah alias kelas 9F, membuatnya jatuh hati pada sosok itu. Cowok yang di bilang tidak terlalu tampan, tapi tahu cara menghargai perempuan. Itulah first impression yang Seza dapatkan dari seorang yang dia panggil Arraf.
Setiap kali bertatap mata, jantungnya berdebar begitu kencang. Apakah ini yang namanya cinta?
Namun sebisa mungkin, dia menjaga sikapnya dan memilih untuk mencintainya dalam diam sampai menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan.
Di depan kelas, usai ke ruang BK bersama dengan Ibra karena ada sebuah masalah besar. Samitha Azada, cewek pendiam dan lemot di kelas yang jarang berinteraksi dengan anak di kelas tiba-tiba di kabarkan tengah hamil tiga bulan. Dan Ayah dari anak itu adalah seorang murid SMK yang berasal tak jauh dari sekolah ini.
Semua warga kelas pun kaget, termasuk Seza. Bahkan, karena masalah itu nama kelas 9E semakin tercoreng dan benar-benar di injak-injak oleh kelas lain. Mereka menganggap kelas E adalah kelas kotor yang berisi sampah masyarakat yang juga mencoreng nama baik SMP CINTA BANGSA. Kelas E kini di anggap rendah, semakin di bawah. Mereka sampai melupakan prestasi yang pernah di raih oleh anggota kelas E waktu kelas 8 yang pernah meraih berbagai piala dan medali emas dalam bidang sains dan matematika. Siapa lagi kalau bukan seorang Ibra Merpati?
Mitha kini resmi di keluarkan dengan perasaan yang begitu hancur akibat mendapati gunjingan beserta kata-kata kasar yang berasal dari kelas lain.
"Gak nyangka banget anak kelas E ada yang hamidun,"
"Miris liatnya,"
"Tolol banget nih orang! Gak guna! Bikin nama sekolah kita buruk aja!"
"Enyah aja lo dari sini!"
"Masih punya muka lo sekolah di sini bangsat?"
"Mukanya sih polos, tapi diem-diem.."
"Pasti gak lama yang lain juga gitu, dasar anggota kelas gak ada bener!!"
"Pergaulannya paling haha,"
"Sesat emang, dasar lonte."
Di depan Pak Nathan, semya menunduk dalam-dalam. Baru saja memulai hari-hari di semester dua, semester akhir mereka di sekolah ini, tetapi mendapat sebuah guncangan yang begitu dahsyat.
"Saya mohon dengan sangat, kejadian ini kalian jadikan sebagai pelajaran. Bahwa pergaulan bebas itu sangat berbahaya, terutama pada masa remaja seperti kalian ini. Apalagi sampai hamil, itu sungguh di luar batas. Dapat merugikan diri sendiri, nama keluarga, lingkungan masyarakat, juga sekolah. Perkuat iman kalian. Jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi, apalagi di kelas E. Kelas yang dari dulu udah dicap buruk, apa mau sampai akhir dicap seperti itu atau malah semakin buruk dan jelek namanya?" tanya Pak Nathan setelah menjelaskan panjang lebar tentang masalah yang menimpa anak didiknya.
Semuanya kompak menggeleng.
"Untuk yang perempuan, jaga diri kalian. Jangan sampai menyerahkan mahkota kalian kepada laki-laki tanpa adanya ikatan pernikahan. Juga buat yang laki-laki, janganlah kalian merebut paksa kehormatan seorang wanita hanya demi keinginan nafsu kalian. Apa kalian nggak kasian sama orang tua kalian yang sampai banting tulang, setiap hari keringatnya bercucuran hanya untuk mencari uang buat anak-anaknya bersekolah. Tapi, jika kalian malah melakukan sebuah penyimpangan norma agama dan masyarakat, gimana hancurnya perasaan orang tua kalian? Mau di taruh di mana muka orang tua kalian jika menghadapi masalah ini? Jangan sampai kalian nggak menghargai perjuangan dan jerih payah orang tua kalian yang sudah mati-matian berjuang, paham?" pria muda itu menghela napas panjang.
"Paham, Pak."
Pak Nathan merapikan kemejanya, lalu menatap Tara yang kini juga menatapnya."Tara."
"I--iya Pak?" Tara langsung gugup. Gadis itu mati-matian menahan salting melihat senyuman manis Pak Nathan.
"Kamu harus berada di jalan benar ya, jangan sampai kamu kebawa arus pergaulan yang salah." Pak Nathan menasihati sambil tersenyum tipis. Tangannya terulur untuk mengacak rambut berponi milik Tara.
Gadis itu menahan napasnya sesaat."Pak jangan gitu, Pak. Saya jadi nyesel."
Kening Pak Nathan mengkerut."Nyesel kenapa?"
"Nyesel belum belajar IPA KIMIA soalnya sampe saat ini saya nggak bisa menghitung gula dalam senyuman Pak Nathan." jawab Tara malu-malu.
Pak Nathan memalingkan wajahnya, menahan senyum.
Cowok-cowok bersorak heboh. Ada juga yang yang bersiul meledek Tara yang kini wajahnya seperti kepiting rebus.
"ANJAY TARA! SLEBEW,"
"BALES PAK BALES," seru Bumi heboh.
Pak Nathan berdehem singkat."Saya juga nyesel dulu nggak belajar matematika, belajarnya malah bahasa indonesia."
"Yee! Si Bapak!"
"Saya jadi nggak bisa menghitung rasa sayang saya terhadap kamu, tapi saya bisa mendeskripsikan rasa sayang itu. Sebesar alam semesta, beserta isinya." Ucapan Pak Nathan membuat hati Tara berbunga-bunga.
Murid cewek ikut baper mendengarnya.
"BISA AJA SI BAPAK!"
"JADIAN DONG PAK,"
"GOMBAL-GOMBALAN MULU, JADIAN KAGAKK!"
Pak Nathan melempar senyum ke arah Tara sebelum beranjak pergi. Tara mematung di tempat, menahan gejala kejang-kejang karena dirinya salting brutal!
"Tar, jantung lo aman nggak?" tanya Mauren.
Tara menggeleng lemah."Udah copot kayaknya, tolong siapapun bawa gue ke UKS, gue gak bisa napas!"
***
Hubungan Roni dan juga Ambar kembali membaik sejak awal semester dua. Mereka sebenarnya masih saling suka, tapi tertutupi oleh gengsi yang begitu tinggi dulunya, hingga mereka akhirnya memutuskan untuk balikan. Mereka berdua masih saling membutuhkan satu sama lain. Meski luka di hati Ambar masih ada akibat perselingkuhan dalam hubungannya, tapi bersama Roni menurutnya lebih baik, dirinya masih belum bisa jauh-jauh dari seorang Arroni Naufal Tenggara. Definisi bersamanya sakit, tak bersamanya lebih sakit.
Couple kelas E bertambah, Laras dan Bian resmi jadian beberapa pekan yang lalu. Laras yang dulunya badgirl, selalu melanggar tata tertib, datang terlambat terus menerus, mengerjakan tugas kadang-kadang saja, kini semakin hari semakin memperbaiki sikap dan perilakunya. Kini, dia sudah jarang berurusan dengan BK, berbeda sekali dengan dulu, bukan Laras namanya jika sehari tidak dipanggil guru BK. Perubahannya begitu pesat semenjak dirinya berpacaran dengan Bian, hal itu sangat berdampak baik bagi Laras. Tak ayal, sekarang mereka di juluki 'couple positif vibes'.
***
segitu dulu ya, sorry.
Apa kabar semuanya? udah lama nggak menyapa kalian hehee.
nanti di part-part selanjutnya bakalan ada krjutan, jdi tungguin aja oke.
Sekali lagi aku minta maaf baru bisa update dikarenakan aku sibuk matsama, dan hari ini selesai guys! jadi aku nyempetin update.
jangan lupa follow my akun wattpad yaa.
ig: xyzmhra_SEE U, CINTAH💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASS AND MEMORIES
Teen Fiction"Ketika kebersamaan yang telah di lewati bersama tidak ditakdirkan untuk selamanya." Seza Widuri. Murid satu-satunya di kelas 9E yang selamat dalam kecelakaan tragis yang menewaskan hampir satu angkatannya, termasuk semua teman kelasnya. Karena mend...