14. ABOUT ARRAF

201 47 6
                                    

maaf yaaa baru bisaa update🤗

apa kabar semua?

happy reading! jangan lupa pencet vote dulu oke?

kali ini double up untuk permintaan maaf aku HEHE😭🤔💓💓

***

Suasana sedih yang melingkupi kelas E akibat kehilangan salah satu anggota kelasnya perlahan mereda. Digantikan dengan suara heboh Gina, cewek yang paling rempong di kelas E.

"Busett hari ini kok panas banget yaa?" celetuk Gina sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

Memang, cuaca saat ini terbilang sangatlah panas. Samar-samar, mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh seorang Ibra. Cowok itu memilih duduk di bangku belakang paling pojok untuk menghabiskan waktu jamkos ini dengan mengaji. Idaman sekali bukan?

"Gue mah enggak kali! Mungkin di dalam tubuh lo banyak setannya kali, di bacain Al-Qur'an aja kepanasan." ledek Bumi pelan.

Tanpa basa-basi, Gina menggeplak kencang lengan Bumi. Cowok itu merintih kesakitan.

"Sok tau lo, Bumi! Gue doain lo jodohnya sama princess yang di pertigaan itu, tau rasa lo!"

Bumi berdecak."Princess?" beonya. Otaknya masih sedikit nge-lag, lalu tersadar di detik berikutnya."BANGSAT LO GINA! PRINCESS YANG LO MAKSUD ITU SI BENCONG YANG SERING PAKE BAJU BELAKANGNYA BOLONG?"

Bisa dibilang Bumi tidak terima. Karena masa iya sih, di doain jodonya sama cowok yang berpenampilan seperti cewek. Gay dong, haha?

"Mulutnya, ada orang ngaji." Biru menatap mereka tajam, lalu terdiam.

Tara menyenderkan kepalanya di bahu milik Gadis."Duh, jadi pengen deh nyender gini ke Pak Nathan. Terus, dia elus-elus rambut gue---"

Puk!

Gadis menimpuk kepala Tara menggunakan buku catatan yang ia ambil di atas meja."Halu mulu idup lo."

"Hehe, gak halu gak hidup."

Sebagian ada yang memilih tidur sembari menunggu waktu istirahat tiba. Mauren menepuk pipi Seza yang tertidur pulas.

"Sebegitu enaknya ya suara Ibra sampai-sampai lo tidur pulas gini?" tanya Mauren terkekeh.

Seza masih diposisi yang sama, gadis itu samar-samar mendengar suara Mauren, matanya perlahan terbuka. Dengan berat, ia duduk tegap.

"Ada apa sih?"

"Ibra paket komplit banget yaa," kagum Mauren yang matanya tak henti-hentinya menatap sosok Ibra.

Seza hanya menanggapinya dengan anggukan kecil."Laras mana? Dia keluar?"

Mauren mengangguk."Biasalah, sama ayang bebeb nya, gue yang jomblo mah bisa apa. Punya crush juga nggak peka." ucapnya yang sepertinya tengah menyindir seseorang.

"Kode keras nih." Bulan menyahut.

Ibra menutup Al-Qur'annya, lalu ikut bergabung dengan para cowok lainnya. Kelas mendadak heboh akibat si kembar, Aldo dan Aldi saling mem-bogem satu sama lain, hingga berakhir kejar-kejaran.

"HAPUS GAK ANJING," teriak Aldo. Cowok yang biasanya paling kalem kini bagaikan reog jika bersama dengan kembarannya.

"GAK MAU, BUNDA TOLONGIN ALDII." Cowok itu lari terbirit-birit.

Seperti biasa, konflik mereka adalah sering saling memotret aib, tetapi jika dikirim di grup kelas, pasti salah satunya ada yang mengamuk. Juga perkara sepatu, Aldo sama sekali tidak mau memakai sepatu yang sama dengan Aldi, meskipun dia itu kembarannya, meskipun juga tidak di sengaja, dia pasti marah.

CLASS AND MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang