18. BROKEN HEART

165 29 4
                                    

halo guys! gimana kabar kalian?? udah dua bulan jarang up, akhirnya up juga, seneng gaa?

sekali lagi maaf banget buat yg nungguin cerita ini, karena saya tuh jadwalnya sibuk banget, tiap hari latian terus pulangnya tidur atau ga ngerjain tugas. jadi tolong kerjasama dan pengertiannya, terima kasih!!💐😍

so, happy reading!

***

Menjelang Ujian Kelulusan, warga sekolah di gegerkan dengan berita yang membuat siswa---ralat siswi lebih tepatnya histeris. Berita Pak Nathan sudah tunangan dan akan segera menyelenggarakan pernikahan membuat hati Tara seperti ditusuk ribuan belati.

Gadis itu syok, kaget, sekaligus kecewa. Entah kecewa pada Pak Nathan ataupun kecewa pada dirinya sendiri yang terlalu berekspetasi tinggi. Perlakuan, perhatian, gerak-gerik Pak Nathan yang membuat Tara berasumsi bahwa pria tersebut juga menyimpan rasa terhadapnya, namun nyatanya tidak.

Di dalam toilet sekolah, dia menangis tanpa suara. Mengasihani dirinya. Kenapa semesta tak berpihak padanya?

Dadanya  begitu sesak, dengan bibir gemetar dia bergumam."Gue kurang apa?"

Air matanya begitu deras, dia lalu mencuci mukanya sebelum kembali ke kelasnya. Di perjalanan menuju kelas, Tara berpapasan dengan Pak Nathan. Lantas, gadis itu menundukkan wajahnya dan bergegas pergi.

Pak Nathan menatap punggung Tara yang kian menjauh."Tara, maafkan saya..."

Setibanya di kelas, Tara langsung menjadi pusat perhatian di karenakan matanya yang begitu sembab dan hidung memerah. Gadis itu menunduk, dan berjalan ke arah tempat duduknya.

"Tara, lo pasti kuat, gue yakin lo anak yang hebat." kata Seza menyemangati, dia memeluk temannya. Seketika tangisnya pecah.

"Za, menurut lo gue kurang apa?" tanyanya lirih. Ambar yang mendengarnya ikut merasakan kesedihan yang dialami Tara.

"Dari segi fisik lo oke, Ra. Tapi lo harus inget, lo belum dewasa, jarak umur lo sama Pak Nathan terpaut jauh. Jadi lo gak usah nyalahin takdir," ujar Gadis memberitahu.

Gina menyenggol teman di sampingnya."Sst, Gadis, jangan ngomong gitu."

"Lo nanya kurang lo apa? Lo itu gak pantes sama Pak Nathan! Sadar diri minimal." Mauren menyahut dengan nada bicara yang meledek.

"Eh, sorry ya, lo itu gak di ajak!" Bulan menegur Mauren.

"Sok asik lu!" tambah  Bumi.

"Tega banget ya Pak Nathan, udah ngasih harapan ke Tara eh malah di tinggal nikah. Awas aja Pak Nathan kalo ketemu sama gue, bakal gue omelin." kesal Kaila.

Laras yang melihat Tara masih menangis berdecak sebal."Ah elah, udah lupain aja. Lagian salah lo suka sama guru yang gak memberi kepastian tapi memberi harapan, mending gue sih yang pasti-pasti aja, kaya cinta gue ke Bian, eakkk."

Pukk!!

Gina menimpuk kepala Laras menggunakan buku catatannya."Berisik dah, Bian-Bian mulu perasaan kalo lo ngomong."

"Kan pacar gue, emang nggak boleh bawa-bawa nama pacar gue sendiri?" sungut Laras tak terima.

"Ya boleh sih, tapi gak nyambung sama obrolan kita. Lo bukan circle kita deh kayanya." Gadis meledek Laras.

CLASS AND MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang