Banyak sekali orang yang bilang, jika masa paling indah dan berkesan adalah SMP. Di tempat itu, kita bakal menemukan apa itu teman yang sebenarnya. Teman yang benar-benar teman, yang selalu ada di kala suka maupun duka.
Baru hari pertama menjadi anggota kelas E, Seza di kejutkan dengan kejadian teman sekelasnya, Vero yang di bawa ke ruang BK karena menonjok muka Ali, anak kelas F. Entah apa motif dari keributan itu yang membuat Vero semarah ini.
Seza yang mengatasinya dan bertanggung jawab bersama Ibra, Ketua dan Wakil Ketua Kelas yang di pilih Pak Nathan pada saat jam pertama. Awalnya dua manusia itu menolak, namun di desak oleh teman-temannya.
Baru saja Seza dan Ibra bernapas lega karena masalah Vero sudah selesai dan damai, kini berganti Jovan Abraham yang masuk di seret ke ruang BK karena merokok di area sekolah. Padahal jelas-jelas bertentangan dengan peraturan SMPN CINTA BANGSA.
"Lo nggak papa, Za?" tanya Ibra sambil menatap wajah Seza yang terlihat masam.
"Tingkah teman di kelas kita ada-ada aja." jawab Seza menatap lurus ke depan.
"Kalo lo capek, mending gue aja yang urus Jovan di BK. Ada Pak Nathan juga, kasian lo kayaknya udah lelah berdebat dengan Bu Esa." cakap cowok itu tersenyum tipis.
Seza menoleh ke samping."Yakin nih, nggak papa?" tanyanya tak enak hati.
"Biar gue aja yang handel, biar berguna sedikit jadi wakil."
Gadis itu tertawa mendengarnya."Yaudah, gue duluan ya."
Ibra mengangguk samar, menatap punggung Seza dari kejauhan. Tidak sadar, sudut bibirnya perlahan terangkat membentuk sebuah senyuman.
***
Beberapa hari ini, kelas E menjadi bahan pembicaraan guru di kantor. Juga para murid lain dari kelas A sampai I, mereka menggunjing kelas E yang mereka anggap mempunya masa depan yang suram karena terkenal dengan kenakalannya.
Pak Nathan tak henti-hentinya menasehati anak muridnya sesekali dengan candaan agar tidak terlalu tegang.
"Seza, saya mohon sama kamu sebagai ketua kelas di sini. Kamu harus bisa mengatur kelas ini supaya menjadi lebih baik." pinta Pak Nathan.
Seza mengangguk."Baik, Pak. Akan saya usahakan sebisa saya."
"Bagus."
Jam istirahat siang pun tiba, biasanya Seza membawa bekal makanan. Tapi karena tadi pagi ia terburu-buru, jadi lupa memasukkan kotak bekal ke dalam tasnya.
Seza menopang dagunya menatap teman-temannya yang kini sudah mulai melahap bekal makanannya masing-masing.
"Lho, Seza kok nggak makan?" tanya Imna menghampirinya.
"Gue lupa bawa bekal, Na." balasnya.
"Serius?" celetuk Farel di sebrang sana.
Tara datang membawa bekal kosong di hadapan Seza. Gadis itu menyendok beberapa suap nasi dan lauk pauk ke dalam bekal kosong tersebut. Di ikuti oleh Imna, Mauren, Farel, Riska, dan yang lainnya.
"Udah cukup kok, terima kasih semua." ujarnya begitu tulus.
"Santai aja, Za. Kita 'kan teman sekelas, harus saling berbagi dong. Ya nggak?" Ambar bertanya kepada teman yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASS AND MEMORIES
Genç Kurgu"Ketika kebersamaan yang telah di lewati bersama tidak ditakdirkan untuk selamanya." Seza Widuri. Murid satu-satunya di kelas 9E yang selamat dalam kecelakaan tragis yang menewaskan hampir satu angkatannya, termasuk semua teman kelasnya. Karena mend...