part 26

341 50 2
                                    

Kabar ditahannya Mokta pada salah satu Rumah Sakit terkemuka merebak begitu cepat, siangnya rombongan  yang mirip arak arakan para soang menyambangi ruang rawat yang semula sudah gaduh itu.

Arsen, Danial, Fahrozie, Dikta lengkap  dengan yang menurut Mokta 2 bidadari diantara para soang; catrina dan sahara.

Ricuh, gaduh.

Dua kata mungkin paling tepat untuk kondisi ruang rawat tersebut, beberapa makanan yang semula dinakas kini menjadi bahan rebutuan para perompak yang sudah menyabotase kata menjenguk itu.

Semula Ojie, sapaan hangat pemuda bertubuh gempal itu mencomot beberapa potong buah yang semula disiapkan untuk Mokta, tapi karena lapar dia tidak sadar malah menghabiskan beberapa snack ringan yang sengaja Moksa siapkan.

Danial yang merasa paling waras diantara keempatnya meminta maaf formalitas kepada Marisa yang malah dengan senang hati mengeluarkan beberapa makanan ringan yang semula belum sempat dia keluarkan dari plastik belanjaan.

Mokta akan sangat dengan senang hati memgumpat kesal ketika Ojie justru sibuk menggoda dia dengan Catrina yang siang ini memakai sweater kebesaran warna hitam pemberian dia waktu Catrina tepat menginjak unur 15 tahun.

"Aduh aduh aduhhh mantan akan jauh terasa indah bila bukan lagi milik kita, aduh aduh aduhhh" sloroh Ojie dengan nada mengejek dj jedag jedug yang soundnya sering berseliweran di fyp tiktoknya.

"Apa banget deh juragan kos, sirik aja gak pernah punya mantan" balas catrina.

"Wahhh jii, mampus kena ulti"

Ahahahahahha

Katrina tersenyum simpul, beberapa kali ikut menimpal malah dia akan kembali mendapat serangan.

"Btw, kemarin perasaan flu doang napa bisa nyampe sini lagi deh?"

Mokta menggaruk lehernya yang tidak gatal, bingung harus mulai dari mana.

"Gak tau, hasilnya belum pasti. Ini nginep juga karna prosedur cek lab, paling besok pagi juga udah balik. Do'ain aja hasilnya bagus," ucap Mokta tulus.

Danial menepuk pundak Mokta pelan,  dia buka tipikal orang yang penuh dengan world of affirmation tapi lewat itu Mokta bisa menangkap kekuatan yang hangat. Mokta tau sebenarnya mereka juga sudah mengetahuinya, entah dari Moksa atau gimana tapi dia yakin keempat teman soangnya itu sudah paham dengan apa yang terjadi.

"Santai, gini doangmah kecil." Ucap Mokta meyakinkan.

Dilain sisi Catrina terpekur dengan fikirannya sendiri, entah sejak kapan otaknya semakin penuh. Dihembuskannya nafasnya secara kasar, jam yang melingkar dipergelangan tangannya menarik atensinya.

"Eh guys kayaknya gue gak bisa lama lama deh, Ra mau balik sekarang atau nanti?"

"Lah udah mau balik Catt, duh gue balik sama Dikta aja deh, males dirumah sendiri" ucap Sahara yang entah sejak kapan memberi atensi lebih dengan Dikta.

"Ah oke, maaf ya lupa aku kemaren ada janji sama orang. Untuk inget"

Catrina bangkit, merapikan sweater yang dia pakai karna penuh dengan remahan snack yang sempat dilempar ojie.

"Gue balik dulu ya, cepet sembuh Mok."

Mokta mengangguk, melempar senyum teduh pada gadis beriris almond itu.

📖📖📖

Catrina berhenti diselasar Rumah Sakit, mengehabiskan berbelas belas menit sekedar saling menautkan jemarinya yang bergremutuk tak tenang.

Sejak semalam perasaan resah mendominasi fikiran gadis yang sebentar lagi menginjakan umur 17 tahun itu. Tidurnya tidak nyenyak, bahkan ketika mami memesankan tom yum kesukaannya  sebagai makan siang, dia hanya menghabiskan tidak lebih dari seperempat dari yang sudah maminya siapkan.

oktroubleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang