Persiapan sudah dirasa matang, jejeran tenda juga sudah nampak anggun terpatri pada bumi perkemahan yang rimbun dedaunan. Calon peserta dengan bet sangga masing masing juga sudah siap dengan segala peralatannya.
Ghifari yang menjadi pemangku adat juga nampak mondar mandir ditengah keramaian, sekedar membenahi yang dirasa kurang juga memantapkan perjalanan melelahkan kali ini.
Belum apa apa Mokta si pradana dengan tubuh kurus itu sudah menengggak tolak angin dengan rakus, persiapan beberapa hari belakang dengan personil yang terhitung sedikit memang membuat dia sedikit keteteran.
Tepukan pada pundak yang dihiasi bet bantara itu seakan menguatakan tekadnya, acungan jempol disusul cengiran khas gigi gingsul disebelah kanan menyambut sipenepuk yang tak lain adalah Arsen.
"Gak usah petakilan kau, jaga badan buat ntar malam. Sekarang biar kita kita yang amanin", papar si yang lebih besar.
" Santai, gini doang mah kecil", sombongnya.
"Yang lain udah jaga dipos masing masing, sisanya tinggal ikut upacara pelepasan".
Pembagian tugas antar alumni dewan (Alda), dengan Dewan Ambalan yang sudah dibagi jauh jauh hari semakin memantapkan pelaksanaan pelantikan periode ini.
" Langsung Apel aja yok biar gak panas panas amat, pesertanya udah siap semuakan? "
Arsen mengangguk mantap, selangkah kemudian mengambil posisi ditengah tengah tanah lapang untuk mengatur barisan sesuai sangga dan urutan masing masing.
Apel pembukaan yang diakhiri riuh tepuk tangan dari puluhan siswa putra putri pilihan Guna Dharma seperti membakar semangat Mokta untuk memberikan yang terbaik diakhir jabatannya ini.
Masing masing sangga yang dipimpin Pinsa cukup gesit untuk memecahkan teka teki untuk lanjut ke pos berikutnya. Panitia pos juga sudah siap menyambut peserta dengan terlebih dahulu menyeruakan kalimat kunci serta melalui pertanyaan seputar SKU yang nantinya menjadi nilai kelolosan masing masing anggota.
Mokta berjalan mendekati pohon yang cukup rindang, cuaca tidak terlalu terik tetapi hawa panas seakan menyelimuti bumi perkemahan siang ini, pertanda akan turun hujan pikirnya.
Sepatu PDL yang Mokta kenakan seakan ikut memberatlan dia untuk kembali beranjak, kembali dia tengok jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, 10.25.
"Tes tes kijang 1, kendala dipos 6. Satu harness kondisi rusak sedang dan masih dibutuhkan untuk beberapa peserta diklat. Ada yang bisa bantu bawain, riweh banget peserta masih pakek webing"
Suara HT yang tergantung manis disabuk sebelah tangan menggugah Mokta dari melamun pendeknya.
"Singa 1 masuk, meluncur ke TKP", ucapnya singkat.
🥾🥾🥾
Mokta menyenderkan badan lelahnya pada mulut goa yang dihiasi dengan juntaian tali kernmantel. Mata almondnya mengawasi Peserta yang sudah selesai melakukan rappelling atau turun tebing dengan lintasan tebing mulut goa dengan tinggi sekitar 8 m.
Suasana pos 6 yang ramai dengan peserta dan beberapa Ambalan yang sibuk dengan tali tali menjadi objek yang tidak lepas dari pantauan Mokta, sesekali terkekeh melihat kelakuan teman temannya yang seperti tidak kenal lelah.
"Jadi gimana adek adek seru nggak nyoba rappeling?"
"Seru kak! " Jawab serentak para peserta.
KAMU SEDANG MEMBACA
oktrouble
Novela JuvenilDear Mokta Ratusan kilo meter jauh dari pusaran tempatmu menyatu dengan keabadian. Lapor komandan, saya sudah berhasil menemukan titik kordinat tempat seharusnya saya pulang. Saya sudah berhasil sembuh dari trauma yang berjudul kehilangan. Tapi k...