Sebuah janji -8-

125 10 0
                                    


Setelah semalaman dia lalui tanpa melakukan hal yang sangat ingin dia hindari itu akhirnya Hinata tertidur pulas walaupun dengan rasa bersalah.
Saat matahari menyingsing dan kokok ayam terdengar Hinata terbangun dari tidurnya
Wanita itu memang selalu rajin bangun pagi apalagi saat tidak ada yang mengganggu tidurnya beda jika ada yang menganggu tidurnya.

Hinata beranjak turun dari kasurnya pergi kedekat jendela lalu membuka tirainya
Cahaya matahari perlahan mulai masuk kedalam kamar besar itu. Hinata keluar kebalkon dan menghirup udara sejuk pagi hari. Mansion didekat laut sangat indah baru membuka matanya saja Hinata sudah melihat ombak laut menyambar bebatuan.
Tak lupa Hinata melihat kebawah semua pelayan mansion itu sudah bangun dan mulai mengerjakan tugas mereka dimansion itu.

Hinata masuk kedalam kamarnya dan pergi kedalam kamar mandi untuk mandi yah Walaupun masih terlalu pagi.
Setelah beberapa menit didalam kamar mandi wanita itu segera berpakaian lalu mengeringkan rambutnya yang basah.
Setelahnya itu Hinata keluar dari kamarnya mendapati seorang pelayan muda yang sudah berdiri didepan kamarnya entah sejak kapan.

"Selamat pagi nyonya perkenalkan saya Aiko mulai hari ini akan menjadi pelayan anda" Tutur pelayan muda itu dengan nada lembut dan sopan

Hinata menepuk pelan pundak gadis muda itu. "Tidak usah terlalu formal, kau bekerjalah seperti biasanya tidak usah repot mengurusi diriku" Hinata tidak terlalu suka dengan pelayan yang memperlakukan dia seperti seorang ratu dia hanya ingin diperlakukan seperti biasanya seperti dirumah ayahnya. Bahkan pengasuhnya saja tidak terlalu se formal itu.

"Ini adalah perintah tuan naruto" Sahut pelayan muda itu aiko.

"Heh, tidak masalah aku akan bicara dengan dia tapi, saat ini apa kau tau dia dimana?? "
Kini Hinata terpikir pada pria itu jika diingat pria itu tidak bersama dengannya sejak kemarin bahkan saat dia pergi dia tidak kembali lagi.

"Tuan sedang berada di kamar sebelah nyonya" Jawab aiko sambil menunjuk kamar yang bersebelahan dengan kamar Hinata.

Hinata melihat kearah kamar itu dia menyuruh aiko pergi dan mempersiapkan sarapan pagi. Sementara dia pergi kedalam kamar itu.  Hinata memegang genggam kamar itu rupanya tidak dikunci tanpa pikir panjang dia masuk kedalam.

Kamar itu jelas tidak kalah besar dengan kamar hinata. Saat dia masuk kedalam kamar itu matanya langsung menangkap sosok pria yang sudah menjadi suaminya itu tengah tidur disofa panjang kamar itu.
Padahal di kamar itu ada kasur king size lalu kenapa dia malah tidur disana. Bahkan pria itu tidak memakai selimut padahal kamar itu sangatlah dingin karena suhu AC-nya.
Hinata berjalan kearah naruto melihat wajah suaminya yang tengah tidur.

"Naruto.. " Gumamnya melihat wajah tidur sang suami jika dia boleh jujur pahatan tuhan yang satu ini sangatlah tampan. Wajah naruto sangatlah tampan pikiran Hinata kini berkelana bagaimana perasaannya jika setiap pagi dia akan melihat wajah naruto yang tampan itu.
Tanpa dia sadari wajahnya kini berubah merah padam.

"Hinata.. Kau disini?? " Naruto membuka pelan matanya dan mendapati Hinata yang tengah menatapnya entah sejak kapan.
Hinata yang mendengar suara naruto itu segera menjauh darinya bisa gawat jika naruto melihat wajahnya yang merah padam itu.

Naruto bangun dari tidurnya dan duduk disofa itu. Dia masih sepenuhnya belum sadar sekarang dia tengah mengumpulkan nyawa. Hinata bergegas pergi dari sana tapi segera mungkin naruto menarik tangannya.

"Kau akan pergi kemana? " Tanya pria itu dengan tenang

Hinata menatap naruto dengan jantung yang berdagup kencang padahal suaminya saat ini sedang acak acakan tapi wajahnya itu tidak pernah membuat dirinya acak acakan. "A-aku tadi a-ku" Hinata berusaha bicara menjawab naruto tapi sialnya dia malah tidak bisa bicara.

love destiny✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang