Weekend with Adam

4.1K 361 3
                                    

Sudah seminggu sejak Agam berpindah ke tubuh Agam sosok dalam novel ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah seminggu sejak Agam berpindah ke tubuh Agam sosok dalam novel ini. Tidak ada perubahan yang berarti selain dirinya yang mulai terbiasa dengan keadaan di sekitarnya. Hari ini adalah hari Minggu, di mana dia bisa bersantai dengan nyaman di dalam kamarnya. Sebelum 10 menit yang lalu bunda Agam harus menitipkan seonggok manusia yang saat ini sedang berada di atas ranjangnya.

"Dam, kamu kenapa ngga mau ikut bunda aja sih? Ngapain di rumah sama kakak".
Agam yang saat ini duduk di bawah ranjang beralaskan karpet memangku wajahnya pada pinggiran ranjang. Dia menatap sang adik yang tengah sibuk bermain Lego. Dulu Agam pernah di posisi ini, tetapi dia berebut Lego dengan Alea. Apakah sekarang dia harus melakukannya pada Adam? Oh tidak, jangan sampai bocah ini menangis selagi bundanya belum pulang.

"Adam itu udah gede kak, malu dong kalo ikut bunda arisan. Lagian di sana pasti banyak tante-tante yang cubit Adam. Ya ampun lucunya Adam pengen cubit deh".
Adam menirukan suara tante-tante yang sering sekali mencubit pipinya dikala gemas.

"Yee umur kamu itu masih 4 tahun. Gede dari mana coba? Minum aja masih pake dot".
Ucap Agam meledek sang adik.

"Iih kak Agam ngga boleh gitu. Bunda bilang kalo Adam boleh kok minum pake dot".
Adam berusaha membela diri. Dia yang tengah menyusun Lego menatap kakaknya heran.

"Kak Agam tumben sekarang banyak bicara. Sering ajak Adam ngobrol ngga kayak dulu".
Adam bertanya pada sang kakak.

"Kamu percaya ngga kalo kakak bukan kakak kamu?"
Agam tidak bisa memendam semua ini sendirian. Mungkin membagi sedikit dengan adiknya bukan masalah besar.

"Percaya"
Adam berucap tanpa menoleh ke arah kakaknya. Dia fokus menyusun Lego dengan susah payah. Sedangkan Agam yang mendengar itu cukup terkejut.

"Kamu tau kakak bukan kakak kamu?"
Agam mendekati sang adik. Dia memegang lengan adiknya dengan cukup semangat. Jika ada orang lain yang tahu bahwa dia bukan berasal dari sini, itu berarti jalannya untuk pulang semakin lebar.

"Kak Agam apaan sih. Liat nih Lego Adam rusak gara-gara kakak".
Ucap bocah itu dengan mata berkaca-kaca. Dia mengelap hidungnya seakan-akan telah menangis.

"Iyaa Adam percaya kok. Lagian bunda juga_.."

"Bunda juga tau? Tapi kenapa keliatannya bunda ngga tau ya. Apa jangan-jangan bunda selama ini tau dan nyimpen rahasia itu dari gue".
Agam bermonolog sendiri tanpa mempedulikan adiknya yang menatap dia heran.

"Kak Agam jangan motong ucapan Adam dulu".
Ucap Adam terlihat kesal dengan kelakuan kakaknya yang terlihat lebih atraktif dari biasanya.

"Okee, terusin deh"
Agam duduk di hadapan Adam dengan tatapan serius.

"Bunda kan pernah cerita kalo kakak bukan kakak kandung Adam. Katanya kakak dulu punya ibu sebelum bunda.  Kak Agam itu kakak tiri Adam. Iya kan?"
Jelas Adam dengan senyum mengembang di bibirnya. Dia tampak puas seakan merasa cukup pintar dengan perkataannya.

Wake Up, Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang