Perasaan tak terbalas

7.2K 572 3
                                    

"Agam nembak Athena?"

Suara itu membuat Agam mengalihkan tatapannya dari Athena. Gadis dengan rok sekolah dan kaos berwarna putih itu berdiri di samping meja Agam dan Athena.

"Lo udah selesai?"
Bukannya menjawab pertanyaan dari Amor, Agam malah bertanya hal lain.

"Agam kan tau Athena udah punya tunangan".
Athena yang menjadi pembicaraan keduanya merasa tidak enak. Apalagi tangannya yang masih digenggam oleh Agam membuat buku-buku jarinya basah karena keringat.

"Gue cuma bercanda tadi. Mau ngasih contoh sama Athena kalau mau nembak cowok".
Jawab Agam membuat Athena menatap Agam tajam. Kenapa sekarang malah Athena yang disalahkan.

"Athena kan udah punya tunangan".
Pengulangan pernyataan dari Amora membuat Agam merasa serba salah. Amora seakan akan menjelaskan status gadis di depannya ini. Mata Amora juga terlihat tidak bersahabat kepada Athena. Ketika pandangan Amora dan Agam bertemu, gadis itu terlihat kecewa pada Agam.

"Iya gue udah punya tunangan. Lando namanya. Lo ngga perlu ngingetin gue lagi. Lando udah lebih dari cukup".
Athena menarik paksa tangannya dan kemudian beranjak berdiri. Dia menatap sekilas Agam sebelum pergi dari cafe itu.

Seperti tidak terjadi apa-apa Amora duduk di tempat Athena duduk tadi. Dia menggeser gelas minuman Athena menjauh. Agam masih memperhatikan punggung Athena yang semakin jauh. Kemudian dia beralih menatap Amora. Gadis itu tersenyum manis.

"Agam udah makan?"
Tanya Amora sambil menggenggam tangan Agam. Hal itu membuat Agam sedikit terkejut. Rasanya seperti ada yang salah.

"Gue udah ga laper. Tadi cuma pesen minum".
Ucap Agam memperlihatkan segelas caramel machiatto miliknya yang tinggal setengah gelas. Perlahan dia mulai melepas genggaman tangan Amora.

"Kalo gitu kita pulang ya. Kak Uga juga udah nunggu Agam di rumah".
Amora berdiri dan segera menarik tangan Agam untuk mengikutinya.

🍓🍓🍓🍓

Athena segera menaiki lift menuju lantai 5. Dia sudah menghubungi kakaknya akan pulang terlebih dahulu. Sebenarnya bukan pulang tetapi menemui Lando yang ada di gedung itu. Lantai 5 merupakan private lantai untuk para keluarga Allegra. Fasilitas yang terdapat di lantai 5 juga sangat terjamin.

Athena melangkahkan kaki menuju sebuah pintu yang di sampingnya terdapat meja dengan seorang laki-laki yang duduk di sana.

"Om Yogi"
Panggil Athena mengalihkan fokus laki-laki tersebut. Laki-laki itu tampak menghela nafas sebelum mengambil telpon genggam yang ada di sudut meja. Tampak menghubungi seseorang.

"Tuan Lando sedang tidak ingin diganggu nona".
Jelas Yogi pada Athena dengan perlahan.

"Om Yogi udah ngomong kan kalo Athena yang dateng?"
Tanya Athena memastikan. Jika tidak ingat tata krama yang diajarkan kedua orangtuanya mungkin dia sudah menerobos pintu masuk itu.

"Sudah nona. Tuan sedang memiliki rapat virtual bersama beberapa klien dari luar negeri".
Yogi sudah sangat berpengalaman dalam menghadapi gadis di depannya itu. Gadis yang merupakan teman kecil tuannya. Sejak tuannya masih sering bermain sampai mulai membantu tuan Sergi Ayah Lando, mengatur perusahan.

"Hm kalo gitu aku tunggu disini aja ya om".
Athena mendudukan dirinya pada sofa tunggu yang ada di ruangan itu. Meletakkan tas sekolahnya dan mulai bermain dengan ponsel untuk menghilangkan jenuh.

"Non Athena mau saya pesankan makanan".
Yogi menawarkan itu karena gadis di depannya adalah tunangan tuan Lando. Seluruh keluarga Allegra menerima dengan baik pertunangan yang terjadi diantara kedua remaja itu.

Wake Up, Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang