The End

2.8K 196 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"Athena kecelakaan".

Kabar itu membuat Agam terdiam membeku selama beberapa detik. Dia tidak menyangka baru beberapa menit yang lalu dia bisa melihat tawa Athena. Sekarang apa yang terjadi?

Lando yang memberikan kabar itu pun tak jauh berbeda. Suara cowok itu bahkan masih terdengar serak di seberang telpon sana.

Hal ini bermula dari selesai acara promnight yang diselenggarakan SMA Bina Bangsa. Agam pikir kecelakaan yang terjadi di dalam novel tidak akan mungkin terjadi saat alur cerita sudah berubah. Ternyata dirinya salah. Tepat diwaktu yang sama, kecelakaan itu terjadi.

Lando berniat merayakan tanda jadiannya dengan Amora seperti yang terjadi di novel. Cowok itu sudah melakukan reservasi di salah satu restoran ternama. Agam dan yang lainnya pun turut senang dengan hal itu. Mereka sudah bersiap akan pergi dengan kendaraan masing-masing.

Lando izin pergi ke restoran terlebih dahulu untuk memastikan reservasi atas namanya. Sehingga Amora pergi menumpang menggunakan mobil Berlin dan Theo. Agam dan Athena yang akan menyusul harus terhalang karena tiba-tiba saja ban mobil Agam bocor. Cowok itu berniat memperbaiki terlebih dahulu. Akhirnya, Agam meminta Athena untuk pergi dengan Chiko dan Dy.

Kecelakaan itu atau lebih tepatnya tabrak lari yang dialami Chiko, Dy dan Athena membuat ketiganya segera dilarikan ke rumah sakit. Agam segera mematikan ponselnya. Cowok itu membereskan segala perlengkapan yang tadi dia gunakan untuk memperbaiki ban mobilnya.

Cowok itu segera masuk ke dalam mobil. Saat hendak menghidupkan mesin mobil, getaran di ponselnya membuat Agam mengurungkan niatnya.

Nomor tidak dikenal. Agam merasa dirinya perlu mengangkat panggilan itu. Dia segera menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Hai Agam. How are you?"

Suara itu. Agam seperti tidak asing. Dia seperti pernah mendengarnya.

"Siapa Lo?"
Tanya Agam dengan penuh penekanan. Saat ini, bukan saatnya dia bermain-main.

"Tck Lo udah lupa sama gue? Atau perlu gue ingetin Lo lagi. Lo itu sumber masalah di hidup gue. Gara-gara Lo, sekarang gue jadi buronan polisi".

Perkataan itu membuat Agam tanpa sadar mengepalkan tangannya. Dia rasa ingin menghajar orang itu sekarang juga.

"Alexander".

"Thanks, you remember my name. Gimana kabar temen Lo? Dia udah sekarat? Atau udah mati sekarang. Gue harap dia segera mati. Sayang, Gue ngga bisa bales pukulan dia pake tangan gue sendiri".
Suara kekehan di sana membuat Agam semakin muak.

"Gue ngga tau apa masalah Lo. Om Lo udah dikeluarkan dari penjara. Seharusnya urusan Lo dan gue udah selesai".

"Agam, Agam. Don't be stupid. Lo pikir setelah om gue keluar, urusan kita selesai? Urusan gue kali ini bukan cuma sama Lo, tapi juga Chiko. Cowok yang sok pahlawan buat cewek yang bahkan bukan siapa-siapa dia. Karena kalian, hidup gue hancur. Gue dikeluarin dari sekolah dan jadi buronan polisi karena tingkah kalian semua!"
Teriakan Alexander membuat Agam merasa cowok itu sudah tidak waras.

Wake Up, Agam!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang