bagian 9

565 76 2
                                    

Sehun tatap Xiao Zhan yang kini juga tengah menatapnya tegas.

"Kau yakin?"

Xiao Zhan mengangguk,"aku yakin. Aku mau berhenti."

Sejenak Sehun pejamkan mata dan tarik nafas panjang. Lantas pusatkan lagi atensinya pada si manis yang berada di depan nya kini.
Mereka berdua tengah berada di Apartemen Sehun setelah Xiao Zhan meminta di jemput tadi.

"Tapi apa alasan nya Zhan? Apa uang dariku kurang?"

"Tidak. Uang pemberianmu sudah lebih dari cukup untuk ku dan Taehyung."

"Lalu?"

"Tidak ada hal lain. Kumohon berhenti bertanya. Dan jangan buat aku dalam situasi yang sulit."

"Kau tau aku begitu mencintaimu kan, Zhan? Bagaimana kau bisa tinggalkan aku. Persetan dengan kontrak. Kuminta kau tetap tinggal Zhan. Jadilah milik ku. Aku mohon."

Sekali lagi, Sehun runtuhkan harga diri di depan pemuda manis. Memintanya membuka hati dan perasaan untuk Sehun. Karena dia benar mencinta dan mendamba. Diluar kegiatan mereka yang hanya patner sex, Sehun benar menyimpan rasa mendalam pada pemuda bertubuh ramping tersebut.

Tapi respon Xiao Zhan tetaplah menggeleng enggan. Tersenyum kecil dan tangkup wajah Sehun lantas berikan kecupan lembut di pipi.

"Kau berhak mendapatkan yang lebih baik."

Sehun menggeleng. Dia tidak mau. Hanya ingin Xiao Zhan.

Dan pemuda manis itu juga tetap pada pendirian nya. Lantas dia jauhkan diri dan buka satu persatu kancing kemeja miliknya hingga tanggal. Biarkan bagian atas tubuhnya terpampang bebas di depan Sehun.

"Kau sudah mengirim uang padaku tadi pagi. Aku tidak ingin memiliki hutang padamu. Cepat lakukan. Dan aku akan pergi."

Sehun merasakan hatinya sakit.
Dari awal perjanjian mereka memang seperti ini kan. Tidak akan ada rasa apapun diantara mereka selain memuaskan diatas ranjang.

Jadi Xiao Zhan juga tidak salah jika dia putuskan berhenti. Mungkin dia lelah jadi budak sex atau ada hal lain nya yang sumpah ingin Sehun ketahui tapi sudah pasti tidak akan pernah dia dapatkan.

Maka, kala tangan nya baringkan tubuh ringkih Xiao Zhan dan di susul rintihan lirih dari mpunya, Sehun sadar jika dirinya memang harus berakhir seperti ini.

Xiao Zhan tidak akan pernah jadi miliknya sekalipun dia ikat pemuda ini di ranjangnya.

.................................

Jungkook tatap Taehyung yang terlihat murung di sudut kantin. Pemuda itu benar terlihat berbeda beberapa hari belakangan ini.
Jadi, didorong rasa pemasaran, Jungkook langkahkan kakinya mendekat pada meja Taehyung.
Tarik kursi nya dan duduk di sebelah pemuda itu yang terlihat asyik dengan dunia nya sendiri bahkan tidak memghiraukan kehadiran Jungkook.

Hening beberapa saat hingga Jungkook putuskan berdehem keras.
Taehyung menoleh kaget dan terlihat gelagapan kala wajah nya dan Jungkook sangat dekat sekali kali ini.

Mereka berpandangan cukup lama dan Jungkook tanpa sadar di buat merona kala matanya melihat pantulan dirinya di mata tajam Taehyung.

"Ya! Gendut! Sejak kapan kau duduk di sini?"

Taehyung colek dagu Jungkook dengan tampang nya yang dibuat semenggoda mungkin. Sukses buat Jungkook merasa jijik dan salah besar sudah khawatir juga kepo pada Taehyung tadi.

Pemuda yang berwajah cukup tampan mengaduh sakit kala Jungkook layangkan pukulan cukup keras ke belakang kepalanya.
Dia merengut kesal sambil sesekali usap kepalanya yang berdenyut ngilu hasil sari aniyaya Jungkook.

"Kau kasar sekali sih. Tidak cocok dengan wajah manismu itu."
Gerutu Taehyung.

Jungkook melotot," aku tampan!"
Raungnya.

"Kata siapa? Kau tidak punya kaca di rumahmu ya."

"Sialan! Kim Taehyung!!"

"Iya, manisku. Ada apa gembul?"

Jungkook hampir layangkan lagi pukulan pada kepala Taehyung jika saja pemuda itu tidak sigap menghalangi.

Seisi kantin sudah siap sedia dengan telinga mereka masing-masing.
Akan ada lagi aksi tawuran pribadi antara Taehyung dan Jungkook.
Sudah biasa. Bahkan bisa di bilang tayangan rutin setiap hari.

Jungkook sudah misuh-misuh saat tangan nya cukup kuat di cengkram Taehyung. Sementara pemuda itu sendiri hanya menyeringai menyebalkan ketika melihat Jungkook yang kesusahan melepaskan cekalan nya.

"Lepaskan! Brengsek!"

"Mulutmu itu kenapa suka sekali mengumpat sih. Kan aku jadi ingin mengigitnya."
Taehyung malah cengengesan. Terlihat amat mengebalkan di mata Jungkook kala pemuda itu menggodanya dengan menaik turunkan halis di wajah.

"Pria mesum tidak tahu diri! Menyesal aku menghawatirkan mu!"

Sesaat Taehyung termangu.

Mematung mendengar penuturan Jungkook. Apa katanya tadi? Mengkhawatirkan Taehyung katanya? Duh, Taehyung kan jadi dag dig dug tidak karuan.

Dia longgarkan cengkraman nya di tangan Jungkook dan buat pemuda itu bisa melepaskan genggaman Taehyung. Jungkook Buru-buru usap pergelangan tangan nya yang memerah sembari terus menggerutu kecil. Sementara Taehyung justru tatap lamat sosok di depan nya itu penuh rasa.

Jungkook yang merasa di perhatikan pun menengadahkan wajahnya dan melihat tepat di mata Taehyung.

"Apa?!" Sewotnya.

"Jung? Kau benar khawatir padaku?"

"Kenapa memangnya? Tidak boleh?!"
Jungkook masih menjawab ketus.

"Tidak juga. Hanya saja aku merasa tersanjung."

Jungkook mendengus jengkel ditempatnya.

"Jika begitu, mari ikut aku."

Tangan nya di genggam Taehyung lembut. Pemuda itu tarik Jungkook menuju area parkir dan berjalan mendekat pada motor nya.

"Taehyung? Kita mau kemana?"

Taehyung tidak menjawab. Dia malah ambil helm dari bagasi motornya dan pakaikan pada Jungkook. Lalu dia memakai untuk dirinya sendiri.
Setelah itu, Taehyung naik ke motornya dan persilahkan Jungkook untuk naik di belakangnya.

Jungkook masih mematung. Dan Taehyung berdecak jengkel. Dia turun dari motornya dan dengan mudah angkat tubuh Jungkook lalu dudukan di atas motornya.

Keadaan pemuda itu yang masih loading membuat Taehyung mudah membawanya pergi dari area sekolah. Mereka meninggalkan sekolah dengan Jungkook yang masih tidak sadar setelah Taehyung pakaikan helm di kepalanya.

"Jung?"

Taehyung tepuk pelan tangan Jungkook yang melingkar apik di pinggangnya.

"Hah?"

Taehyung terkekeh. Gemas dengan reaksi Jungkook.

Dia usap lembut tangan Jungkook lalu berbisik di sela motornya yang melaju kencang,"Kita akan pergi ke panti asuhan Jung. Aku ingin memastikan sesuatu. Dan aku butuh kau disisiku."

....................

Xiao Zhan mengangguk setuju sebelum keluar dari Apartemen Sehun. Dia menyanggupi permintaan  terakhir Sehun untuk menemani pemuda itu ke salah satu pesta yang harus di kunjunginya.

Xiao Zhan akan pulang terlebih dahulu lalu bersiap. Dia membawa satu buah tas belanja di tangan nya yang berisi pakaian mahal dari Sehun untuk dia kenakan.

Sesampainya di Apartemen, Xiao Zhan menerima pesan dari Taehyung jika pemuda itu kemungkinan akan pulang sangat terlambat atau juga menginap di rumah teman nya. Taehyung minta izin padanya agar Xiao Zhan tidak khawatir.
Xiao Zhan tidak menaruh curiga, dia mengijinkan Taehyung dan bersiap untuk pergi bersama Sehun.

Tanpa tahu, Jika di pesta tersebut, Yibo juga akan hadir dan mereka akan kembali bertemu.

....................................

 ETERNITY (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang