Lembar 4

840 96 5
                                    

Jungkook sudah duduk anteng di dalam ruangan kepala sekolah bersama hyung kesayangan.
Mendusal manja tidak tahu tempat yang jujur saja buat pak kepala sekolah juga ikut gemas melihatnya.
Mereka datang lebih awal dan sesuai dugaan jika si siswa tukang membully adiknya itu belum datang kesekolah bersama wali nya.

Yibo sendiri sudah meliburkan diri. Melimpahkan pekerjaan nya pada sang sekertaris cantik bernama Bae Irene. Dia berkata ada urusan penting dan tidak akan bisa hadir di kantor. Dihadiahi dengusan jengkel juga omelan sepanjang masa dari sang sekertaris yang telah hilang kesopanan padanya sejak awal melamar kerja.

Ya, gimana ya, namanya juga sepupu. Sudah dekat dari masa sekolah dulu pula. Jadi malah seperti Irene yang menjadi CEO dan Yibo yang jadi sekertaris saking seringnya omelan wanita cantik itu menguar di dalam ruangan kantor.

Kembali lagi pada Jungkook dan Yibo.

Yang lebih tua melirik adik nya lalu mengusap helai nya yang lembut dan lebat.
"Kenapa mereka belum datang? Apa tidak punya keberanian bertemu dengan hyung?"

Jungkook menggeleng," aku tidak tahu. Tapi kan yang kemarin nantang juga itu Taehyung. Ya masa tidak jadi adu bacotnya sih."

Yibo menghela nafas lelah. Apa-apaan adiknya itu. Dia datang kemari ingin menyelesaikan masalah dan meminta pada pihak sekolah agar Siswa yang bernama Taehyung itu tidak lagi mengganggu Jungkook.
Bukan nya mau adu jotos dengan kakak nya yang bahkan Yibo saja tidak tahu siapa.

Tidak lama terdengar bunyi bel yang menandakan kelas akan segera di mulai. Jungkook terpaksa berpamitan dan berlalu menuju kelasnya.
Menyisakan Yibo dan bapak kepala sekolah saja.

Disepanjang lorong kolidor menuju kelas, Jungkook sedikit bersenandung kecil. Mengusir rasa bosan yang bergelayut di otaknya.
Dia tidak punya teman di sini. Mereka semua segan padanya karena status sosial. Menganggapnya seperti barang yang akan mudah pecah jika di dekati. Menjadikan Jungkook seorang yang sangat bersinar namun juga kesepian. Berada di puncak tanpa seorang pun yang sekedar menemani. Dan karena itu juga sedikit banyak Jungkook tidak menyangkal jika kehadiran Taehyung selama ini di hidupnya yang suka membully membuat salah satu sisi sudut hatinya menghangat.

Hidup Jungkook sudah sempurna dengan kasih sayang Yibo.
Tapi tetap saja, diluar itu semua, Yibo tidak akan selamanya ada untuknya.
Dunia hyung nya itu bukan hanya dirinya saja.

Cepat atau lambat, seseorang tambatan hati untuk Yibo akan datang dan membawa pemuda itu pergi. Jungkook sedikit meringis membayangkan nya. Dia akan sendirian, dan tidak akan lagi punya teman.

Karena terlalu asyik melamun, Jungkook tanpa sadar menabrak seseorang hingga dirinya terjengkang kebelakang.

"ADUHH!!"

pinggulnya terasa ngilu. Jatuh keras ke lantai dingin dengan tidak berprasaan. Jungkook lalu mendongak, guna mencari siapa yang bertabrakan dengan nya tadi.
Namun matanya malah membola, menemukan seorang pria tampan yang menatapnya penuh rasa bersalah dan khawatir.

Sosok itu buru-buru berjongkok dan mengulurkan tangan nya pada Jungkook.
"Adik manis, maafkan aku. Aku benar terlalu ceroboh hingga berakhir menabrakmu. Apa ada yang terluka?"

Jungkook masih bengong.
Dia terpesona pada entah siapa yang kini berada di depan nya.
Tampan sekali sih.

Kalo Jungkook pacari bakalan mau gak ya?

Kan cocok. Sosok itu tampan dan Jungkook manis.

Kata orang sih, gak tau aslinya gimana dia ini.

Tanpa sadar malah cengengesan membuat sosok itu menyerhit heran.
Lantas menengok kebelakang di mana ada sosok lain yang berdiri acuh sembari memutar matanya.

 ETERNITY (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang