Bagian 18

539 64 4
                                    

"Kita mau kemana?"

Binarnya menghunus telak pada aktifitas Yibo yang terlihat sibuk kesana kemari di dalam kamar Apartemen yang kemarin malam pemuda itu sewa. Mulai mempersiapkan segala kebutuhan sang pujaan tanpa merasa di repotkan sama sekali. Tentunya bagi Yibo itu adalah sebuah keharusan. Tidak ada kata di repotkan dalam kamusnya jika itu untuk seorang pemuda bernama Xiao Zhan.

Wajahnya sesekali di buat menghadap pada sosok yang sekarang tengah anteng duduk di sisi ranjang menonton dirinya.
Yang kini juga sudah melontarkan pertanyaan penuh rasa penasaran untuk yang ke tiga kali.

"Yibo-ah, kita mau kemana? Kenapa kamu dandanin aku seperti ini?"

Menghela nafas,pemuda itu menoleh sekilas,"Kita akan pergi sayang, ke dokter."

"Kedokter?"

Yibo menutup tas berukuran sedang di tangan nya lantas menyampirkan nya di bahu. Berjalan mendekat pada sosok itu lantas menekuk kaki demi sejajarkan tinggi dengan nya,"hm, untuk memastikan jika kamu baik-baik saja."
Tangan nya jatuh membelai surai hitam sang pujaan dengan lembut.

Xiao Zhan sendiri menutup mata sebentar demi menikmati sentuhan yang selalu jadi candu untuknya.
Berdengung kecil lantas menjawab ragu,"tapi kapan kita membuat perjanjian akan pergi kedokter, Yibo? Bukankah kita belum membicarakan nya?"

Yang di tanya melempar senyum tipis lantas menggeleng. Tatapan nya selalu saja teduh dan penuh pemujaan. Memakaikan pakaian tebal pada Xiao Zhan yang kini dia buat berdiri di depan nya.
Tidak lupa juga sepasang sarung tangan sebagai pelengkap.
Jemari panjang dengan telapak lebar itu sangat terlihat gesit melakukan segala kegiatan. Seolah terbiasa dan akan terus menjadi kewajiban.

Melayani sang tambatan hati dan menghabiskan sisa hidup dalam hitungan waktu bersama nya.

Yibo tidak akan keberatan jika harus seperti itu. Dia akan dengan sangat senang hati mengulang lagi dan lagi segala memoriar bersama pemuda manis ini. Menoreh lagi semua kenangan yang sudah mereka lakukan.

Yibo benar tidak akan merasa keberatan sedikitpun jika itu tentang Xiao Zhan.

Tangan lentik itu sudah selesai di pasangkan sarung tangan yang membuat nya akan lebih merasa hangat. Memang bukan musim dingin, namun belakangan Yibo sadar jika tubuh Xiao Zhan semakin bertambah begitu rentan dan lemah.
Sebisa mungkin dia ingin buat pemuda itu nyaman kala dirinya bawa keluar Apartemen. Tidak membuatnya terluka pun merasakan sakit sedikit saja.

"Kamu mungkin lupa sayang, kemarin sebelum pergi ke tempat ini kita buat kesepakatan dan kamu menyetujui."

Xiao Zhan berdengung bingung, lagi. Terlihat wajahnya menampakan sebuah pikiran yang luar biasa susah,linglung. Dan Yibo tentu saja tidak suka melihatnya,"tapi Yibo, aku tidak mengingat apapun." Ungkapnya sendu.

"Benarkah?"

"Iya, aku tidak ingat kita pernah membahasnya. Apa aku lupa lagi?"

Yibo memilih memberikan senyuman tulus dan mengecup dahi putih itu penuh sayang. Membelai pipi gembil nya yang memerah lantas menarik lembut tangan yang sudah dia genggam itu untuk berjalan bersisian dengan nya keluar dari Apartemen.

"Tidak apa jika kamu tidak ingat, sayang. Benar mungkin, kamu lupa. Itu bukan masalah besar. Jangan terlalu dipaksakan, oke?"

"Tapi tidak apa kan? Kamu tidak marah?"

"Apa aku terlihat marah, sayang?"

"Tapi aku selalu lupa tentang kenangan kita, percakapan kita, memori kita, semuanya yang akhir-akhir ini kita lalui, Yibo. Bagaimana mungkin kamu terlihat baik-baik saja?"

 ETERNITY (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang