Bagian 19

976 73 23
                                    


"Alzheimer,Yibo. Istrimu fositif mengidap penyakit tersebut."

Yibo duduk tegak menatap gurat manis Xiao Zhan yang kini terlelap di atas ranjang begitu nyaman. Tubuhnya dibuat bergulung seperti kepompong kala Yibo membalutnya dengan selimut tebal nan hangat.
Di padu juga oleh bias cahaya senja yang membuat pahatan itu jadi terlihat berkali lipat jauh lebih indah.

Yibo sangat bersyukur bisa kembali merengkuhnya dalam ikatan janji sehidup semati. Dia pernah merasa sekarat kala figur itu menghilang beberapa tahun belakangan dari hidupnya. Maka dirinya tidak akan lagi sudi kehilangan sosok cantik itu untuk kedua kalinya.

Tatapan nya tidak lepas sedikit pun dari sosok cantik itu. Terus memerangkapnya dalam pandangan seakan takut jika dia mengalihkan sedikit saja sepasang kejora nya, maka sosok cantik itu akan lenyap dan hilang tanpa bisa dia tatap lagi di sepanjang hidupnya.

"Dokter tidak bercanda kan? Apa sudah melakukan beberapa kali tes ulang? Aku hanya takut dokter melakukan sebuah kesalahan."

Jemari Yibo bertaut gelisah di atas pahanya kala melihat sang dokter tersenyum amat manis namun menyimpan getir di sana.

Sebelumnya dia menggeleng kecil lantas kembali bersuara.
"Tidak, aku tidak salah dan juga sudah beberapa kali melakukan tes ulang. Hasilnya tetap sama, Yibo. Tidak ada yang keliru. Penyakit otak itu kini bersemayam pada tubuh istrimu."

"Kenapa?"
Bisiknya sendu.

Air mata itu lolos begitu saja dari kedua binarnya kala kelebatan bayangan percakapan nya dengan sang dokter beberapa waktu lalu kini terngiang kembali di telinga nya.

"Kenapa Xiao Zhan-ah.."
Lirihan pilu itu mengudara bersama isak lirih yang mulai terdengar dari bibir Yibo.

Waktu itu, Xiao Zhan hanya diam mengkristal di sisinya. Hidupnya seakan tidak henti di kunjungi kesulitan. Baru beberapa saat merasa beruntung sebab mengecap bahagia bersama sang terkasih, kini datang lagi badai lain yang memporak porandakan kehidupan nya nyaris tanpa sisa.

"Kenapa harus kamu, Xiao Zhan. Kenapa harus kita? Mana sanggup aku sekuat itu, sayang."

Nafas nya terasa tercekat saat bayangan-bayangan kebersamaan mereka yang sudah banyak terlalui akan hilang begitu saja dari memory Xiao Zhan.

"Tolong jangan bercanda denganku. Aku tidak suka, Xiao Zhan-ah. Candaanmu terlalu menakutkan."

Yibo memaksakan sedikit tawa di sela isakan nya. Demi apapun rasanya sakit sekali. Pemuda itu menggeleng seakan Xiao Zhan kini tengah terbangun dan mendengar semua ceritanya.

"Candaanmu tidak lucu, sayang. Tidak membuatku tertawa sama sekali. Kamu konyol. Apa tidak ada candaan lain selain hal ini, em?"

Kedua tangan nya gemetar. Sakit, sakit sekali rasanya kala tau jika sang terkasih mengidap penyakit mengerikan tersebut.
Seluruh dunia nya terasa hancur lebur. Tidak tersiksa hingga membuat Yibo nyaris sekarat.

Bagaimana harus dia hadapi kenyataan yang terlalu pahit ini.
Mengapa semesta seperti belum puas memberinya nestapa.

"Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, menurun nya kemampuan berfikir dan berbicara, serta perubahan prilaku.
Penyakit ini bisa memburuk seiring waktu hingga membuat penderitanya tidak mampu melakukan pekerjaan sehari-hari.
Pada tahap awal,penderitanya akan mengalami gangguan daya ingat bersifat ringan. Seperti tidak mengingat nama benda,percakapan, atau pun peristiwa yang belum lama terjadi. Kadang juga pada beberapa tanggal penting dan nama tempat juga orang yang baru di temui."

 ETERNITY (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang