E N A M B E L A S

2 0 0
                                    

Semakin kau mencintai maka semakin banyak luka kau dapati.

________________________________

Hari ini Arafah berangkat sekolah bersama Niel lagi, ya itupun setelah perdebatan panjang, karna Afah tak mau berurusan dengan Clara lagi. Tapi setelah negosiasi yang panjang akhirnya Afah tak bisa menolak, Niel berjanji kalau Clara tak akan tau karna Niel akan menurunkan Afah di halte depan sekolah sama seperti trakhir kali saat mereka berangkat bersama.

Tadi pagi saat hendak menaiki mobilnya Afah melihat ban mobil itu kempes dan berakhir dengan dia sekarang berada di mobil Niel.

Sepanjang perjalanan seperti biasa, senyap tanpa ada yang memulai topik pembicaraan, Niel yang sedari tadi sudah jengkel dengan keheningan ini pun mencoba berbicara.

"Fah." panggil Niel membuat Afah menoleh kearah Niel.

"Kenapa," sahut Afah.

"Gapapa, gue cuma gasuka aja, dari tadi kita diem dieman kyak orang musuhan, katanya kita temen sekarang." ucap Niel dengan mata tetap fokus ke jalan.

"Ouh." ucap Afah singkat.

"Itu doang?" Ucap Niel dengan sedikit kesal, lantaran ucapanya hanya di balas 'ouh' saja, apa apaan Afah ini.

"Ya terus gue harus apa Nathaniel"

"Ya apa kek gitu jangan cuma ouh doang, kessel gue dengernya" ucap Niel lagi dengan kesal.

"Bentar deh ini sejak kapan lo jadi cerewet kayak gini sih?" tanya Afah dengan badan serong menghadap Niel.

"Biasanya gue perhatiin lo ngak secerewet ini deh" lanjutnya yang membuat Niel menyunggingkan senyum.

"Oh jadii lo suka merhatiin gue diem diem?" tanya Niel dengan nada sedikit menggoda, dan itu berhasil membuat Afah sedikit malu, bagaimana tidak dia membuat dirinya sendiri ketahuan bahwa sering memperhatikan Niel.

"Apaan sih loh gausah geer" ucap Afah yang tak terima ya walaupun yang di katakan Niel itu benar, tapi Mau di taro ke mana harga diri Afah.

"Gue gak geer, kan lo yang ngomong barusan" ucap Niel masi menggoda Afah.

"Udahh dehh diem" ucap Afah kesal membuat Niel tertawa pelan.

Tak lama mobil Niel berhenti membuat Afah bingung dan bertanya.

"Kok berhenti?"

"Udah sampe istriku, tapi kalo lu mau sampe ke parkiran sekolah sih gue gak papa, tapi lo tau sendirikan pacar gue kayak gimana" ucap Niel dengan enteng yang membuat Afah kesal. bagaimana tidak, Niel memanggilnya istrii dan sedetik kemudian menyebutkan pacarnya, laki laki serakah.

Tak berniat membalas Afah turun dengan kesal dan menutup pintu dengan agak keras memperlihatkan kekesalanya, dan Niel tertawa pelan di dalam sana, sepertinya dia memiliki hobi baru, yaitu membuat Afah kesal.

Entah mengapa Niel suka wajah Afah yang kesal karnanya, menurutnya itu sangatlah lucu.

*******

Pelajaran hari ini sangat menguras tenaga mereka. bagaimana tidak, mata pelajaran olahraga di jam ke dua, ohh itu sangat melelahkan, terlebih pak Asis membuat mereka berlari keliling lapangan di bawa terik panas matahari.

Afah kesal mengapa mata pelajaran olahraga harus hari senin, di jam kedua dia mana mataharu sedang terik teriknya, membuat kulit Afah sedikit memerah.

Saat bel istirahat berbunyi Afah dan kedua temanya langsung pergi untuk ganti baju, bisa saja mereka langsung ke kantin tapi itu sangat membuat mereka tidak nyaman terlebih bau keringat itu.

Setelah ganti baju, mereka melangkahkan kaki menuju kantin, dengan seragam yang rapi dan wangi tentunya.

Saat sampai mereka memilih duduk dulu dari pada membeli mkanan, mereka sangat lelah.

"Gila..huff.. Pak Asis jahat banget" ucap ririn kesal karena mereka di buat sangat lelah oleh guru olahraga mereka itu.

"Iya.. Bikin kulit gue merah, diamah enak neduh, lah kita panas panasan." kesal Afah juga.

"Capek banget guee tolong.." keluh Sinta.

Tak berselang lama seseorang datang dengan dua minuman segar di tangannya.

"Nih minum" ucapnya menyodorkan minuman itu ke arah Afah.

"Wah.. makasii" ucap Afah dengan senyum lalu dengan cepat meminumnya karna sekarang Afah sangat haus.

"Ehmm.. Buat Afah aja nih?, kita berdua ngak?" sindir Sinta

"Tangan gue cuma dua sin" ucap Evan.

"Udah sana beli sendiri, nanti gue yang bayar" lanjutnya membuat senyum sinta mekar seketika, kemudian berdiri untuk memesan minuman.

Ririn yang sedari tadi juga kehausan dengan Polosnya menunjuk dirinya sendiri dan menatap Evan, yang membuat Evan tertawa kecil dan menganngguk.

"Iya lo juga" ucapnya sambil tertawa kecil membuat Ririn tersenyum girang dan sedetik kemudian berlari menyusul Sinta.

Afah sudah terkekeh sedari tadi dengan tingkah sahabatnya itu, lucu sekali.

"Lucu "

"Iya Ririn emang lucu" Saut Afah

"Bukan Ririn, tapi lo" ucap Evan yang membuat Afah tersenyun malu.

"Hallah gombal" ucap Afah dengan senyum.

"Lo makin lucu kalo lagi salting gitu." ucap Evan dengan tersenyum.

"Dih siapa yang salting, enak aja" protes Afah yang membuat Evan tertawa kecil.

Sedang asik becanda Evan dan Afah tak sadar sedari tadi ada sepasang mata yang melihat mereka dengan tatapan tak bisa di artikan.

___

Salam sayang❤


DEAR NATHANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang