S E P U L U H

31 4 0
                                    

.
.
Sakit ini milikku
Dan kau tak perlu tau itu
.
.

HAPPY READING
.
.

Pagi yang cerah dan Afah sudah bangun lebih dulu untuk mempersiapkan sarapan seperti biasa untuknya dan untuk suaminya.

Bisakan dia memanggil itu?. Huff spertinya tidak saat Niel saja tak menyukai pernikahan mereka.

Bertepatan dengan nasi goreng Afah yang sudah siap, Niel keluar dari kamar dengan seragam sekolahnya yang sudah rapi.

Afah memberikan sepiring nasi goreng untuk Niel. Afah memang masi marah pada niel tapi dia juga tak mau durhaka, bagai manapun niel suaminya bukan.

Ya walaupun hanya dia yang menganggap hubungan itu ada.

Meraka makan dengan Hikmatnya, hanya suara dentingan sendok yang terdengar. Beberapa menit berlalu mereka berdua sudah selesai dengan sarapanya.

Niel hendak membawa piring kotor itu untuk di simpan di tempat piring kotor tapi di tahan oleh afah

"Biar gue aja." Afah mengambil piring kotor Niel lalu membawanya ke tempat piring kotor. Sementara Niel, mengambil tas yang ada di kamarnya

Setelah meletakkan piring kotor Afah berajalan ke arah ruang tengah, meraih tasnya yang ada di sofa.

Niel keluar kamarnya dan menghampiri Afah yang tengah merapikan pakaian nya.

"Berangkat bareng gue yuk." afah melirik sebentar Niel

"Maless.. Ntar gue di siram lagi sama doi lu." ucap Afah ketus

"Ngak akan Afah, ayok ahh." ucap Niel seraya menarik tangan afah agar ikut dengannya.

"Lepasin gak. Sakit tau."Afah terus memberontak hingga di parkiran, afah menghentakkan tangnnya yang di tarik niel dan tangannya berhasil di lepas dari tangan niel.

"Masuk cepet."

"Ngak.."ucap Afah Ketus

"Masuk Arafah Anggara sanjaya." ucap niel penuh penekanan membuat Afah mendegus kessal.

Afah masuk ke dalam mobil seperti perintah Niel. di susul Niel yang juga ikut masuk.

Niel mengemudi dengan tenang, tak ada yang membuka suara sealama perjalanan menuju sekolah.

Niel sesekali melirik afah yang ada di sampingnya, afah terus menatap keluar kaca mobil.

"Masi marah sama gue."ucap Niel tiba tiba dengan mata masi fokus menyetir.

Afah berbalik dan menatap Niel, hanya sebentar sebelum dia mengalihkan pandangan nya lagi ke luar kaca mobil.

"Kan bukan gue yang nyiram lo."

"Tapi lo yang buat gue di siram."ucap Afah dengan nada kettus.

"Yaudah maafin gue." ucap niel pelan tapi afah hanya ber 'hemmm' ria menanggapi ucapan Niel

"Turunin gue di halte deket sekolah aja."

"Kenapa?" tanya Niel dengan dahi berkerut.

"Ntar gue beneran di sirem lagi kalo sampe mak lam.. pacar lo tau." Ucap Afah

"hemm.. Yaudah." pasrah Niel kemudian menghentikan mobilnya di depan halte yang sudah sangat dekat dari sekolah.

Afah turun setelah mobil itu benar benar berhenti, meraih tasnya kemudian keluar dari mobil . lalu berajalan menuju sekolah. Dengan mobil Niel yang mendahului Afah.

******

jam istirahat. Sebagian siswa siswi ada yang menghabiskan waktunya di kantin sekolah sekedar mengisi perut juga bergosip.

"Sayang, aku duduk di sini yah."ucap clara seraya duduk di sampin evan bersama kedua temanya yang juga duduk di depan clara, Niel hanya tersenyum ke arah clara

Diki memutar mata malas "Mending gua sama Rian pindah deh yah." ucapnya seraya berdiri dari duduknya. Di ikuti oleh Adrian

Bukan hal biasa lagi bagi Niel jika kedua sahabat nya ini selalu menghindar. Bukan menghindari Niel tapi lebih tepatnya menghindari adu mulut dengan Diki

"Ihss.. Dikii sini aja bareng aku." ucap disya salah satu teman clara yg dengan terang terangan menunjukan sikap suka pada Diki

"Ogah banget gua." Jawab Diki kemudian beranjak mencari tempat kosong bersama Adrian

Tak jauh dari tempat mereka duduk ada Arafah bersama dengan kedua temanya yang sedang asik menikmati makanan mereka dengan sesekali bercanda gurau.

"Enak aja, Barbie itu lucu tau."ucap Ririn

"Iya sih lucu Rin, tapi kan lu itu udah gede masa main barbie sih."Balas Sinta

"Haha bener tuh rin." saut Afah

"Biarin yang pen.."

"Kita gabung yah di sini."Ucap Adrian meninta izin, sedangkan Diki sudah lebih dulu duduk.

"Heh heh belum di ijinin juga main duduk aja loh." sewot Ririn pada Diki

"Udah sih Rin gk papa lagian masi kosong juga kok, Duduk aja Ad." setelah di beri izin dari Afah, Adrian pun kini duduk di samping Diki yang tengah menjulurkan lidahnya mengejek Ririn.

"Kalian ngapa pindah sih, dah bagus juga duduk sama Niel." Tanya sinta.

"itu di sana ada Nenek lampir." Diki menunjuk mengunakan dagunya ke arah duduknya Niel dan clara, membuat Arafah dan teman temannya menengok ke arah yg di tunjuk diki

"Haha itu mah bukan nenek lampir, Tapi Cheribelle."Ucap Ririn

Adrian mengerutkan keningnya"lah kok ceribel, cheribelle kan cantik cantik dia mah kagak." Ucapnya.

"Yeh belum tau aja nih, ceribel yang gua maksud itu, Cewe Mirip Annabelle" ucap Ririn santai.
Semua di meja itu tertawa renyah karna ucapan Ririn.

"Gua setuju kalo itu mah" ucap Diki ikut tertawa

Sementara di sebrang sana, di tempat duduknya, Niel sedang memperhatikan kedua temannya yang sedang tertawa bersama. Sesekali matanya melirik memperhatikan arafah yang asik tertawa.

______________________

Gaje ngak? Hehe maap deh
Jangan lupa vote yah, gratis kok:*


Salam manis❤️

DEAR NATHANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang