D E L A P A N B E L A S

1 0 0
                                    

Jika cinta datang dari mata
Mengapa harus hati yang menanggung luka.

_________________________

Pagi ini Afah terbangun dengan suasana yang agak berbeda, suara ombak yang menyambut pagi nya, yah sekarang dia ada di Bali seperti yang sudah di atur mama dan ibu mertuanya.

Mereka menginap di salah satu villa mewah di tepi laut milik keluarga Sanjaya. Tak hanya memiliki kolam renang pribadi, tapi tempat itu juga menyuguhkan pemandangan laut biru tak bertepi yang membuai.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan karna harus duduk selama hampir dua jam. Sepertinya semua ini cukup untuk membayar lelahnya.

Mereka telah selesai makan dan pagi ini Afah tak perlu repot memasak untuk sarapan, karna sarapan sudah tersedia rapi di atas meja makan, tentu saja di kerjakan oleh para pelayan villa.

"Jadi sekarang kita mau ngapain?" tanya Afah yang tengah duduk di kursi santai dekat kolam.

"berhubung kita udah di sini, yaudah nikmatin aja." ucap niel, yang di angguki oleh Afah.

Yang di katakan Niel benar, nikmati saja, toh mereka sudah ada di sini, anggap saja liburan, ya walaupun orang tua mereka bilang ini honeymoon yang tertunda.

*******

"Gue udah siap, yuk!" Afah menghampiri Niel yang sedari tadi menunggunya berganti pakaian, karna mereka akan berjalan jalan ke sekitar villa.

Niel menatap Afah tanpa berkedip, cantik sekali. bagaimana tidak, afah memakai Dres putih yang memperlihatkan bagian bahunya yang mulus.

Sangat cocok dengan nuansa pantai yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat cocok dengan nuansa pantai yang indah.

"Iya gue tau gue cantik, gausah gitu juga kali liatinnya" ucap Afah yang sadar sedari tadi Niel tak mengalihkan pandangan darinya.

Niel yang tersadar langsung mengalihkan matanya ke arah lain, membuat Afah tersenyum kecil.

**********

Sedari tadi mereka hanya berjalan di tepi pantai dekat villa mereka menginap, menikmati suasana sejuk dan terpaan angin laut. Dalam hati Afah merasa sangat bahagia karna ini kali pertama dia berlibur bersama orang yang dia cintai. Tapi apakah Niel juga merasa hal yang sama? Entahlah.

Mereka berjalan beriringan menelusuri bibir pantai, benar benar seperti pasangan yang romantis.

"Emmm.. Niel" ucap Afah memulai pembicaraan dan berhasil membuat Niel menoleh.

"Kenapa" tanya Niel.

"Emm..Clara ngak nyariin lo?"

"Dia sempet Nelfon tadi" jawab Niel.

"Terus lo bilang apa?" Tanya Afah lagi.

"Gue bilang sama dia kalo gue lagi ada urusan keluarga." Jawab Niel dan Afah yang mendengar itu hanya manggut manggut sambil ber oh ria.

"Lo sendiri gimana?" Tanya Niel balik.

"Gue?" Bingung Afah.

"Iya lo, pacarlo gak nyariin?" Tanyanya lagi.

"Gapunya pacar" jawabnya.

"Oh, gue kira lo sama evan pacaran" ucap Niel membuat Afah menggeleng kan kepalanya.

"Enggak,gak pacaran"

"Tapi masa cewe secantik lo gapunya pacar sih Fah." Ucap Niel membuat Afah tersenyum.

"Hmmm...Makasih loh udah muji gue cantik"

"Iya cantik, tapi masi cantikan cewe gue sih." ucap Niel santai yang membuat senyum Afah perlahan pudar.

Seperti di ajak terbang lalu sedetik kemudian di buat jatuh oleh kenyataan, kenyataan jika hati pria di depannya ini bukan miliknya, kenyataan bahwa seorang Nathaniel tak mencintai dirinya.

"Gue balik ke villa duluan yah" ucap Afah kemudian langsung melangkah dengan kesal kembali menuju villa tanpa menunggu jawaban dari Niel.

"Ehh..katanya mau liat matahari tenggelam." Ucap Niel sedikit berteriak karna jarak Afah yg semakin jauh.

"Gajadiiii" teriak Afah tanpa menoleh.

Tanpa di sadari air mata yang sedari tadi di tahannya menetes bersamaan dengan langkah kakinya yang semakin cepat, sedikit berlari, menjauh pergi dari rasa sakit akan cintanya yang tak kunjung terbalaskan.

Afah mencintai Niel, tapi apakah harus terus seperti ini, bukan salah Niel jika tak membalas cintanya, toh Niel sama sekali tidak tahu tentang perasaannya.

Setelah sampai, Afah langsung Berlari menuju kamar, sekarang dia hanya ingin membenamkan kepalanya ke bantal, meluapkan kekesalan di hatinya.

"Arghhhhhhhh... Kenapa sihh lo ga bisaa liat kalo gue itu cintaa sama Loo..." Teriak Afah.

"Dasar cowoo gak pekaaaaaa!!!!"

"Kenapa lo selalu buat gue keliatan jadi cewe bodoh! yang gak bisa ngelakuin apa apa saat tau suami gue cinta sama cewe lainnn!!"teriaknya sambil menangis melampiaskan kekesalannya.

Ingin sekali dia menyerah, tapi sekarang bukan saatnya, pernikahan nya masih sangat muda, masi banyak waktu untuk membuat Niel melihat cintanya, ya walaupun itu membutuhkan waktu cukup lama.

Lelah menangis, Afah hendak berdiri menuju kamar mandi, ingin mencuci muka yang penuh dengan air mata, tapi langkahnya terhenti saat handphone nya berdering.

"Ya halo,"

'Afahhh, lo kemana aja sih, kenapa gak masuk sekolah, gue juga gak liat Niel dari tadi di sekolah, lo di man..'

"Lagi di bali" ucap Afah memotong pertanyaan sinta yang banyak itu.

'whattt..kok gak bilang bilang sihhh. Kenapa lo liburan duluan? Ulangan akhir semester kita kan masi bulan depan, kok udah liburan duluan aja lo.' cerocos sinta.

'jangan bilang lo liburannya bareng Niel' saut Ririn.

"Hemm" hanya itu, tapi mampu membuat Sinta dan Ririn heboh.

'fahh jangan mau di apa apain yah sama laki lo yang kurang ajar itu' ucap Ririn.

"Gimana mau di apa apain, orang kita liburan aja dia msih inget simpenan nya itu" ucap Afah dengan sedikit kesal.

"Dah ahh kalian brisik gue mau ketoilet, bayy" Afah mematikan telepon nya secara sepihak, berjalan dengan kesal ke arah toilet.

Dan Niel? Entah dia sudah pulang atau belum, afah pun tak tau.














DEAR NATHANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang