D E L A P A N

38 5 0
                                    

Heppy reading;)
.
.
.

"Sekarang jelasin sama gue dan rika. Kenapa lo ngak tinggal di rumahlo dan malah milih tinggal di apartemen, mana pake gak ngasi tau kita lagi." Tanya sinta saat mereka barusaja duduk. Mereka sekarang ada di kantin dan lebih memilih duduk di pojokan.

Bingun. Afah bingung harus jawab apa sekarang, dia harus menjawab apa, jujur? Ahh tidanh mungkin, yang ada kedua temannya akan heboh.

"Woi jawab, malah diem aja" ucap Rika smbil menggeprak meja pelan.

"Emmm.. J..jadi gini. Gue milih tinggal di apartemen karna.. Gue mau coba hidup mandiri." jawab afah dengan nada gugup membuat Sinta dan Ririn mengerutkan keningnya

"Setau gue om Bram ngak akan ngijinin lo secara lo anak kesayangannya kan."tanya sinta lagi lagi mengerutkan keningya curiga

"Ihhh Sinta, yaiyalah anak kesayangan. Kan dia anak tunggal." protes Ririn yang sedari tadi hanya diam

"Diem lo lemot.. Gue lagi nanya ini." Ririn seketika memajukan bibirnya kessal

"Ihhss kan gue anak kesayangan papa otomatis papa ngak bisa nolak permintaan gue."ucap afah dengan bangga

Sinta dan Ririn hanya mangguk mangguk. Untung saja Sinta percaya dengan ucapanya barusan

"Pulang sekolah kita main ke apartemen Afah yukkk."Seru Ririn

"EhhhhEhh.. Apaa apaan.. ngak ngak."

"Ihhss Afah mah kita kan cuma mau main."Protes Ririn

"Tap..."

"Bodo amat. Pulang sekolah kita ikut ke apart lu." sekarang Sinta yang bicara

Habiss sudah dirinya.

"Terserah kalian deh."ucap Afah pasrah

**********

Afah Dkk sudah berada di dalam mobil Sinta. Seperti yang di katakan sinta dan ririn di kantin tadi.

Mereka menuju ke apartemen afah. Dan sekarang Afah sudah khawatir, bagaimana jika Niel ada di rumah.

Satu notifikasi masuk ke ponsel Afah. Itu dari niel

Nathaniel
-----
Gue ke mall bareng clara

Ok, jgan pulng cpet cpet yah.

Kenapa?

turutin aja deh.
Jangan bnyk tanya!!

Oke oke

Afah hanya melihat pesan Niel. Menyebalkan sekali tak tau apa jika Afah sedang khawatir, bagaimana kalau Ririn dan Sinta tau semuanya.

"Kok berhenti."tanya Afah

"Kitakan udah sampe Fa, lu Oon yah kan lu yang ngasi alamat ini tadi." huff betapa bodohnya afah tak menyadari kalau sekarang mereka sudah berada di parkiran apartemen.

afah hanya menepuk jidatnya pelan Kemudian berjalan, Ririn dan sinta hanya mengikutinya dari belakang.

Sampai di Depan pintu apartemennya Afah menghembuskan nafa pelan sebelum membukanya.

Mulut Ririn dan sinta terbuka lebar saat melihat Apartemen mewah ini. Apartemen se mewah ini dan hanya di tinggali Afah sendiri?.

"Lo bilang lo mau hidup mandiri tapi.. Apartemen se mewah ini?? Gue rasa ngak masuk akal." ucap Sinta.

Yah bayangkan saja apartemen mewah dengan ruang tamu luas. Tv besar dan semua perabotan yang menambah kesan elegan apartemen Afah. Ralat apartemenya dan juga Niel.

Sudah sampai di ruang tamu Ririn memegangi perutnya.
"Fah Toilet di mana.. Gue kebelet." ucap Ririn membuat afah tertawa pelan.

"Tuhh.."tunjuk afah ke arah toilet kemudian Ririn beranjak menuju toilet tersisa Sinta dan Afah.

"Oh iya gue ambilin minum sama makanan dulu yah Sin." ucap Afah.

"Jangan lama lama yah." balas Sinta. Afah mengangguk kemudian menuju dapur.

"Duhh kok gue pengen pipis sih."ucap sinta kemudian berdiri menuju toilet. Dia lupa masi ada ririn di sana.

Dia mengedor gedor pintu toilet
"RIRIN CEPETAN GUA KEBELET PIPIS." teriaknya sambil terus mengedor gedor pintu.

"GUA BELOM SELESE BANGKEK."Ririn membalas sambil berteriak juga.

Sinta mendengus kesal kemudian beranjak ke dapur.
"Fah...Fah toilet satu lagi mana."tanya sinta saat sudah berada di samping Afah.

Afah tertawa pelan
"Masuk aj di kamar tamu, itu yang sebelah kiri." ucap Afah kemudian sinta berlari menuju kamar yang di tunjukan afah tadi.

Selang beberapa menit afah baru tersadar.
Habiss lah dia, Afah lupa kamar itukan kamarnya.

"ARAFAAAAAAHH.."

Mampusss.. sekarang dia benar benar dalam masalah. Dia berjalan cepat menuju asal teriakan itu.

Ririn yang baru selesai dengan aktifitasnya pun langsung berlari menuju Sinta .

"Ada apa sih sin." tanya ririn

"Fa sekarang lo harus jelasin ini." ucap sinta sembari memperlihatkan foto yang ada tanganya mengabaikan Pertanyaan ririn, sedangkan ririn menatap foto itu dengan mulut menganga.

Afah hanya diam. Bagai mana sekarang, dia tak bisa berbohong lagi.

"Lo udah nikah dan ngak ngundang kita." ucap sinta dengan nada kecewa.

"Maaf.." hanya itu yg keluar dari mulut afah sekarang, Ririn langsung merebut foto di tangan Sinta kemudian melihatnya.

"Afaaaa ini beneran. Lo nikah sama Niel" tanya Ririn tak percaya, Afah yaang di tanyapun hanya mengangguk lemah.

"Lo jahat banget Fah ngak ngundang kita"ucap sinta lagi dengan nada kecewa.

"Ngak gitu Sin, biar gue jelasin dulu oke"ucap Afah dengan nada menyesal.

"Yaudahh jelasin cepetan."ucap ririn dan sinta bersamaan, mereka benar benar marah sekarang. Bisa bisanya Afah menikah tanpa mengundang mereka.

"jadi.. Gue sama Niel di jodohin. papah sama papinya niel itu sahabat, awalnya gue nolak tapi setelah tau kalau yang mau di jodohin sama gue itu niel jadinya gue terima. Siapa sih yang ngak mau nikah sama orang yang dia cinta, niel juga sama awalnya dia nolak tapi bedanya dia nerima karna desakan Papinya. dua hari setelah pertemuan keluarga, gue sama niel nikah acaranya cuma di hadiri kedua keluarga dan beberapa partner bisnis papa sama papinya niel karna gue sama niel ngak mau kalau hubungan kami ini kesebar" jelasnya panjjang lebar, Sinta dan ririn menyimak itu dengan seriuss.

"Udah berapa lama kalian nikah"Tanya sinta dengan nada yang masj kessal.

Afah menunduk"Udah hampir 2 bulan"ucapnya

Mulut Sinta dan Ririn sontak terbuka tak percaya "Dan kita berdua baru tauu sekarang."Ucap Ririn kali ini.

Afah menunduk lagi
"Maaff." ucapnya lemah.



Salam manis❤️

DEAR NATHANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang