S A T U

186 21 5
                                    

"Kamu mau makan apa?"

"Ngak usah gue ngak laper, oh iya lo berangkat sendiri ke sekolah, gue mau jemput clara." ucap Niel ketus.

"Yaudah ngak papah." pasrah Afah namun tetap tersenyum walau terkesan di paksa
Kemudian Niel beranjak dari tempatnya tanpa berkata apa apa lagi dan meninggalkan Arafah.

Sudah beberapa hari semenjak pernikahan mereka, tetapi mereka sangat jarang sekali mengobrol bahkan hampir tidak perna.

Nathaniel gilbert sanjaya atau lebih sering di panggil Niel itu memang tidak tertarik sama sekali dengan pernikahannya.

Pernikahan yang di dasari atas keterpaksaan yang membuatnya terperangkap dalam hubungan yang tidak dia inginkan.

Berbeda dengan Arafah anggara yang sekarang menyandang marga sanjaya, Afa memang anak penurut karna itu dia menerima perjodohannya dengan Niel.

Bukan hanya karna itu dia menerima perjodohan konyol itu, tetapi juga karna dia mencintai Niel sejak lama, tak banyak yang tau tentang perasaannya itu.

Hanya kedua sahabatnya yang tau karna dengan sahabatnyalah dia sering mencurahkan isi hatinya.

Dia selalu sabar menghadapi sikap Niel yang sangat ketus padanya, dia juga sabar saat Niel masi memiliki hubungan dengan wanita lain yang berstatus pacarnya.

Afah dan Niel meminta pada anggota keluarganya untuk merahasiakan pernikahan mereka dari publik, bahkan teman teman Afah dan Niel tak ada yang mengetahui hubungan mreka sekarang.

"Sabar Afah, demi cinta lo." semangatnya pada dirinya sendiri lalu lekas berangkat menuju sekolah.

***
Sampai di sekolah hal pertama yang dia lihat adalah niel dan clara yang baru saja turun dari mobil,niel membukakan pintu untuk Clara.

Clara dan Niel berjalan sambil bergandengan, membuat Afah sedikit kesal, tapi apa boleh buat, dia hanya bisa diam memperhatikan adegan.

Afah berjalan menuju kelasnya dengan wajah yang di tekuk masam lalu duduk di tempatnya.

"Lo kenapa pagi pagi muka di tekuk gitu?" tanya Ririn sahabat Afah yang duduk tepat di sampingnya.

Afah hanya diam tak menjawab.

"Niel lagi?" gemmas Sinta yang berada di depan tempat duduknya.

Afah pun hanya mengangguk, sahabatnya tau betul apa yang bisa membuatnya cemberut dan sedih siapa lagi kalo bukan Niel.

Walaupun Afah belum menceritakan tentang pernikahannya dengan Niel, tetapi kedua sahabatnya itu tau kalau afah sudah mencintai Niel sejak pertama masuk sekolah.

"Afah ihhh mending lo cari cowo lain deh dari pada lo sering sedih gitu." Kessal Ririn pada sahabtnya itu.

"Tau tuhh.. Si Evan ngejar ngejar lo tapi lo malah suka sama cowo yang ngak perna nganggep lu ada." Kessal Sinta juga.

"Ahhh udah dong gue lagi sedih juga." Rengek Afah .

"Hai Fa, udah sarapan belum? Kalo belum ke kantin yuk." Ajak Evan yang entah kapan dia di samping tempat duduk Afah.

"Ehh gue ud..." belum selesai bicara Sinta lebih dulu menjawab.

"Belumm, dia belum sarapan, sana cepet ajak ke kantin kasian sahabat gue belum makan."Cerocos Sinta yang mendapat pelototan tajam dari Afah.

Ririn juga ikut ikutan dengan mndorong tubuhnya agar mau ikut dengan evan, dengang pasrah dia berdiri .

"Tapi nanti gurunya masuk gimana."tanya shelin dengan setengah kessal pada kedua sahabatnya itu.

"Tenang aja kita jamkos kok." Evan menjawab pertnyaan Afah kemudian menarik tangannya menuju kantin.

***

"Lo mau pesan apa?."tanya Evan setelah dia dan Afah sampai di kantin.

"Jus Alpukat aja deh Van."

"Yaudah tunggu yah."afah pun hanya mengangguk.

Tak lama dia melihat niel dan clara masuk ke kantin, Afah terus memperhatikan niel hinggal duduk di kursinya.

Tiba tiba tatapan mereka bertemu tapi hanya beberapa detik saat Afah mengalihkan pandangannya saat Evan datang membawa pesananya.

"Nih punya lo."

"Mkasi yah." Jawab afah, Evan mengangguk sambil tersenyumm.

Di sebrang sana Niel sempat mencuri curi pandang ke arah Afah yang tengah mengobrol dengan Evan.

"mereka pacaran?" tanya niel dalam hati pada dirinya sendiri.

"Ihh niell mikirin apa sih." sebbal Clara .

"Aaa iya.. Apaa sayang?"

"Akutuh tadi bilang mau temenin aku ngak ke mall."

"Iya iya aku temenin kok." balas Niel dengan senyum seraya mengusap pelan kepala Clara.

Afah yang meliat itu hanya membuang nafas kasar, walaupun sudah sering melihat Niel bermesraan dengan clara tapi hatinya tak cukup kuat untuk itu.

"Van ke kelas yuk."Afah berdiri dari tempatnya.

"Ohh yaudah yuk, gue juga udah slesai ni."Evan juga ikut berdiri lalu kemudian beranjak bersama Afah kekelas.

_______**_______

Salam manis❤

DEAR NATHANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang