T I G A B E L A S

37 3 0
                                    

***

Pagi hari seperti biasanya Arafah menyiapkan sarapan, simple saja hanya nasi goreng dengan telur mata sapi di atasnya, kesukaan Niel.

Di atas meja sudah tersaji, tak lupa Arafah menyiapkan beberpa buah, juga susu untuk Niel. Sepertinya Arafah harus berbelanja lagi, karna isi kulkasnya sudah mulai habis.

Sedang asik menyiapkan sarapan tiba tiba Niel datang dengan berlari sambil berteriak tak karuan. "AFAHH KENAPA LO GAK BANGUNIN GUE, LO SENGAJA YAH, TEGA BANGET GA BANGUNIN GUE, GINI KAN GUE JADI TELAT." Teriaknya sambil berlari menuju Afah ingin protes.

Afah menutup telinganya, tak tahan dengan suara Niel yang sangat besar itu, apa dia fikir rumah ini hutan hingga dia bisa berteriak sebesar itu.

"BERISIKKKKKK."

"Lu kenapa sih teriak teriak, lu fikir ini hutan hahh!" Ucap Afah dengan kesal.

"Lagian lo kenapa gak bangunin gue, udah jam setengah tujuh, itu lagi.. lu kenapa gak pake baju sekolah, gamau sekolah lu!?" Jawab niel panjjang lebar.

"lo bisa gak sih ngomong pelan pelan, ini tuh hari minggu, mana ada sekolah buka, salah minum obat lo!?" Kesal Afah.

"Minggu?" Tanya niel.

"Iya Minggu!, dan lo udah ngerusak pagi gue yang cerah ini." Ucap Afah masih dengan nada kesal.

"Ya maaf gue lupa kalo hari ini kita libur hehehe." Ucap Niel sambil terkekeh.

"Dah ahh sana lu mandi, terus sarapan sini". Suruh Afah.

"Okeyy siapp" Niel berbalik menuju kamar untuk mandi.

Arafah sedikit tersenyum dengan tingkah Niel, Perdebatan yang sangat lucu.

Selang beberpa menit Niel kembali dengan rambut basahnya dan kalian tau? Dia hanya memakai celana selutut dengan handuk di pundaknya.

Hal seperti ini sudah biasa Afah liat tapi tak bisa di pungkiri, ketampanan Niel membuat Afah terpanah, di tambah perut Niel yang memiliki enam roti, sungguh pemandangn yag indah di pagi hari.

"Biasa aja kali liatnya, gue tau gue ganteng." Ucap Niel dengan percaya diri.

"Dih.. pede banget."Ucap Afah sambil memutar bolamatanya. Tapi yang dikatakan Niel ada benarnya sedikit, ingat! Sedikitt.

"Jadi makan gak sih?" Tanya Niel.

"Ya jadilah," balas Afah sembarii dia mengisi piringnya, setelah di rasa cukup Afah duduk dan makan apa yang ada di piringnya.

Tetapi Niel tak bergerak, dia tak mengambil makanan nya, Afah menatap Niel sambil mengerutkan keningnya heran, "Kenapa nggak makan?" Tanya Afah.

Dengan polosnya Niel menyodorkan piringnya ke arah Afah.
"Ambilin.."Ucap Niel.

"Hah?"

"Ambilin makanan nya Afah," Afah sedikit heran dengan tingkah Niel sekarang ini, tak biasanya.

"Kesambet apaan sih lo?" Omel Afah tapi Masi tetap mengambil piring itu, mengambilkan beberapa sendok nasi goreng, kemudian memberikannya kembali ke Niel.

"Hehe makasih." Ucap Niel dan hanya di Angguki oleh Afah.

"Afah," ucap Niel

"Hmmm." Balas Afah, dia Masi sibuk menyendok kan makanan kemulutnya.

"Afahh"

"Apasii Niell, Lo gak liat gue lagi makan." Ucap Afah kesal, entahlaa mungkin Afah sangat sensian hari ini.

Sepertinya Afah mendapatkan hobi barunya sekarang, yaitu mengomel pada Niel.

Niel agak canggung memulai lagi percakapan, tapi dia berusaha untuk mengeluarkan sebuah kata dari mulutnya.

"Lo Masi marah yah sama gue?" Tanya Niel hati- hati.

"Ngak"

"Syukur deh, tapi tadi malem kenapa lu tiba tiba marah?" Tanya Niel lagi.

"Gapapa pengen aja." Jawab Afah ngasal.

Jawaban Afah membuat Niel seperti sudah tak tahan ingin mencubit ginjal gadis di depannya itu.

"Sabar guee Fah sabar." Ucap Niel sambil mengusap dadanya menahan rasa ingin menyentil kening Afah.

_________**________

Salam manis dari Niel dan Afah<3



DEAR NATHANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang