04. Sean Dan Shiera

101 42 6
                                    

Jam menunjukkan pukul 07.30 tapi Shiera masih disibukkan dengan mencari buku catatan nya kesana-kemari, membuat seisi rumah ricuh oleh ocehan dan rengekan Shiera yang putus asa mencari dimana buku catatan miliknya.

Sebenarnya Shiera tidak terlalu sering mencatat di kelas, tapi untuk mata kuliah satu ini di wajibkan untuk mencatat setiap kata yang di lontarkan dosen di depan kelas.

Repot? tentu saja, tapi kalau tidak begitu bisa - bisa shiera mengulang lagi untuk semester depan.

Mimpi buruk.

"Shiera ini udah telat loh, kamu mau berangkat jam berapa lagi?"

Shiera yang masih sibuk berlari kesana-kemari itu berhenti.

"Ma mendingan aku telat atau absen?"

"Tapi absen pilihan yang bagus sih." monolog nya.

"Mendingan kamu absen atau mama tendang?"

Ok jawaban nya telat.

"Yaudah deh aku berangkat."

Katanya lalu memeluk ibu nya sebelum berangkat.

"Tante ricky udah berangkat belum?"

Ricky yang mendengar teriakan teman nya itu pun keluar dari rumah nya.

"Aku ga ada kelas."

Shiera menjatuhkan bahu nya.

"Mau nebeng?"

Shiera mengangguk.

"Bentar."
Ujar Ricky lalu masuk kembali ke dalam rumah dan kembali keluar lengkap dengan jaket dan kunci motor di tangan nya.

"Thanks ikiii."

"Stop, geli."
Katanya lalu menjalankan motor nya meninggalkan Shiera di depan kampus.

Shiera berjalan masuk ke dalam area kampus menuju gedung fakultas nya.

Ia pikir dia akan menjadi satu-satunya yang terlambat hari ini, soalnya sekarang sudah pukul 08.00 dan kelas pertama selesai 45 menit lagi.

Tapi sepertinya tidak, dia melihat Sean yang berdiri di samping pintu kelas mereka.

"Sean!"

Sean menoleh, lalu mengalihkan wajahnya dengan cepat.

Shiera yang bingung segera mendekati Sean dan berusaha menatap lelaki di depan nya itu, tapi tetap saja Sean memilih menyembunyikan wajah nya dari Shiera.

"Sean kamu kenapa?"

Sean menggeleng memilih diam tak menjawab.

Apa Sean marah? tapi semalam mereka baik - baik saja mereka tidak bertengkar.

Kecuali bertengkar dengan Setya.

"Sean?"

Shiera menarik bahu lelaki itu memaksanya untuk berbalik menatap dirinya.

"Sean! Muka kamu kenapa?"

Sudah Sean duga kejadian ini pasti terjadi.

"Aku ga papa, kamu ga usah khawatir nanti juga sembuh sendiri."

"Kamu berantem lagi sama kak Setya?"

Boom! tepat sasaran.

Sean tidak ada pilihan lain selain mengangguk.

Shiera menggeram lalu menarik Sean menuju koperasi.

Shiera membeli beberapa obat-obatan untuk menyembuhkan luka Sean.

Sean dan Semestanya. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang