05. Shiera

79 36 11
                                    

Keadaan kampus pagi ini terlihat lebih ramai daripada biasanya, banyak orang berlalu - lalang di koridor.

Dan disini Sean menatap mereka semua dari jendela kelas, sembari menunggu gadis nya biasanya Shiera akan datang tepat lima menit lebih awal daripada dirinya tapi kali ini gadis itu masih tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Waktu terus berjalan sudah satu jam shiera tak juga menampakkan batang hidungnya, Sean terus menunggu hingga akhirnya jam perkuliahan mereka dimulai.

Dan Shiera tidak hadir dalam kelas lagi hari ini.

Jam menunjukkan pukul setengah sebelas siang, Sean berinisiatif menghubungi nomor shiera untuk menanyakan kabarnya tapi nihil panggilan itu tidak dijawab.

Shiera kenapa?.

Setelahnya Sean berjalan sendirian keluar dari area fakultas nya, memberanikan diri mendatangi fakultas sastra dan budaya untuk menemukan teman-teman shiera.

Barangkali ia bisa dapat informasi.

Langkahnya melambat, seiring dengan dekatnya jarak dirinya dengan fakultas tujuan nya dan tentu nya fakultas sang kakak yang berdiri megah tepat di sebelah nya.

Sean tidak tahu dimana Juan dan yang lain nya, jadi ia hanya bisa menunggu sendirian sambil matanya menelisik semua mahasiswa yang wara - wiri di sekelilingnya.

Hingga netra nya menangkap sosok Anetha di seberang.

Sean berlari menyusul Anetha yang sial nya juga tengah berlari ke suatu tempat.

Hingga Sean tanpa sengaja menabrak seseorang.

"Punya mata di pake bego!"

Eluh nya kesal.

Sean hanya bisa menunduk dan berdiam diri di depan lelaki yang barusan ia tabrak itu.

"Ngomong dong minta maaf kek, bisu lo?"

Sarkasnya.

Lagi - lagi Sean hanya bisa diam.

"Kenapa si dan?"

Sahut seseorang lainnya yang baru tiba diantara mereka.

"Ni orang nabrak bukan nya minta maaf malah bengong kaya orang dongo anjir."

Sean mengangkat kepalanya, dan betapa terkejutnya dia mendapati Setya tengah menatapnya nyalang.

"Pergi lo dari sini."

Geram Setya.

"Aku mau cari teman - teman Shiera dulu."

"Gue bilang pergi ya pergi anjing!"

Sean tersentak, tapi sentakan itu tidak membuat tekad nya goyah Sean menatap balik saudara nya itu dan kembali menggerakkan tangan nya penuh emosi.

"Aku bilang aku mau cari teman - teman Shiera!"

"Bangsat."
Desis Setya.

Sedetik kemudian lelaki itu langsung menyeret Sean entah kemana, Setya menarik adik nya itu ke tempat yang lumayan sepi.

"Gue bilang apa sama lo? Jangan sekali-kali lo nunjukin muka lo di hadapan gue kalo kita lagi di kampus! Lo selain bisu bodoh juga apa gimana sih?".

Sementara itu Shiera tengah terbaring lemas di kasur kamar nya, badan nya panas wajah nya juga berubah menjadi pucat.

"Sakit kan? Di bilangin juga apa ngeyel banget."

Shiera menatap malas.

"Kamu kalo dateng cuma buat ngomel mending pulang deh Rik, telinga aku udah panas dengerin ocehan mama terus sekarang kamu ikut ikutan."
Balasnya lalu mengubah posisi berbaring nya menjadi menyamping memunggungi Ricky.

Sean dan Semestanya. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang