Pagi ini Shiera di kejutkan dengan kedatangan Setya, pasalnya gadis itu tidak membuat janji apapun bersama nya.
Tetapi kini Setya sudah duduk rapih di sofa ruang tamu bersama ibu nya.
"Shiera udah belum?"
"Sebentar ma lagi kabarin Ricky."
"Sebentar ya nak Setya, Shiera itu memang lama siap-siap nya."
Setya mengangguk maklum.
"Iya Tante, gapapa lagian kelas saya juga masuk nya siang."
"Syukurlah. Tante jadi ga enak kalo kamu terlambat gara-gara Shiera."
Setya terkekeh kecil.
"Udah ma."
Setya yang melihat itu langsung bangkit dan berpamitan lebih dulu dengan ibu Shiera.
"Kalo gitu kita berangkat ya Tante. Permisi."
Setya melangkah keluar di ikuti oleh Shiera.
Di perjalanan kedua nya hanta diam.
Tidak ada yang mau memulai pembicaraan lebih dulu, hingga akhirnya sepeda motor Setya mulai mendekati area kampus.
"Kak Setya kenapa jemput aku?"
Setya terdiam sejenak.
"Kamu masuk kelas, belajar yang rajin ya. Nanti pulang sama kakak lagi."
"Kenapa?"
Memilih bungkam Setya melangkah meninggalkan Shiera di area parkir sendirian.
"Kenapa perasaan ku ga enak ya."
Shiera memulai pelajaran nya hari ini, seperti biasa dua matkul setiap hari.
Setelah ini ia harus menunggu Setya menyelesaikan kelas nya juga baru mereka bisa pulang bersama.
Tapi baru saja Shiera melangkahkan kaki nya keluar kelas, dirinya sudah di sambut oleh Setya.
"Ayo balik."
"Tapi kakak ada kelas?"
"Batal, dosen nya diare."
"Hah?"
"Udah ayok buruan."
Balasnya sambil menarik tangan Shiera.Perjalanan mereka kembali dimulai, Shiera tidak tahu ia akan di bawa kemana tapi setelah dua puluh menit perjalanan Shiera mengenali jalanan ini.
"Ini kan arah rumah sakit? Kita mau kerumah sakit?"
"Iya."
Setya hanya menjawab singkat.Nadanya terkesan tidak ramah, menyebabkan Shiera tidak berani bertanya lebih.
Sesampainya disana Setya berjalan lebih dulu meninggalkan Shiera di belakang.
"Kak Setya kalo jalan pelan-pelan kaki ku pendek."
"Kalo telat kamu ga bisa liat dia lagi."
"Maksudnya?"
Setya menggenggam tangan Shiera.
"Nona Shiera, tolong mulutnya di kondisi kan dan ikut aja. Saya ga mungkin apa-apain kamu dirumah sakit."
"Kenapa tiba-tiba saya kamu?"
"Udah diem!"
Mereka mulai masuk, menaiki lift dan berjalan ke arah kamar 118.
"Maaf kalo aku nanya lagi, tapi ini kamar siapa?"
"Kamu liat sendiri."
Setya mengarahkan Shiera untuk mengintip dari jendela pintu.Setya memegang kedua bahu Shiera, dapat ia rasakan pundak itu menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean dan Semestanya. [END]
FanfictionR17+ ft. Sunoo of enhypen Cantik, ini halaman terakhir. Maaf jika aku tidak lagi di samping mu, mungkin sekarang kamu sedang menangis maaf tangan ku tidak lagi bisa mengusap air mata mu. Aku benci jika kamu menangis, dan aku benci jika aku menjadi a...