Setelah pemakaman Sean, kedua orangtua Sean dan Setya datang secara tiba-tiba.
Richo memeluk Setya dengan erat, sementara Hasley memeluk Shiera.
Mereka berdua menangis.
Setelah kedatangan Setya ke rumah sakit tempo hari, ia langsung mendatangi kantor ayahnya kembali.
Ia berusaha menjelaskan kepada ayahnya betapa berharganya kehadiran dirinya saat ini di sisi Sean.
Namun, Richo tetaplah Richo ia tidak akan menyentuh masa lalu nya lagi.Apalagi Seano adalah pemicu hancurnya keluarga mereka.
Seminggu sebelum kematian Sean.
"Kamu mau papa datengin dia? Kamu lupa Setya dia itu sumber masalahnya! Kalau dia lahir sempurna pasti keluarga kita tidak hancur keluarga kamu tidak hancur."
"Satu - satu nya orang yang membuat keluarga ini hancur sejak dulu itu ya papa!"
Ucapnya marah.Richo dengan spontan menampar wajah anak sulungnya itu.
Baik Setya maupun Richo mendadak tidak bergeming, rasa sakit yang menjalar di pipi nya seakan mati rasa.
"Setya, papa ga bermak-"
"-tampar pa! Tampar, kalau itu bisa mengurangi rasa dendam papa sama Sean aku gapapa. Aku cuma mau Sean melihat kalian disaat terakhirnya, aku mau dia mengingat kalau dia masih punya keluarga."
Richo terdiam.
"Tapi kaya nya memang keluarga Sean itu cuma aku. Kakaknya. Kalau papa mau jenguk Sean aku udah share location ke nomor papa."
Ujarnya lalu pergi meninggalkan ayahnya di ruang kerja.Tak hanya ayah nya, Setya juga berusaha menghubungi ibu nya.
Ia berusaha menjangkau ibu nya lewat Jenna, karena ia tahu benar bahwa ibu nya tidak akan menjawab panggilan nya.
Ia menitip kabar kepada Jenna.
"Jenna, sampaikan pada mama kalau Sean juga anaknya. Sean adik ku, dia butuh mama. Aku tahu mama tidak membenci Sean, mama hanya marah akibat perkataan papa dan ia meluapkan nya pada Sean. Dari dulu aku tahu kalau mama sangat menyayangi Sean. Mama kalah oleh ego nya sendiri, dia membungkam kata hati nya. Oleh karena itu mama menjadi seperti orang lain, bagiku mama adalah ibuku tapi bagi ku juga ia adalah orang asing. Tapi bagi Sean, mama tetaplah mama. Kamu tidak tahu kan seberapa sering Sean menatap figura foto keluarga di rumah yang menampilkan wajah papa, mama, dan aku. Bahkan dia tidak ada disana tapi dia bilang kalau gambar itu adalah hal favorit nya. Tolong aku Jenna, waktu Sean tidak banyak."
Setya mengirimkan email berisikan pesan dan alamat rumah sakit pada Jenna.
Berharap suatu keajaiban muncul dan ibu nya bisa kembali.Suasana di pemakaman benar - benar damai.
Angin sejuk menyapu wajah - wajah semua orang yang berada di sekitar makam Sean.
Seolah-olah Sean tengah berterima kasih."Maaf. Maaf."
Hasley terisak.Shiera memeluk Hasley kuat, menenangkan wanita itu.
Sementara Setya hanya diam, tidak membalas pelukan ayah nya.
"Seharusnya kalian datang lebih cepat."
Ujar Setya datar."Sekarang Sean sudah tidur, kalian berharap apa?"
"Kalian bahkan tidak sempat meminta maaf kan?"
"Akibat keegoisan kalian, aku dan Sean terpisah."
"Dan kalian membuat ku membenci adik yang paling aku sayangi. Aku ingat saat pertama kali aku memberikan ia nama Sean, kalian ada disana dan kita bahagia. Tapi hanya karena kekurangan Sean kalian rela memecah keluarga ini dan memisahkan aku dengan Sean."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean dan Semestanya. [END]
FanfictionR17+ ft. Sunoo of enhypen Cantik, ini halaman terakhir. Maaf jika aku tidak lagi di samping mu, mungkin sekarang kamu sedang menangis maaf tangan ku tidak lagi bisa mengusap air mata mu. Aku benci jika kamu menangis, dan aku benci jika aku menjadi a...