Sudah empat hari berlalu Leon tak nampak di sekolah. Dan lebih aneh lagi, tidak ada satu pun yang tahu alasan absennya. Bahkan Anton, sahabat dekat Leon, hanya menggeleng ketika di tanyai tentang Leon.
Tok...tokk...tok...
Hari ini adalah hari Minggu. Bianca sudah membuat janji dengan Andre, teman sekelasnya, untuk jalan bersama. Setelah Andre tiba di depan rumahnya, Bianca membuka pintu dengan senyum kecil, lalu mereka berdua berangkat bersama.
"Cakep banget lo" puji Andre.
"Udah biasa" jawab Bianca dengan mengeluarkan pesona centilnya, hingga Andre tersenyum gemas.
"Kayanya kita harus makan dulu deh," kata Andre tanpa menunggu Bianca bertanya.
Mereka akhirnya pergi dengan mengendarai motor menerobos jalanan kota yang ramai dan penuh hiruk-pikuk. Meskipun begitu jalanan tidak terlalu macet, hingga sesampainya mereka di tempat tujuan. Sebuah mall yang cukup terkenal di kota.
Andre memutuskan mengajak Bianca untuk menuju ke salah satu resto favoritnya. Setelah memesan dan membayar makanan mereka oun datang dalam hitungan 1 menit. Andre menyantap makanannya dengan lahap, sementara Bianca hanya memainkan garpu di piringnya, sesekali tersenyum kecil mendengarkan cerita Andre sejak beberapa menit lalu.
"Jadi, waktu itu gue sama teman-teman lagi di taman, terus nggak sengaja liat komunitas yang main skateboard. Gue pikir gampang, ya kan? Eh, pas nyoba... langsung jatuh jungkir balik." Andre tertawa, mengingat kejadian itu.
Bianca tersenyum tipis. "Terus lo kapok,?"
"Kapok sih, nggak. Malah jadi penasaran. Makanya sekarang aku lagi serius belajar. Siapa tahu bisa keren kayak di video-video yang di tiktok" Andre meneguk minumannya, lalu menatap Bianca. "Kalo lo sendiri, punya hobi apa, Ca,?"
Bianca mengangkat bahu. "Nggak banyak. Hobi gue itu, hobi sejuta umat perempuan, cuma baca Novel, koleksi novel"
"Persis kaya adek gue. Dari SD kelas 6 udah ngoleksi novel"
Bianca hanya tersenyum tipis. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, tapi dia tidak ingin ia tunjukkan pada Andre.
"Kayanya lagi nggak fokus,?" Tanya Andre khawatir menatap Bianca.
"Nggak kok, cuma agak kenyang aja, aku emang kalo makan nggak banyak"
"Kalo ada apa-apa cerita aja. Gue bakal jadi pendengar yang baik kalo lo mau"
Bianca terdiam sejenak, ia tidak mungkin mengatakan pada Andre bahwa dia memikirkan Leon akhir-akhir ini. "Aman Ndre, abisin buru. Gue pengen main boneka capit katanya lagi ada diskon di Timezone"
Andre mengangguk, meskipun jelas dia tidak sepenuhnya yakin. "Yaudah, abisin juga. Biar gemuk, kaki lo udah kaya sapu lidi tau kecil gitu, minimal harus kaya gedebok pisang"
"Sembarangan, lo pengen gue obesitas,?" Tanya zbianca, Adnre hanya tertawa.
Setelah makan di restoran favorit Andre, mereka memutuskan untuk bermain di Timezone. Andre tampak antusias, menceritakan hobinya sambil menunjuk berbagai mesin permainan yang menarik perhatiannya. Bianca, meskipun mendengarkan, sesekali pikiran dipenuhi oleh Leon. Memikirkan sebenarnya apa yang membuat Leon tiba-tiba tidak ada kabar, tidak mungkin hanya sekedar Bianca mengabaikannya saat mengantar Bianca pulang ke rumahnya.
Saat mereka tiba di mesin capit boneka, Andre terlihat sangat fokus memilih boneka mana yang akan dicapit. Namun suasana tiba-tiba berubah ketika ponsel Bianca bergetar di dalam tasnya. Nama yang tertera di layar membuatnya terdiam sejenak. Seolah ada perasaan lega terselip di hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Fiksi Remaja⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa