CP 05.

252 33 1
                                    

𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝘂𝗽𝗮 [𝘃𝗼𝘁𝗲] 𝗿𝗮𝗶𝗱𝗲𝗿𝘀.

.
.
.

Rosalia, sejak kedatangan tara dan kegeramannya terhadap nathalie sekretaris baru dari batara. Kini dirinya selalu menempeli tara kemanapun ia pergi.

"Bisakah kau kembali ke ruanganmu?" tanyanya, dengan menahan kesal.

"Aku akan kembali ke ruanganku, jika kau tidak mempekerjakan nathalie menjadi sekretaris pribadimu."

"Apa masalahmu ha?! Pergilah sebelum aku memanggil satpam untuk menyeretmu keluar" ucap tara, yang sudah diambang batas kesabaran.

"AKU TIDAK SUKA PADANYA" teriak marah rosa.

"Apa urusanmu?" ucap santai, tara.

"Karena aku tidak suka jika ada sekretaris wanita untukmu" jawab, rosa berani.

"Siapa kau?."

"Aku managermu" jawabnya, tak mau kalah.

"TIDAK BERHAK KAU MENCAMPURI URUSAN SIAPA YANG AKAN MENJADI SEKRETARIS KU NANTINYA, PERGILAH" teriak tara karena tidak bisa membendung amarahnya lagi.

"Dan ingat, kau disini hanya manager, aku bisa menurunkan profesimu menjadi obe jika aku mau" lanjutnya.

Rosa dibuat kualahan dengan ucapan terakhir tara, maka dengan itu dirinya lebih baik keluar daripada harus mengambil konsekuensinya. Karena tara tidak pernah berbohong dengan apa yang di ucapnya.

Kepergian rosa membuat tara sedikit bernafas lega.

"Jika bukan karena aset eommaku sudah ku tendang dia dari sini" ucapnya pelan, dengan memijat pelipisnya.

𓆉︎  𓆉︎  𓆉︎  𓆉︎

𝙏𝙊𝙆 𝙏𝙊𝙆 𝙏𝙊𝙆

"Masuk."

Shaka yang sudah mendapatkan izin dengan segera masuk kedalam, berjalan kearah meja kerja tara lalu meletakkan sebuah map cokelat.

"Ini semua biodata yang kau inginkan" ucap shaka.

"Apakah kau sudah yakin, semua data sudah lengkap?, aku tidak ingin ada sedikitpun kekurangan didalamnya."

"Aku yakin, semua data yang kau perlukan sudah ada" jawab shaka, menyakinkan tara.

"Baiklah, kau boleh pergi."

Shaka mengangguk lalu berjalan keluar ruangan, sebelum tara mengucapkan kali pertama dari beberapa tahun shaka tidak pernah dengar.

"Shak, makasih" ucap tiba-tiba tara, pelan.

Shaka berbalik badan, lalu tersenyum lembut ia tak heran dengan itu, karena shaka tau tara hanya seorang lelaki yang baik hati dan juga lembut, hanya karena ayahnya tara yang dulunya suka tersenyum berubah drastis apalagi dengan ditambah kepergian sang eomma.

"Sudah tugas gue membantu lu tar" jawab shaka.

"Pergilah ka, lu ganggu."

"Dasar cowo sialan" ucapnya, lalu meninggalkan ruangan tara.

Tenang saja, ucapan apapun yang dilontarkan tara tak pernah diambil hati oleh shaka, menurutnya omongan tara hanya sebuah candaan. Bisa disebut malu!.

NOT DEATH (revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang