CP 06.

239 31 0
                                    

𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝘂𝗽𝗮 [𝘃𝗼𝘁𝗲] 𝗿𝗮𝗶𝗱𝗲𝗿𝘀.

.
.
.

𝗙𝗟𝗔𝗦𝗛𝗕𝗔𝗖𝗞 𝗢𝗡

Batara kecil, seorang anak lelaki yang masih berusia 19 tahun dikeluarga alvares. Meskipun diumur yang masih terbilang cukup mudah tara harus bekerja untuk mengelola perusahaan ayahnya. Tara selalu dibimbing disiplinkan diri oleh sang ayah sejak usia dini, namun jangan terkejut jika dirinya bersama sang ibu, tara akan menjadi sangat manja dan mudah menangis. Mengadu bagaimana ia merasa lelah dan mudah menyerah.

"Tara, kemarilah nak kau harus makan terlebih dahulu."

"Baik ibu" sahut tara.

Tara berjalan ke meja makan, yang sudah berisikan sang ibu yang menata makanan dan ayahnya yang sedang fokus terhadap ponsel yang digenggamannya.

"Makanlah, setelah itu berangkat ke sekolah" tinta ibunya.

Tara hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu duduk disalah satu kursi. Tara menatap ayahnya kagum, dengan tubuh tegapnya dan juga brewok disekitaran dahunya menambah kesan dewasa. Aku ingin seperti ayah!.

"Tara setelah pulang sekolah, kau harus segera berangkat ke perusahaan untuk mengecek data² yang masuk" ucap sang ayah yang baru saja meletakkan ponselnya.

"Iya ayah."

Beberapa menit hanya dentingan sendok yang terdengar diruang makan, mereka bertiga hanya fokus pada makanan masing-masing. Hingga suara tara menghentikan acara makan ayahnya.

"Ayah, bolehkah aku pergi bermain sebentar saja bersama temanku?" izin tara, takut.

"Tidak."

Tara menunduk menurunkan meletakkan sendok makananya, ia kecewa oleh jawaban ayahnya karena menurutnya ucapan pertama kali sang ayah sudah tidak bisa diganggu gugat, padahal dalam hatinya ia ingin sekali bermain bersama teman-temannya.

"Yeobo biarkan anakmu bermain sekejap saja, kan uda beberapa minggu ini dia tidak bermain" ucap sang ibu, membelah tara.

"Kalau aku bilang tidak ya tidak, kalian memang tidak berguna!!."

𝙋𝙍𝘼𝙉𝙂𝙂!!

vares melempar sendok yang ia bawa ke meja makan, membuat tara maupun ibunya terkejut karena tingkah tiba-tiba ayahnya.

Tara takut, ia meremat baju yang digunakannya, ini dia alasan kenapa ia selalu bolos ketika sekolah, untuk bermain tentu saja. Karena setelah ia tau tentang bagaimana mengelola perusahaan ia tidak ada waktu sedikitpun untuk bermain bersama para sahabatnya.

"Tak apa, bermainlah biar nanti ibu yang bilang baik-baik kepada ayahmu."

"Tapi bu_."

Sang ibu hanya tersenyum.
"Berangkatlah, nanti terlambat" lalu mengecup kening anak semata wayangnya.

"Terimakasih bu, aku mencintaimu" ucapnya, senang dengan mencium pipi ibunya.

Setelah kepergian tara, ibunya menangis ia tidak ingin terlihat lemah didepan anaknya dan menyembunyikan bagaiamana sikap suaminya belakangan ini, bahkan bagaimana ia diselingkuhin oleh wanita lain.

"Ibu juga mencintamu nak" jawabnya, ketika tara sudah tidak terlihat.

Tara berangkat sekolah dengan perasaan senangnya, karena ia dapat bermain dengan para sahabatnya lagi dari sekian minggu yang tak ia dapatkan.

𓆉 𓆉 𓆉 𓆉

Setelah beberapa jam yang ia lalui untuk mengikuti semua pelajaran hari ini, kini tara berserta sahabatnya sedang berkumpul di cafe yang selalu mereka datangi.

"Tumben lu boleh main sama kita?" ucap salah satu teman tara.

"Ya, sekali-sekali" jawab, tara seperlunya.

"Yakan kita tau sendiri, gimana sikap bokap lu."

"Urusan nanti."

Mereka sangat asik bercengkrama, banyak hari-hari yang sudah mereka lewatkan hanya karena ketidakhadiran salah satu orang. Sekarang tara dengan segala ketakutan dan kegigihannya untuk berkumpul bersama temannya lagi tak bisa dibendung, ia ingin bermain, makan harus terpenuhi.

NOT DEATH (revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang