ETERNAL LOVE

133 21 0
                                    

HAPPY READING!!!

setelah taehyung mengatakan kata-kata pedas pada jalang dibar. Ia menyusul anaknya ke mobil. Memasuki mobilnya dengan angkuh lalu menjalankan diatas rata-rata.

taejung menatap daddy-nya takut, dengan rahang yang tertecak jelas diwajahnya dia sudah mengetahui jika daddy-nya sedang menahan emosi. "dad aku__"jelasnya, sebelum terpotong oleh tangan kiri taehyung menyuruhnya untuk diam.

beberapa menit mereka diperjalanan tanpa ada yang membuka suara.

beberapa menit mereka diperjalanan tanpa ada yang membuka suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hingga mobil yang mereka tumpangi memasuki perkarangan mansion. Taejung semakin gelisah jantungnya berdetak tak karuan dia takut hal yang tak pernah daddy-nya perbuat akan terjadi malam ini.

"turun" suara rendah taehyung membuat taejung mengangguk lalu dengan segera keluar dari mobil dan memasuki mansionnya dengan jalan lunglainya.

"tidak ada yang menyuruhmu untuk masuk ke kamar!" ucapnya dengan tegas saat melijat putra ingin masuk kedalam kamarnya.

taejung menoleh lalu dia berjalan menghampiri daddy-nya dengan menundukkan kepalanya.

"kau tahu apa yang baru saja kau lakukan taejung?".

yang ditanya hanya diam dengan tetap menundukkan kepalanya.  Ia takut menatap wajah marah sang daddy jika sudah dalam mode tegasnya.

"apa kau tidak memiliki mulut? apa ingin daddy hilangkan mulutmu agar tidak bisa bicara sekalian?" tegasnya dengan tetap menatap dingin sang anak.

taejung menggeleng dengan cepat. "T-tidak dad?"lirihnya.

"KALAU BEGITU JAWAB! KAU TAU JIKA DADDY TIDAK MENYUKAI ORANG YANG MENGABAIKAN PERTANYAAN YANG DADDY LONTARKAN?" teriaknya, membuat para penghuni mansion terkejut karena teriakan maha dahsyat tuan besarnya yang menggema dimansion.

sedangkan para bodyguard hanya bisa berdiam tidak bisa membantu tuan kecilnya karena jika tuan besarnya sudah berteriak berarti emosinya sudah tidak bisa dia tahan lagi.

sedangkan taejung dia tergelonjak dari tempatnya karena teriakan daddy-nya, baru pertama ini dia melihat sang daddy teriak bahkan marah besar kepadanya.

"dad ini bukan masalah besar, bahkan aku sudah dewasa untuk melakukan hal seperti tadi jangan pernah mencampuri apapun yang aku perbuat dad!" belanya, dengan berani mengatakan kata-kata yang tak pernah dia lontarkan.

taehyung terdiam. Sedetik kemudian dia berdiri dari duduknya menghampiri sang anak dengan tatapan yang tak pernah ia perlihatkan kepada taejung___.
"taejung benar, anak daddy sudah besar maka dari itu, sepatutnya daddy tidak perlu mencampuri urusanmu" timpalnya dengan membelai surai sang anak.

taejung hanya diam dia menatap sang daddy dikedua matanya menunjukkan kekecewaan yang pertama kali ia lihat.

"maafkan daddy son, kalau selama ini aku terlalu dalam mengusikmu, karena daddy tak ingin kau seperti daddy___, daddy tahu ini berbeda namun aku hanya tak ingin kau menjadi lelaki pecundang." Lanjutnya, dengan menghapus air mata yang turun begitu saja.

"dad bukan seperti itu___".

taehyung menggeleng lalu tersenyum simpul. "tak apa, lakukan sesukamu mulai sekarang daddy tidak akan memarahi mu lagi" timpalnya lalu meninggalkan taejung yang terdiam dengan mulut kelunya.

setelah taehyung masuk kedalam kamarnya, taejung runtuh dia menjatuhkan tubuhnya dilantai menatap kamar daddy-nya yang sudah tertutup rapat. Ia menangis, dia kecewa, dia kesal, ia juga menyesal karena mengatakan hal fatal. Bukan karena lebay kenapa dia menangis dia laki! Tidak, ini bukan karena jenis kelamin namun perkataan yang baru saja ia lontarkan tak sepatutnya dia utarakan.

****
taehyung berdiam diri dibalkon kamarnya menatap langit yang dipenuhi dengan bintang malam. "anakmu sudah besar" Lirihnya.

"apa kau mendengar perkataannya tadi? dan aku memutuskan untuk tidak mencampuri urusannya mulai sekarang".

dengan ini taehyung mengucapkannya__
__dengan guratan kecewa yang tercetak jelas diwajahnya. Taehyung beberapa waktu yang lalu berubah menjadi lemah karena perkataan sang buah hati yang dia besarkan dengan penuh kasih sayang dapat mengatakan hal yang menyakitkan.

"aku berjanji" ujarnya, lalu mengusap wajahnya kasar lalu kembali mengubah wajahnya menjadi angkuh seperti taehyung  yang dulu.

****
Dipagi hari mansion yang begitu sepi tiba-tiba berubah menjadi sebuah teriakan dan juga tangisan.

taejung pergi ke kamar daddy-nya lalu berhenti didepan pintu. "dad taejung pergi kuliah" ucapnya lirih namun bisa terdengar dari dalam.

pintu kamar terbuka menampilkan seorang lelaki dengan jas formalnya ditambah dengan rambut yang sudah tertatah rapi membuatnya sangat tampan, dan jangan tinggalkan dengan barang yang dia bawah.

"dad kau mau kemana?" tanya taejung ketika melihat daddy-nya membawa koper.

taehyung hanya diam menatap dingin sang anak sekilas lalu pergi dari begitu saja tanpa menjawab.

taejung tertohok karena tatapan sang daddy kepadanya, ia merasa sangat bersalah dengan ucapannya semalam. "DAD" teriaknya menyusul daddy-nya yang sudah berada dibawah.

"taruh dimobil" tinta taehyung pada anak buahnya dengan memberikan kopernya.

"baik".

"dad kumohon jangan pergi" ucapnya dengan memohon kepada daddy-nya untuk mengucapkan permintaan maaf atas ucapannya semalam.

taehyung acuh meninggalkan taejung yang sedang meronta mencoba untuk berucap padanya.

NOT DEATH (revisi cerita)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang