Sesampainya Elya dan Zaki di tempat mie ayam langganan anak kost Sejahtera, Elya pun langsung nyari posisi tempat yang pw menurut dia.
Jadi mie ayam pak kumis itu tu tempatnya ada yang duduk pake kursi gitu dan ada yang lesehannya juga, nahhh kalo kata anak kost sejahtera lebih enakan duduk lesehan ketimbang nangkring di kursi.
"Mas, mie ayam dua. Satu gak pake daun bawang, sama es tehnya dua ya." Ujar Zaki memesan.
"Ziyaaaa aku minta tambahan pentol sama cekerrr!!" Teriak Elya di tempat duduknya, Zaki hanya membalas deheman saja.
"Mbak Elya ya mas Zaki?" Tanya pak kumis dan cuma dibalas anggukan dan senyum tipis oleh Zaki.
"Tumben berdua doang mas Zaki, biasanya bareng anak sejahtera lainnya." Kata pak kumis lagi.
"Terpaksa pak, balik kuliah bareng." Jawab Zaki seadanya lalu ia pamit buat duduk, ya iyalah masa dia mau nungguin pak kumis ngeracik mie ayam? Gak dong.
"Udah di pesenin?" Tanya Elya dan dijawab anggukan lelaki itu.
"Pentol sama cekernya udah dibilangin belom?" Tanya Elya lagi.
"Udah."
"Bener ya, awas aja gak."
"Tanya sendiri sono." Ujar Zaki kesal.
"Hehe iya iya udah, sensian amat najis." Celetuk Elya dan mendapat death glare dari Zaki tapi dasarnya Elya tuh gak peka.
"Widihhhhhh, kang Opik! Tumben, sepi amat jualannya kang!?" Tegur Elya ke penjual martabak di sebelah tenda mie ayam pak kumis.
"Eh neng Elya, iya nih neng. Dari tadi belum ada yang beli." Balas kang Opik.
Elya pun menatap kasihan lalu beralih menatap Zaki yang kini mulai memainkan hpnya dengan posisi miring, dah la apa lagi kalo gak maen game.
"Ziyaaa, kang Opik kesian yak." Ujar Elya.
"Dari tadi belum ada yang beli martabaknya katanya." Sambung gadis itu.
"Ziyaaaaa, denger gak si!?" Ujar Elya sedikit membentak karena Zaki sedang fokus sama game di hpnya.
"Apasihhh El!?" Zaki pun akhirnya terganggu, gimana gak Elya aja dari tadi narik-narik ujung kemeja yang tengah di gunakan elah lelaki itu.
"Kang Opik, martabak__"
"Beli, jan kek orang susah." Potong Zaki yang tau arah omongan Elya.
"Yessss!! Kang Opik martabak spesial satu yaa. Gak usah pake daun bawang." Pesan Elya.
"Siap neng, kayak biasa ya?"
"Ohh iya, martabak coklat kejunya di bungkus kang." Pesannya lagi.
Gak lama pesanan mie ayam mereka pun datang.
"Monggo mas, mbak mie ayamnya. Yang ini punya mbak Elya, gak pake daun bawang plus ceker sama pentol." Ujar Pak kumis.
"Woahhh makasih ya pak ya." Balas Elya dan langsung aja ia menyampurnya dengan sambal.
"Ya Allah, nikmat mana lagi yang kau dustakan."
"Ziyaa lo gak makan?" Tanya Elya yang melihat Zaki yang masih main game di hpnya.
"Diem deh." Jawab Zaki acuh dan masih melanjutkan gamenya.
Gak kurang akal kalo yang namanya Elya, dia ambil sumpit miliknya yang hendak mengambil mie ayam di mangkuk Zaki.
"Lo yang bayar semua ya El!" Gertak Zaki disaat Elya hampir aja memindahkan mie ayam Zaki kedalam mangkuknya.
Aneh, padahal tu cowok gak ngalihin pandangannya dari hpnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Boyfriend
FanfictionIt's all about 'geluddd' Pokoknya mahhh gak ada hari tanpa geludd kalo kata Michelle mah.