09

275 29 9
                                    

Sekarang Elya dan Zaki sudah sampai dengan selamat di kosan mereka, tepat pukul 23.28 mereka sampai ditambah mereka tadi terkena macet. Zaki pun memarkirkan mobilnya ke dalam parkiran khusus untuk penghuni Sejahtera. Lelaki itu pun mengalihkan pandangannya ke arah gadis disampingnya itu.

Elya kini yang tengah larut ke dalam mimpinya itu hingga tidak sadar jika mobil mereka telah sampai.

Zaki yang melihat Elya yang tengah tertidur itu hanya menggelengkan kepalanya pelan, bisa-bisanya dia tidur seperti itu. Dengan mulut terbuka, kepala yang terjepit antara kursi mobil dan pintu mobil, belum lagi kaki kirinya sudah naik ke atas dasbord mobil Zaki itu. Bisa dibayangin dong kek gimana gambarannya??

"El, bangun." Ujar Zaki membangunkan Elya namun tidak ada gerakan sama sekali dari gadis disampingnya itu.

"Elya, El. Bangun! Udah sampe woy." Zaki sambil menggoyangkan lengan Elya, tapi tetap saja Elya hanya bergumam namun tidak membuka matanya itu.

"Elya! Lo mau tidur di mobil?! El, astaga." Zaki frustasi, ternyata sesusah itu membangunkan Elya.

"Bodo ah, gue tinggal." Sungut lelaki itu lalu turun dari mobilnya dan masuk ke dalam kosan dan tidur dengan nyenyak. Bodo amat, toh dia sudah berusaha membangunkan Elya. Hanya gadis kebo itu saja yang susah sekali untuk di bangunkan.

.
.

Pagi itu, sinar matahari sangat terik hingga paparannya masuk ke balik tirai horden kamar seorang gadis yang kini tengah asyik bergelung dengan selimutnya itu.

Duh dug dug dugggg!!!

"El!!! Bangun woy!!" Teriak suara dari luar kamar itu.

"WOY ELYAAA!!BANGUNNNN! AWAS AJA NI PINTU JEBOL GEGARA LO GAK MAU BANGUN YA?!!!" Teriaknya lagi.

"Anj banget nih anak Sutopo. Elyaaa bang__"

"Lah, anjir. Kagak di konci ternyata, buang-buang suara emas gue aja nih pintu." Omelnya kepada pintu yang gak bersalah itu.

Licia pun menggoncangkan badan Elya yang masih tertidur dengan pulasnya itu.

"Anjayyy bener nih bule jawa. Woyyy, bangunnn!! Mau sampe kapan lo tidor mulu Lastri?!" Heboh Licia sampai loncat-loncat di atas kasur milik Elya itu.

"Gue itung ampe 3 kalo lo gak bangun, kenzlier nugget jatah lo gue makan ya!" Peringat Licia.

"Okey, Satuuuuuu!!"

"Duuuuaaaaa!!"

"Tiiii__"

"IYA IYA GUE BANGUNNN!" Teriak Elya menyibakkan selimutnya.

"Berisik banget sih lo poni! Masih pagi udah ngebacot aja heran." Lanjut Elya ngomel-ngomel.

"Matane masih pagi!? Lo liat jam noh, idah jam SEPULUHHH pe'a!! Tidor kek kebo lu." Balas Licia ngegas.

"SUMPAHHHHH!??" Elya kaget heboh banget.

"Anjirrr, gue ada janji ngumpulin tugas jam sembilan tadi bangke!" Lanjutnya kelimpungan lalu buru-buru merapikan tempat tidurnya dan mengikat cepol rambutnya yang seperti singa itu.

"INI HARI MINGGU YA ANJIRRR!!"

"HAHAHAHA lo kalo nyawanya belom nyambung auto kek orang goblok ya El?! HAHAHAHAHA." Licia cuma ngakak sampe tu mulut mangapnya gede banget.

Bugh!

"Emang babik lo Lis. TERUS NGAPAIN LO BANGUNIN GUE YA JINGANNN!?? MASIH JAM TUJUHHH YA BANGSATTT?!!!"

"KAN KEMAREN GUE BILANG KALO HARI INI MINTA TEMENIN KE EMMOLLLL ELYA ANAK SUTOPOOO!!"

"YEEE DASAR ANAK SAHROJII!!"

My Enemy My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang