Hari ini Elya ke kampus awal, karena jam 10 nanti ada kuliah. Namun ia sengaja pergi sejam sebelum kelas karena Licia mengajaknya mampir ke kampus teknik, gatau mau ngapain yang jelas Licia mau ketemu sama temen satu club dancenya dia.
Tapi gak tau kenapa semua orang pada ngelihat dan merhatiin mereka berdua sambil berbisik-bisik gitu, dari awal mereka injakin kakinya di fakultas teknik.
Mungkin karena mereka berdua bujan penduduk FT kali ya, makanya kek asing gitu.
"Ini perasaan gue atau emang semua orang pada ngeliatin kita sih Lis?" Tanya Elya pada akhirnya karena sedari tadi ia cukup risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya.
"Mungkin karena gue terlalu cantik kali, wkwkwk." Jawab Licia yang berhasi mendapat tonyoran dari Elya.
"Ini kemana sih Dikanjing, lama amat." Cibir Elya.
"Sabar nyed, bentar lagi keluar katanya." Sahut Licia yang sibuk dengan hpnya mengchat Dika.
Elya mendengus kesal, paling males dia mah nunggu-nunggu gini. Mana berangkat ngampusnya ke awalan lagi, belum makan juga.
"Abis ini makan dulu ya Lis." Ajak Elya.
"Iye iye, makan mulu pikiran lo. Bukannya tadi berangkat udah makan bukan sih?"
"Yee itu mah sarapann, gue perlu amunisi sebelum kuliah mulai entar." Kilah Elya.
"Serahh dah, lo emang gitu. Kek nenek-nenek, abis makan bilangnya belum." Nyinyir Licia dan dibalas kekehan Elya.
"Woi Lice!" Panggil Dika yang baru saja keluar dari kelasnya.
Dika pun menghampiri mereka berdua. "Sorry, lama ya?" Tanya Dika.
"Lama lah pake nanya lagi lo." Jawab Elya ketus.
"Yaelahhhh, salahin noh pak Wongso. Ngomong mulu dari tadi gak kelar-kelar, btw gimana Lice? Udah kelar kan poster club dance yang gue minta?"
Lalu mereka pun melanjutkan obrolan mereka,bukan mereka sih lebih tepatnya Licia sama Dika doang. Elya dari tadi cuma manyunin bibirnya nahan laper.
Dan pas banget Zaki lewat di depan mereka bareng sama temen-temennya yang lain.
"Ziya!" Panggil Elya lalu berlari kecil menghampiri lelaki itu.
Zaki pun menoleh, lalu teman-temannya pun pamit duluan.
"Gak usah lari-lari." Ucap Zaki dan di balas cengiran oleh Elya.
"Untung banget nih ada lo. Temenin gue ke kantin FT dong, sumpa gue udah laper. Si poni dari tadi bahas club dance mulu njerr, gue gak ngerti." Cerocos Elya.
"Ogah, gue mau pulang." Sahut Zaki lalu berbalik ingin meninggalkan Elya.
"Aelahhhh, gue bayar sendiri kok kali ini suer deh. Baru dapet kiriman Bunda ini, sekalian gue traktir deh bayar utang gue sebelumnya hwhw." Menarik tas ransel milik Zaki.
Males berdebat sama titisan medusa di depannya Zaki pun mengiyakan dan berjalan di depan Elya membawa gadis itu ke kantin.
"Poni gue ngantinnn dulu yakk!! Bodo amat lah Lilis, yang penting gue udah bilang."
Singkat cerita Elya sudah selesai makan nasi goreng dengan mie ayam bakso miliknya beserta beberapa gorengan dan es teh manis favoritnya.
Srottttt srottttt srotttt!
"Legeeeenyeeee, gini dong baru terasa keliatan nih dunia beserta isinya." Ucao Elya menyedot tetes terakhir es teh miliknya.
Zaki hanya menggelengkan kepalanya menatap jelmaan gadis di depannya ini sambil mengelap tisu di sudut bibir Elya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Boyfriend
FanfictionIt's all about 'geluddd' Pokoknya mahhh gak ada hari tanpa geludd kalo kata Michelle mah.