08

294 34 20
                                        

Keadaan didalam mobil Zaki udah kayak diskotik jedag jeduggg kek jamet meleduk. Sedari tadi Elya nyanyi-nyanyi gak jelas sambil mindah-mindahin lagu di mobil Zaki.

Zaki? Halahhh udah capek dia ama kelakuan manusia reog macem Elya gini, mending diem aja sih sama nahan emosi lebih tepatnya.

I spend my weekends

Tryna get you up!

My mind againnnn, but I can't make it stopp

I see you, lookin' at my PIC !!!

Zoom in, zoom out okey

Zoom in, zoom out

Pip!

"Ah elah Ziya, kenapa dimatiin nyed. Kan gue lagi enak-enak nyanyi, biar kek di Carpool gituu." Protes Elya.

"Berisik tau gak? Gak liat tuh lampu merah!?" Sungut Zaki.

"Resek banget jadi orang, heran." Cibir Elya pelan.

"Apa kata lo?"

"Nggakkk! Hehe." Gila aja, Elya takut di turunin di tengah-tengah jalan woy.

Hening....

Gak bisa kalo kek gini mah, kata Elya. Dia pun mengedarkan pandangannya.

"Kayaknya ini bukan arah kosan deh Zi, Lo mau bawa gue kemana weyy?!" Tanya Elya sedikit takut saat menyadari arah mobil tersebut bukan balik ke kosan mereka.

Zaki cuma melirik ke arah Elya tanpa memedulikan gadis disampingnya itu.

"Ziyaaaa, lo mau bawa kemana hoyy? Jan macem-macem lu ama gue wak, entar gue bilangin Ayah gue abis lo kena pentung."

"Ziyaa lo denger gak sih gue nanyaaa?!" Pekik Elya dan masih tak dihiraukan lelaki disampingnya itu.

.
.

Mata Elya tak kunjung lepas dari rumah megah bagaikan istana di depannya itu.

"Busettt dah, ini rumah apa kastil? Gede banget njir." Seru Elya, Zaki yang mendengarnya hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"Ziya, rumah sapa sih ini? Ngapain kita kesini?" Tanya Elya.

"Wah gilasih, rumah segede ini gak bingung apa ya bersihinnya?" Lanjut Elya yang masih mengagumi rumah tersebut.

"Eh Zi, yang bener aja ini kita masuk ke dalem? Kalo orangnya marah gimana?" Tanya Elya bawel.

Zaki yang sudah jengah dengan pertanyaan Elya itu lalu meninggalkan gadis itu masuk duluan.

"Tungguinn gue Jamal!" Seru Elya saat tau Xaki meninggalkannya di teras rumah itu.

Elya sedari tadi tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya dengan rumah tersebut, matanya berbinar melihat penjuru ruangan rumah itu.

"Mingkem. Banjir nanti ni rumah gegara lo." Celetuk Zaki dan Elya pun refleks mengatupkan mulutnya sambil mencibir lelaki itu.

"Gue ke atas bentar."

"Ehhh jangan tinggalin gue Ziya! Woyy!!" Pekik Elya namun tak dihiraukan oleh lelaki itu.

"Dasar beruang kutub! Kerjaannya ninggalin mulu." Cibir Elya.

Ceklek!

"Ehhh, ada siapa ini?" Seru seorang wanita paruh baya yang kini tengah menghampiri Elya yang masih berdiri di ruang tengah rumah itu.

Elya pun tersenyum kikuk sambil membungkukkan badannya sopan. "Sore tante, maaf kalo buat keributan di rumah tante. Tadi temen saya yang ngajakin kesini tante, suer. Saya gak ada niatan buat nyolong disini tante." Ujar Elya menjelaskan.

My Enemy My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang