05

303 38 32
                                    

"Jadi gimana?"

"Apanya?"

"Lo ikutan kagak bego!"

"Ikut lah! Tapi gue takut dosa anjir."

"Yeuu, bajinggg. Jadi ikut kagak, kalo gak ikut jangan harap kita bagi ke lo."

"Dih, pelit banget lo nyet."

"Lahhh, kan kita yang sakit-sakit manjat masa lo nerima enaknya doang? Gak bisa gitu dong."

"Yaudah gue ikutan deh, tapi kalo ketauan pak Bejo gimana?"

"Nah makanya kita nunggu pak Bejonya pegi dulu, baru kita ngelancarkan misi!"

"Hooh, gitu aja. Eh tapi masa kita nungguin kek orang bego!?"

"Hih, tenang aja gue dapet informasi dari Kiki anaknya kalo pak Bejo mau pergi kondangan entar sore."

"Mantebb! Pokoknya kali ini jangan sampe gagal lagi lah."

"Woo iyaa! Tenang aja, kan lama tuh pegi kondangan."

"Lo bertiga ngapain sih!?" Tanya Dion yang nguping pembicaraan ketiga makhluk halus yang tengah menjalankan misi mereka.

"Diem deh, bang. Rahasia negara ini mah." Jawab Nathan resek.

"Halah, palingan pada mau nyolong mangganya pak Bejo." Sahut Vian.

"HEHHH jangan nyaring-nyaring bego! Entar kedengeran ampe rumahnya." Pekik Elya.

"Tau nih bang Vian. Demi kelancaran bersama tolong kerjasamanya ya bapak Arvian Dwi Wicaksono." Ujar Licia yang udah dateng dari Surabaya.

"Serah lo pada lah." Balas Vian.

Fyi guys, ini mereka bertiga tuh emang dari awal udah ngincer mangga bangkok milik pak Bejo depan kost-an sejahtera. Udah tau pemiliknya galak pake banget, tapi gak kapok-kapok mereka mau nyolongin mangga punya tetangga depannya itu.

Dan mendengar bahwa pak Bejo akan pergi ke kondangan sore Minggu itu, barulah mereka ingin melancarkan misi untuk mencuri mangga milik pak Bejo itu.

"Yaudah, gue mau bocan dulu ya mantemanns. Entar sore baru kita jalanin misi." Ujar Licia lalu masuk ke kamar miliknya.

"Okayy!" Balas Elya dan Nathan bersamaan.

"Gimana keadaannya Bu?" Tanya Selly yang kelihatannya cemas banget dan buru-buru mengunci kamar miliknya itu.

"...."

"Oke, Selly pulang sekarang." Ujar Selly lalu menutup panggilannya dan buru-buru keluar.

"Loh mbak, kenapa buru-buru?" Tanya Elya penasaran. Kaget aja sih, soalnya tadi Selly keliatan khawatir banget gitu mukanya.

"Gak papa, gue pergi dulu ya El. Nitip kunci kamar gue ya." Jawab Selly.

"Sell! Ayo gue anterin." Sahut Jimmy yang baru aja keluar dari kamarnya dan memakai jaket jeans miliknya itu.

"Gak usah Jim, makasih." Tolak Selly dan langsung pergi sambil berlarian keluar kosan.

Jimmy yang melihat itu pun menghela nafasnya, selalu saja seperti itu batinnya.

"Kenapa sih?" Tanya Dion.

"Gak tau, Selly ada masalah apa kok ampe buru-buru banget keliatannya?" Tanya Vian kali ini.

"Gak papa kok, gue cabut ya." Pamit Jimmy setelah itu, dan meninggalkan tanda tanya besar oleh seseorang yang sedari tadi hanya bisa memandang punggung sempit milik Selly.

Lo kenapa Sel?

***

Sorenya sesuai rencana, mereka tiga ubur-ubur itu pun melancarkan aksinya untuk kesekian kalinya itu.

My Enemy My Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang