Sore hari itu Elya baru saja keluar dari kelasnya bersama dengan Licia, Rachel dan Una.
"Eh, bukannya itu Zaki ya?" Tanya Una yang melihat Zaki sedang duduk di atas motornya itu.
Mereka bertiga pun kompak menoleh kearah yang ditunjukkan Una. "Lah, iya. Tumbenan tuh triplek nangkring di FE?" Sahut Licia bertanya.
"Jadi tukang parkirnya FE kali." Sahut Elya.
"Ngawur aja lo bule. Yang bener aja lo, Zaki udah holkay kalo mau tau." Ucap Licia dan langsung dibenarkan Elya, mengingat rumah lelaki itu bak istana.
"Nyamperin gebetan kali." Celetuk Rachel.
"Bisa jadi sih... Eh tapi, siapa? Gak gak, maksudnya cewek mana yang mau sama manusia kulkas kek Ziya?!" Cerocos Elya.
"Ya sapa tau kan. Secara gitu Zaki cogan, udah gitu crazy rich juga kan. Cewek mana yang gak mau sama dia coba?" Sahut Una dan mendapat ucapan setuju dari Licia dan Rachel.
Terbukti, karena sekarang ini banyak mata cewek-cewek FE mengarah ke arahnya dengan tatapan kagum dan bahkan terang-terangan meminta nomor WhatsApp lelaki itu. Namun sayangnya hanya di tanggapi Zaki dengan wajah datar andalannya.
Elya pun menggedikkan bahunya acuh. "Bodo amat sih, gak peduli gue."
Lalu mereka ke tempat parkir, dan kebetulan banget motor Licia dan Rachel berada di dekat Zaki yang nangkring di atas motor gede miliknya kini.
"Woy Ki! Ngapain di mari? Tumbenan lo ke FE?" Tanya Licia.
Zaki tak membalas pertanyaan Licia dan mengambil bungkusan kantong hitam di motornya itu.
"Buat lo." Ucapnya sambil memberikan bungkusan tersebut ke arah Elya.
Sontak mereka berempat pun saling berpandangan kaget. "Gue??" Tanya Elya setengah tak percaya.
"Hmm."
"Ini apaan Zi- YA AMPUN SEBLAKKKK!! HUWAAA MAKASIH BANYAKK ZIYAA! SAYANG BANGET GUE AMA LO, GILAKKK!!" Teriak Elya heboh setelah melihat bungkusan tersebut sambil gelendotan di lengan Zaki.
Aksinya itu tak lepas dari pandangan seluruh mahasiswa-mahasiswi FE dan tentunya keempat temannya itu juga.
"Hmm, dimakan. Gue duluan semua." Pamitnya lalu gak pake lama motor gede tersebut sudah hilang di depan mata gadis berempat itu bersama dengan orangnya.
Licia, Una dan Rachel yang melihat keanehan tersebut pun bengong. Sampai-sampai mulut mereka kompak ternganga saking kagetnya.
"Itu beneran Zaki bukan sih?" Tanya Una masih mode bengong.
"Iya." Jawab Rachel.
"WAGELASEHHHH!! LO BEDUA ADA HUBUNGAN APA NIH, NGAKU GAK LO LASTRI!?" Teriak Licia heboh setelah kesadarannya kembali, saking hebohnya mereka berempat menjadi pusat perhatian di parkiran tersebut.
"Hooh, gak biasanya banget Zaki kek gitu sama lo. Mengingat lo bedua sering berantem dan adu bacot!" Cerocos Una kali ini.
"Ngaku aja deh El, ada hubungan apa lo ama Zaki?" Tanya Rachel kali ini.
Elya yang di berondong dengan pertanyaan ketiga temannya itu pun mengernyitkan keningnya bingung. "Kenapa sih lo pada!? Orang gue gada hubungan apa-apa ama Ziya." Protes Elya.
"Helehhh ngeles mulu lo bule. Ngaku aja dah ngaku, lagian kita-kita juga gak papa kok kalo lo jadian ama Zaki. Yegak guys?" Sela Licia.
"Yoi." Jawab Una dan Rachel kompak.
"Tai lo pada! Gak. Gak ada jadian jadian, orang gue aja masih kemusuhan kok ama Ziya. Apaan?!"
"Kemusuhan apaan coba segala kasih seblak gini?!" Sungut Rachel ketus.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Boyfriend
FanficIt's all about 'geluddd' Pokoknya mahhh gak ada hari tanpa geludd kalo kata Michelle mah.