Malamnya tepat pukul 19.28 Elya sedang berada di rumah sendirian. Licia, Rachel, Una belum balik kuliah. Tapi rata-rata pada belum balik kuliah sih, seharusnya para mbak-mbak udah ada dirumah jam segini. Gatau kenapa malam itu keadaan kosan kosong.
"Ini kosan apa kuburan sih sepi amat." Cibir Elya yang sedang menuju ke arah dapur.
"Woahhh penuh! Cobelah tengok banyak ichitan. Kenzler, lays, yakult, cimory, taro~ anjayyyy!!" Seru Elya dengan nada lagu tik tik tik bunyi hujan.
Elya pun mengambil lays kentang rasa tumput laut, kenzler bakso dan ichitan, lalu ia berjalan ke ruang TV.
"Beuhhh, bahagia bener hidup gue kalo sepi gini. Gada yang ngerusuh dan banyak bacot."
Hikss, hikss, hikss!
"Eh, suara apa tuh? Kok kek ada yang nangis? Perasaan gue doang di rumah ini deh."
"Salah denger kali ah."
Hiks, hiks!
"Apaan sih bangsaddd gausa nakut-nakutin gue lo kuntil, kalo berani muncul sini lo jangan sembunyi gitu." Hebohnya padahal mah takut.
Lalu ia pun memberanikan diri berjalan ke teras depan, karena memang jendela depan masih terbuka. Ia berniat hendak menutup jendela tersebut namun.....
"AAAAAAAAAA KUNTIL!!!! KUNTILANAKKKK MONYONG KUNTILANAKKKKK KAGEDDDDDS, MONYED LO KUNTILLLL MONYEDDDDD!! EMANG KIMAQQQQQ KAO KUNTIIIILLLL!!!" Panik Elya terkejut hingga mantranya keluar semua.
"Loh- ehhh.... Ehhhhhhh~ MBAK SELLY!! Ya Tuhan gue kira siapa?!!! Mbak Sell mah NGAGETIN AJAHHHH! Jantung gue udah jedag jedug eh malah di prank." Cerocos Elya namun hanya di balas senyuman saja oleh Selly lalu nyelonong masuk ke kamarnya yang di lantai atas.
"Hah?"
"Seriusan itu mbak Selly?"
"Kok tumben gak ngamok-ngamok abis gue katain kunti?"
"Anehhhh?! Tapi selamat lahir batin gue, kalo gak udah kena slebew ama macan betinaaa avv!"
"Ngapain lo ngomong-ngomong sendiri? Keliatan banget kalo abis lepas dari biduk." Tanya Licia yang baru saja datang bersama Jacky.
Dan tak lama mulai bermunculan para serdadu dibelakangnya.
"Biduk bapak lo Simanjuntak!" Ketus Elya.
"Enak aja bapak gue Siahaan bego." Protes Licia.
"Yekan sebentar lagi bakalan jadi bapak mertua lo tuh." Ledek Elya.
"Gue gibeng juga lo. Gabakalan gue jadi menantunya Simanjuntak yak." Ngegas Licia.
"Tapi jadi menantunya pak Wisnu Christiawan yekan Ay?" Celetuk Jacky.
"Gue tabok lo! Gak gak gak, gue bakalan jadi menantunya Mr. Jeon aja."
"Mr. Jeon siapa?" Tanya Vian.
"Bokapnya Jeon Jungkook, pacar gue hihi." Jawab Licia centil.
"Yeeee mimpii lo njengg! Mana mau Jungkook ama modelan lo gini?!" Seru Elya.
"Yeuuuu sirik aja bhabhik! Gue doa'in Jaehyun bukan jodoh lo." Sensi Licia.
"Biarin. Gak dapet Jaehyun yang mirip ama Jaehyun juga gapapa." Balas Elya.
"Zaki tuh mirip Jahe-jahe lo atau siapa kah itu. Nah ama dia aja noh." Sambung Dion.
"Hooh, bener tuh mirip kek pinang di belah duren." Sahut Michelle.
"Pinang di belah dua tolol." Sungut Bayu menonyor kening Michelle.
"Nah iya itu, yekan Ki. Coba madep sini, beuhh mirip Jung Jahe eh hahaha." Ujar Michelle sambil menghadapkan wajah Zaki ke hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Boyfriend
FanfictionIt's all about 'geluddd' Pokoknya mahhh gak ada hari tanpa geludd kalo kata Michelle mah.