7

5K 471 4
                                    

"Eungh" suara lenguhan pete terdengar, pelan-pelan dia membuka mata, sesaat mata nya terbuka dengan sempurna dia memandangi ruangan yang diyakini bukan kamarnya. Pete langsung kaget dan bangun dari tidurnya. "Dimana aku?" Ucap pete sambil memegang tengkuknya yang agak sakit. Saat ini pete berada di ruangan yang dekorasinya serba hitam dan ada jendela besar.

Ketika pete sibuk dengan pikirannya sendiri tiba-tiba dia teringat kejadian tadi malam saat melihat aksi pembunuhan brutal yang dilakukan oleh vegas. "Omg aku dimana" pete membatin.

Pintu ruangan tersebut terbuka, terlihat vegas masuk ke ruangan pete berada " ternyata sudah sadar" ucap vegas.
Dia berjalan kearah sofa yang berhadapan dengan ranjang.

Pete menoleh ke arah vegas dan sedikit terkejut "k-kkau" ucapnya dengan terbata bata. "Dimana aku?" Tanya pete.

"Ditempat yang seharusnya kamu berada" vegas menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari pete.

"Hey apa maksudmu?" Pete berteriak ketika mendengar jawaban vegas. "Apa yang kau mau dariku, bukankah aku sudah bilang akan tutup mulut tentang kejadian tadi malam" kali ini pete berbicara dengan tenang.

"Aku mau kelinci ku tetap berada disekitar mension ku" jawaban vegas membuat pete bertanya-tanya.

"Kelinci?" Pete sepertinya belum paham dengan ucapan vegas dan ketika dia paham maksud dari kata-kata itu dia kembali emosi " maksudmu aku kelincimu hahhh" nada ucapan pete sedikit membentak membuat vegas berdiri dari duduknya dan menuju kearah ranjang dimana pete berada.

"M-mau apa kau kesini, stop disitu" pete agak was was ketika tau vegas menuju ke arah ranjang.

"Bermain dengan kelinci baru ku tentunya" vegas menaiki ranjang dan langsung mencengkram dagu pete.

Pete sedikit katakutan melihat vegas dan merintih kesakitan karena cengkraman vegas terlalu kuat, aura vegas kali ini benar-benar menyeramkan. Mata tajamnya menilai setiap inci muka pete.
"Menarik" kata vegas dengan melepaskan tangannya dari dagu pete.

"Vegas aku mohon lepaskan aku dan aku berjanji tidak akan memberitahu siapapun tentang ini" pete memohon ke vegas dengan wajahnya yang memelas.

"Kau memohon padaku?" Vegas bertanya

Pete mengganguk lucu ke arah vegas.

"Tapi sayang aku tidak mau melepaskan kelinciku" vegas menjawab dan setelah itu keluar dari ruangan.

Pete benar-benar marah ke vegas. Dosa apa yang dia perbuat sampai harus berada di tempat sang mafia dan psikopat gila itu.

"Arghhhh vegas brengsekkkkk" teriak pete. Setelah itu pete merebahkan dirinya lagi diatas kasur dan mulai memejamkan mata.

***

"Tuan ini data yang anda minta" ucap arm sambil memberikan maps ke vegas.
Setelah dari ruangan pete, vegas bergegas ke arah ruangan kerjanya.

"Namanya Pete jakapan, dia pernah berkuliah di salah satu universitas newyork, orang tuanya meninggal karena kecelakan dan dia tinggal sendirian karena kebetulan dia anak tunggal juga. Dan sekarang dia bekerja disalah satu restaurant dekat perusahaan anda tuan" ucap arm.

Vegas meneliti maps yang diberikan arm tadi dan tanpa sadar dia tersenyum kecil.
"Pete Jakapan" gumamnya

"Apa ada yang perlu saya kerjakan lagi tuan?" arm bertanya.

Vegas menutup maps nya. "Tidak, kau boleh pergi arm". Belum beberapa langkah vegas berbicara ke arm "bilang ke orang dapur untuk menyiapkan makanan untuk kelinci ku"

"Baik tuan" arm pamit dan keluar dari ruangan kerja vegas.

"Pete jakapan, pete jakapan" vegas menyebut nama pete sambil mengetukan jarinya ke meja kerja.
"Sepertinya aku harus memberi hadiah kecil untuk kelinciku" vegas berdiri dari kursi nya dan keluar meninggalkan ruang kerja.

Maaff pendek lagi badmoodd wkwk

Jangan lupa vote🔪

VEGAS :The god of death Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang