Tak terasa, hari demi hari kian berlalu. Pesta pertunangan Suzy yang dinantikan akhirnya terlaksana dengan mewah dan meriah. Hadirin tamu yang memenuhi ballroom menambah kemeriahan suasana, yang diantaranya adalah keluarga, teman, dan rekan kerja.
Walaupun ini adalah acara spesial Suzy, fokus sebagian tamu malah teralih pada Jisoo. Beberapa dari mereka adalah keluarga besar dan rekan kerja yang belum pernah bertemu Jisoo sebelumnya. Kerumunan orang yang penasaran dengan sosok yang disebut-sebut sebagai pasangan Jung Haein.
Saking banyaknya yang mengerumuni Jisoo, tak ada kesempatan untuk Haein menikmati pesta bersama gadisnya. Namun, Jisoo sendiri terlihat tak begitu mempermasalahkannya. Ia bahkan terlihat seperti sengaja menghindar.
"She won't go, tuan Jung. Jadi berhenti tampakkan wajah memelasmu, it's really disgusting."
Seokjin datang menghampirinya dengan dua buah gelas piala berisi wine. Salah satu dari gelas itu diberikan pada Haein tapi ditolak dengan segera.
Di sisi Haein yang mempertanyakan mengapa Seokjin menghampirinya alih-alih menikmati suasana pesta, raut wajah si lelaki Jung sontak berubah bingung.
"Aku mencoba menjauh dari lautan manusia mabuk. Racauan mereka semakin aneh." Seolah cukup paham hanya dengan melihat ekspresi yang Haein tampakkan, Seokjin memberi penjelasan.
Memang benar adanya kalau sebagian tamu sudah mabuk dengan miras yang disediakan pihak hotel. Tak usah jauh-jauh, lihat saja Jennie yang mulai bertindak tak masuk akal karena efek dari miras yang diminumnya.
"Kau tidak ingin bergabung, tuan Jung? Bukankah kau peminum berat?"
"Not this time."
"Ini tak terlihat seperti dirimu." Tawa kecil Seokjin terlepas. "Tell me, you have a problem, isn't it?"
"Aku dan Jisoo belum berbincang seharian." Haein tak kunjung meraih gelas piala pemberian Seokjin. Masih dengan wajah yang lesu, lelaki itu menjawab. "Dia akan semakin marah kalau melihatku minum-minum."
"First of all, kalian belum berbincang karena Jisoo sibuk menemani Suzy seharian. Jadi berhentilah menyimpulkan alasan aneh seperti tadi."
"At least she can call me, right?"
"Ini bahkan belum sampai sehari sejak terakhir kali kalian berbincang. Kau terlalu berlebihan." Meneguk wine miliknya setelah melontarkan tawa jahil, Seokjin memang sengaja mengejek Haein yang masih berkutat dengan kegalauannya. "Looks like a poor puppy."
"Aku sedang dalam mood yang tidak baik, asal kau tau."
Seokjin kembali mengejek. "Apa wajahku terlihat peduli?"
"Jangan memancing perdebatan untuk hari ini, Seokjin."
"Kau saja yang terlalu sensitif, tuan Jung."
Haein ingat, kemarin ia datang ke J Florist untuk menemui Jisoo tapi berakhir dengan mabuk-mabukan bersama Seokjin.
"Tentang kejadian kemarin, apa kau bisa memberitahuku apa yang terjadi?"
Haein tak tau apa yang ia lakukan saat mabuk. Ia kebablasan meminum miras padahal sudah berjanji pada Jisoo akan menghentikan kebiasaan buruknya.
Memang sulit hukumnya tuk menghentikan kebiasaan seorang pecandu.
"Kau benar-benar membuktikan kalau kau adalah peminum berat. Kemarin kau bertindak seperti hewan liar, bahkan hampir menghabisiku jika saja Jisoo tidak menghentikan kegilaanmu."
