Bisakah waktu berhenti tepat saat kita saling menjatuhkan hati?
***Fay tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan Putra. Beruntung hari ini tidak ada jadwal bimbingan sehingga setelah menjalankan salat subuh, ia bisa memejamkan mata meski hanya sebentar.
Bunyi alarm yang sengaja dipasang membuatnya bangkit dan berjalan cepat ke arah toilet. Fay segera menyiram tubuhnya. Tak menghabiskan waktu lama untuk gadis itu menyelesaikan mandinya.
Hanya mengenakan jeans hitam dan kaos kebesaran, Fay mengambil sling bag yang tergantung di belakang pintu. Ia bahkan membiarkan rambutnya terurai setelah menyisir asal. Ada yang lebih penting dari penampilannya. Ia berencana membelikan sesuatu untuk keluarga Putra di kampung.
Fay tidak tahu kenapa bisa menyetujui ide gila dalam kepalanya. Namun, mengabaikan keinginan dalam hatinya malah semakin membuatnya tidak tenang.
Gadis itu menutup pintu gerbang dan mendapati lelaki paruh baya yang baru menghentikan motornya.
"Atas nama Fay bukan, Pak?" tanyanya.
Lelaki berusia sekitar 40-an itu mengangguk lalu menyerahkan helm padanya. Fay segera memakai pelindung kepala sembari mendudukan diri di boncengan.
"Sudah siap, Neng?"
"Sudah, Pak." Fay menjawab dengan nada sopan.
Tak berapa lama, kendaraan tersebut melaju membelah jalanan kota. Pagi ini, matahari cukup terik. Fay bahkan sudah merasa gerah, padahal ia baru saja mandi.
Motor yang ia tumpangi berhenti di depan Prima Rasa Bakery Pastry. Sebuah toko yang cukup terkenal sampai luar kota Bandung. Setelah membayar ongkos, Fay memasuki toko yang ternyata sudah ramai.
Fay mengambil keranjang merah lalu berjalan pelan mengitari rak. Terdapat berbagai macam bakery dan pastry yang menggugah selera. Ia sampai bingung harus memilih yang mana karena semuanya tampak menarik dan lezat.
Teringat sesuatu, Fay melirik jam di pergelangan tangan. Waktu sudah menunjukan pukul setengah sepuluh. Ia menjadi khawatir Putra sudah berangkat.
Haruskan dirinya mengirimi lelaki itu pesan?
Mengalahkan rasa gengsi, Fay merogoh ponsel dari saku lalu membuka aplikasi WhatsApp dan mengetik pesan untuk ia kirimkan pada Putra.
Fay: Berangkat jam berapa?
Gadis itu menunggu balasan dengan cemas. Merasakan getaran ponsel, ia segera menatap benda pipih di genggamannya.
Putra: Kenapa? Mau ketemu dulu?
Fay: Berangkat kapan?
Putra: Jam 10, tapi kalau mau ketemu ditungguin
KAMU SEDANG MEMBACA
Cutie Fay (Pre Order)
Подростковая литератураBagi Pringgabaya Putra, jatuh cinta adalah hal paling rumit dan membutuhkan banyak waktu. Namun, anggapannya salah ketika ia dipertemukan dengan sosok Fay, seorang kakak tingkat yang datang tanpa diundang membawa serta sepucuk surat cinta untuknya. ...