Bagian 22

137 35 7
                                    

Masih menunggu waktu untuk menuntaskan rindu yang menggebu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih menunggu waktu untuk menuntaskan rindu yang menggebu.
***

Fay: Skripsiku udah ACC

Putra: Wah, hebat! selamat, ya.
Putra: Kapan sidangnya?

Fay: Iya, makasih. Hehe.
Fay: 15 Agustus

Putra: Kirain pas udah selesai KKN

Fay: Kenapa emang kalau belum selesai KKN?

Putra: Nggak bisa dateng

Fay: Nggak apa-apa
Fay: Doain aja semoga sidangnya lancar

Gadis itu menyimpan ponselnya saat tak mendapat balasan lagi. Putra pasti sedang sibuk mengerjakan program kerjanya. Fay berusaha memahami kesibukannya.

Empat minggu sudah mereka tidak bertemu. Sebenarnya Fay rindu. Berkomunikasi hanya lewat chat rasanya kurang. Ingin menelepon, tapi tidak berani meminta. Ia takut Putra merasa terganggu.

Beruntungnya Zemima sering mengirimkan video atau foto lelaki itu yang didapat dari story WhatsApp sepupunya. Putra hampir sama dengannya, jarang mengunggah aktivitas di media sosial. Fay kadang hanya memposting hasil jepretannya yang random. Entah itu langit biru atau langit mendung, bunga, jalanan sepi, gelapnya malam dan masih banyak lagi.

Fay tipe orang yang kurang percaya diri. Di instagramnya, hanya ada beberapa foto yang dapat dihitung dengan jari. Itu pun dengan wajah tanpa menghadap ke arah kamera. Fay lebih suka berpose candid.

Hari ini dirinya belum mendapat kiriman dari Zemima, berarti Deri belum membuat story di media sosialnya.

Gadis itu berjalan ke arah meja untuk mengambil laptop. Ia berencana menonton drama Korea terbaru berjudul Big Mouth. Kata Zemima, dramanya sangat seru. Fay juga sempat melihat trailer-nya dan itu sangat menarik. Akting dari aktor bernama Lee Jong-suk memang tidak pernah diragukan. Two Word dan I Can Hear Your Voice adalah drakor favoritnya yang perankan oleh lelaki itu.

Fay baru memencet tombol power saat mendengar dering telepon. Ia bangkit menuju ranjang untuk mengambil ponselnya yang tergeletak.

Kontak mamanya muncul di layar. Fay sempat menimang sebelum memutuskan menerima panggilan tersebut. Menarik napas dalam, ia memulai pembicaraan. "Assalamu'alaikum, Ma?"

"Wa'alaikumsalam, Fay. Gimana kabar kamu?" tanya sang mama dengan nada suara lembut.

"Alhamdulillah baik. Mama sendiri gimana?" Gadis itu bertanya balik. Mamanya memang selembut ini, tapi akan berubah menjadi keras saat Fay menentang kehendak yang menurutnya baik.

Cutie Fay (Pre Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang